Selasa, 29 November 2016

Ezra - Novel Singkat bagian 10-11 (Novel by Aula Nurul)

Sudah ada belasan motor berjejer untuk bertanding. Tapi ini bukan pertandingan seperti yang muncul di televisi atau seperti di film-film. Ini hanya pertandingan yang selalu membuat petugas keamanan kesal karena lagi-lagi mereka dan mereka.

“Apa yang dipertaruhkan?” tanya Ezra pada seorang temannya, “kalau gak sebanding, gue mundur.” Senyum sinisnya terpancar jelas, “jelaskan apa itu?”

Mereka saling pandang. Ezra curiga. Kemudian muncul seorang gadis bergaun putih disana. Gadis yang benar-benar sangat dikenal Ezra. Ia berdiri ditengah-tengah mereka sambil tersenyum manis. Rambut panjangnya berkibar-kibar akibat hantaman angin malam.

“Ayo,” ucap lawannya, “taruhan yang menyenangkan.”

Merasa tertantang, Ezra setuju. Kemudian beberapa menit berlalu, pertandingan dimulai. Sepanjang lintasan, kepala Ezra berputar-putar wajah gadis bergaun putih tersebut. ‘Alellika’ sebutnya dalam hati.

Sedang di tempat lain, disebuah apartemen, Eun Si sedang fokus pada lukisannya. Namun, berkali-kali ia fokus, sebanyak itu juga ia gagal. Seberapa pun ia berusaha melukis, tangannya selalu tak bisa mengikuti kemauannya. ‘Ezra?’ ia mendesah lelah dan menyebut nama Ezra beberapa kali tapi pikirannya kacau.

Oppa,” Eun Si melihat kakak kandungnya yang sedang membaca dukumen ditangan. Ia meminta izin untuk pergi keluar mencari Ezra. Kakaknya hanya melemparnya dengan senyum sinis, “thanks,” ia berlari keluar kemudian memencet tombol lift. Segera pergi untuk melacak keberadaan Ezra.

Eun Si berhasil mendapatkan tempat dimana pacaranya berada. Tak menunggu waktu lama. Ia tiba disana. Tapi, yang ia temukan justru teman-teman baik Ezra. Orang yang ia cari tidak ada disana.

“Eun Si?” seorang cowok menghampirinya. Ia membuka topi. Eun Si mengenali cowok itu sebagai teman sebangku Ezra sebelum ia yang duduk disana, “Ezra...,” mata Eun Si mendapati handphone Ezra ditangannya, “sebentar lagi selesai. Kamu datang untuk mendukungnya?” tanyanya, Eun Si menggeleng, “lalu?” cowok itu sedikit khawatir apalagi ada Allelika disana.

“Bosan. Aku bosan. Kakakku datang hanya untuk urusan bisnis. Sangat membosankan.” Jelas Eun Si, “apa yang dilakukan Ezra sekarang? Dia tidak pernah menceritakan hal ini padaku.”

Teman-teman Ezra yang lain saling pandang mendengar Eun Si bicara. Mereka tak tahu harus merespon apa. Sedang diseberang sana, musuh-musuh Ezra melambaikan tangan pada Eun Si. Karena tak tahu apapun, Eun Si ikut melambaikan tangan sebagai sopan santun.

“Itu! Itu Ezra!” orang-orang langsung berkumpul. Melihat motor Ezra memimpin. Sedang Eun Si jauh dibelakang mereka. Ia masih berpikir untuk apa Ezra melakukan semua ini, “akhirnyaaa!”

Mereka berteriak. Kemenangan. Bahkan langsung mengangkat tubuh Ezra. Musuh mereka mengepalkan tangan. Marah. Ezra diturunkan. Ia menghampiri seorang gadis, Allelika. Ia belum menyadari ada Eun Si disana.

“Dengan begini, artinya, kamu gak ada hubungan apapun dengannya,” ucapnya pada Allelika sambil melirik musuh sekaligus pacar Allelika. Taruhan ini adalah mengenai Allelika. Jika Ezra menang, maka Allellika bisa putus dengan pacarnya, “aku melakukan ini untuk kamu,” senyum Ezra mengembang. Para musuhnya pergi begitu saja. Ia pun memeluk Allelika.

Ezra memandangi teman-temannya. Mengatakan kalau malam ini mereka harus merayakan kemenangan tapi teman-teman Ezra diam. Hening. Curiga dengan sikap teman-temannya, Ezra melihat sekitar. Kemudian, ia menemukan Eun Si berdiri mematung, “E...Eun Si?”

Oppa!” mata Eun Si berkaca-kaca. Ia memang tidak tahu siapa Allelika dan apa yang membuat Ezra melakukan semua ini. Tapi ia melihat ketulusan dimata Ezra, “Oppa, ayo pergi dari sini.” Ajak Eun Si. Teman-teman Ezra mengangguk tapi Ezra justru menolak, “benarkah?” Eun Si kesal tapi ia tidak bisa marah. Yang dapat ia lakukan hanya pergi dari sana secepat mungkin. Ia tak ingin tangisnya pecah didepan banyak orang.

**

Kakak kandung Eun Si naik darah melihat adiknya tak juga berhenti menangis. Ia sudah memperkirakan kalau Eun Si akan terluka jika mengenal Ezra lebih jauh.

“Tapi, aku mencintainya!” Eun Si mengamuk. Kakaknya tidak tahu apa yang Eun Si katakan karena ia benar-benar tidak mengerti bahasa Indonesia, “menyebalkan!”


Ia menulis sesuatu diatas secarik kertas dan dibawahnya ada paspor. Tertulis jika 2 minggu lagi Eun Si bisa pulang. Tapi, jelas Eun Si menolak. Ia ingin disini, “Indonesia indah. Jika bukan karena Ezra, aku ingin karena teman-temanku disini.” Ucapnya yang jelas tidak dimengerti kakaknya. Eun Si ingin memiliki teman disini dan ia sudah mendapatkan beberapa.

Tidak ada komentar:

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...