Rabu, 26 Oktober 2022

Earning Per Share

a.     Definisi Earning Per Share

Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimilikinya (Irham, 2011). Dengan demikian Earning Per Share (EPS) merupakan besaran pendapatan yang diterima oleh para pemegang saham dari setiap lembar saham biasa yang beredar dalam periode tertentu. Dapat disimpulkan bahwa Earning Pershare (EPS) merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham dan mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemegang saham.

Secara umum Earning Pershare (EPS) atau laba per lembar saham diartikan sebagai tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau Earning Pershare (EPS) diperoleh dari laba periode berjalan yang dicetak oleh perusahaan dibagi dengan jumlah saham tercatat di Bursa Efek Indonesia. Rasio ini sering digunakan oleh investor ataupun calon investor untuk menganalisas kemampuan perusahaan untuk mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki atau laba per lembar saham.

Investor dalam melakukan investasi di pasar modal membutuhkan ketelitian dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan saham. Penilaian saham secara akurat dapat meminimalkan resiko agar tidak salah dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, investor perlu menganalisis kondisi keuangan perusahaan untuk pengambilan keputusan dalam melakukan investasi saham. Untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan, investor dapat melakukannya dengan menghitung rasio keuangan perusahaan yaitu Earning Per Share (EPS).

b.     Penilaian Earning Per Share

Angka laba per lembar saham (Earning Per Share) diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah memahami laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan laporan rugi laba. Neraca manunjukkan posisi kekayaan, kewajiban finansial dan modal sendiri pada waktu tertentu. Laporan rugi laba menunjukkan berapa penjualan yang diperoleh, berapa biaya yang ditanggung dan berapa laba yang diperoleh perusahaan pada periode waktu tetentu (biasanya selama 1 tahun). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Solvabilitas (Debt to Equity Ratio)

a. Pengertian Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan perusahan untuk mengembalikan pinjaman atau melunasi utang yang diberikan oleh kreditor baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Umumnya, solvabilitas jangka pendek biasanya akan diukurdan dibandingkan dengan asset lancar. Sedangkan solvabilitas jangka panjang, maka pendapatan akan menjadi poin penting dalam pengukuran tersebut.

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang akan menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Rasio ini juga akan memperlihatkan bagaimana pendanaan perusahaan yang berasal dari internal maupun eksternal serta sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Dapat dikatakan juga bahwa solvabilitas akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvable apabila perusahaan tersebut mempunyai aset yang cukup untuk membayar semua hutangnya (Kasmir, 2015).

Dalam rasio solvabilitas ini, menyiratkan tiga hal penting. Pertama, dengan menaikkan dana melalui utang, pemilik dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas. Kedua, kreditor mensyaratkan adanya ekuitas, atau dana yang disediakan oleh pemilik (owner supplied funds), sebagai marjin pengaman, jika pemilik dana hanya menyediakan sebagian kecil dari pembiayaan total, risiko perusahaan dipikul terutama oleh kreditornya. Ketiga, jika perusahaan memperoleh tingkat laba yang lebih tinggi atas dana pinjamannya daripada tingkat bunga yang dibayarkan atas dana tersebut, maka pengembalian atas modal pemilik diperbesar, atau “diungkit”.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, sampai pada pemahaman penulis bahwa solvabilitas atau leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam membiayai aset yang dimiliki dengan menggunakan pinjaman dan bagaimana perusahaan tersebut memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam pembayaran pinjaman. Perusahaan yang tidak mempunya leverage berarti menggunakan modal sendiri 100% untuk kegiatan perusahaannya.

 

b. Tujuan dan Manfaat Solvabilitas

Dalam perusahaan, memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah menggunakan beberapa perhitungan. Seperti diketahui bahwa pengguaan modal sendiri atau dai modal pinjaman akan memberikan dampak tertentu bagi perusahaan. Pihak manjemen harus pandai mengatur rasio kedua modal tersebut. Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan guna menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Namun, semua kebijakan ini tergantung dari tujuan perusahaan secara keseluruhan (Kasmir, 2015).

Tujuan dari solvabilitas digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajibannya kepada pihak lain atau kreditor dan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap seperti angsuran pinjaman termasuk bunga. Selain itu, solvabilitas dalam perusahaan dapat digunakan dalam menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal dan  menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Kemudian, digunakan juga dalam kaitannya  menilai atau mengukur seberapa bagian dari setiap rupiah atas modal sendiri yang telah dijadikan jaminan dalam hutang dan menilai berapa besarnya dana pinjaman yang akan segera ditagih.

Sementara itu manfaat solvabilitas sebagai salah satu dasar untuk menganalisa kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya, menganalisis kemampuan perusahaan dalam hal memenuhi kewajibannya yang bersifat tetap seperti angsuran pinjaman termasuk bunga, dan menganalisa seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Selain itu, manfaat dari solvabilitas juga untuk menganalisa besarnya utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktivanya, menganalisis atau mengukur berapa banyak bagian dari setiap rupiah atas modal sendiri yang telah dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang, dan menganalisis berapa banyak dana pinjaman yang akan segera ditagih (Kasmir, 2015).

c.      Metode Pengukuran Solvabilitas

Salah satu jenis rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan adalah rasio solvabilitas yangmana terdapat beberapa jenis mulai dari debt to asset ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, times interest earned, dan fixed charge coverage. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti akan menggunakan debt to equity ratio.  Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang membicarakan mengenai keputusan pendanaan perusahaan. Keputusan tersebut akan terkait dengan keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahan. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan (internal financing) dan dari luar perusahaan (eksternal financing). Modal internal berasal dari laba ditahan, sedangkan modal eksternal dapet bersumber dari modal sendiri dan melalui hutang. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio leverage (solvabilitas) yang mengukur perbandingan antara modal eksternal dengan modal sendiri. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rumus dari Debt to Equity Ratio adalah (Kasmir, 2015):

Dalam debt to equity ratio perlu membagi total utang dengan total ekuitas. Dengan hal tersebut maka investor akan mengetahui perbandingan modal eksternal denga modal sendiri.

           Berikut yang termasuk akun-akun dalam kategori liabilitas jangka pendek, antara lain :

-        Utang bank jangka pendek

-        Utang usaha terdiri dari ; pihak berelasi dan pihak ketiga

-        Utang lain-lain –pihak ketiga

-        Utang pajak

-        Utang akrual

-        Bagian pinjaman bank jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun

-      Bagian utang obligasi jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun

      Berikut yang termasuk akun-akun dalam kategori liabiltas jangka panjang, antara lain :

-      Liabilitas pajak tangguhan

-        Pinjaman jangka panjang

-        Liabilitas sewa

-        Utang obligasi jangka panjang

-        Liabilitas imbalan kerjajangka panjang

                     Berikut yang termasuk akun-akun dalam kategori ekuitas, antara lain :

-        Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang teriri dari; modal saham, modal dasar dan modal ditempatkan & disetor

-     Tambahan modal disetor

-        Saldo laba terdiri dari ; ditentukan penggunaanya dan belum ditentukan penggunaannya

-        Selisih kurs

 

Profitabilitas

 

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Laba tersebut diperoleh dari modal yang dimilikinya. Profitabilitas sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan usahanya dengan efisien. Efisiensi sebuah usaha baru dapat diketahui setelah membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal.

Rasio profitabilitas merupakan rasio perbandingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari pendapatan terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan pengukuran tertentu. Rasio ini dapat digunakan untu kinerja suatu perusahaan yang dalam hal ini pasti berorientasi pada profit motif atau keuntungan yang diraih oleh perusahaan tersebut. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai laba. Laba bisa diartikan sebagai pendapatan operasi perusahaan setelah dikurangi biaya bunga dan pajak. Hal tersebut memperlihatkan jika sasaran yang akan dicari dalam profitabilitas adalah laba perusahaan. Rasio profitabilitas akan dapat mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas perusahaan maka akan semakin baik dalam menggambarkan kemampuan atas tingginya perolehan laba perusahaan (Hadi, 2018).

a.     Jenis Profitabilitas

Jenis profitabilitas terbagi menjadi tiga yaitu profit margin, Return On Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE). Profit Margin akan menggambarkan efisiensi suatu perusahaan dalam menghasilkan lama. Angka dari profit margin menunjukkan bersarnya persentasi pendapatan bersih yang dapat diperoleh setiap penjualan. Semakin besar atau tinggi maka akan semakin baik karena dianggap sebagai kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba juga tinggi (Tyas, A.R et al., 2016). Return on Asset atau ROA merupakan rasio yang akan menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin baik karena aktiva lebih cepat berputar dan meraih lama. Return on Equity atau ROE merupakan rasio yang menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukut dari modal pemilik dimana semakin besar maka semakin baik (Suwiknyo, 2010). Namun dalam penelitian ini akan menggunakan Return on Asset karena akan melihat perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan.

b.     Tujuan Penggunaan Rasio Profitabilitas

Tujuan dari digunakannya rasio profitabilitas bagi perusahaam ataupun pihak luar adalah untuk mengukur dan menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Selain itu, rasio tersebut dapat digunakan dalam menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang sehingga dapat menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu dan juga untuk membandingkan perusahaan lainnya, baik sejenis maupun beda. Terlebih, rasio tersebut akan memperlihatkan besarnya laba perusahaan sesudah pajak dengan modal sendiri dari dapat mengukut produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri (Kasmir, 2015). Rumus rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:

 

                Berikut yang termasuk akun-akun dalam kategori laba bersih setelah pajak,  antara lain :

-        Penjualan bersih                          

-        Beban pokok penjualan 

-        Beban usaha yang terdiri dari; beban penjualan dan beban umum dan administrasi

-     Penghasilan (Beban) lain-lain yang terdiri dari; beban bunga, laba (rugi) selisih kurs  mata uang asing–bersih, penghasilan bunga, keuntungan penjualan aset tetap, dan lain-lain –bersih

-        Beban (Penghasilan) pajak yang terdiri dari; pajak kini dan pajak tangguhan

 

Kemudian, pada total asset untuk mengetahui return on asset yang merupakan jumlah keseluruhan asset dari perusahaan yang terdiri dari asset lancer dan asset tidak lancar. Aset lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang dapat langsung diubah menjadi kas sepanjang siklus operasi perusahaan. Berdasarkan PSAK 1, suatu entitas akan mengklasifikasikan suatu objek sebagai aset lancar jika entitas mengharapkan akan merealisasikan aset atau bermaksud untuk menjual ataupun menggunakannya dalam siklus operasi normal. Kemudian, entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan dan merealisasikan aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan. Selain itu dalam aset lancar terdapat kas atau setara kas seperti uang yang dijatakan dalam PSAK 2, kecuali asset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Biasanya, kelasfikasi asset lancar berupa kas, setara kas, efek piutang, detivatif, persediaan, dan bebas diterima dimuka.

Asset tidak lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang diharapkan dapat memberikan manfaat pada perusahaan selama periode atau melebihi periode. Menurut PSAK 16 asset tidak lancar adalah asset beerwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Asset tidak lancar mencakup properti, pabrik, peralatan, asset tidak berwujud, investasi dan beban-beban yang ditangguhkan. Dalam penelituan ini yang dimaksudnkan total asset adalah asset lancar.

 

c.      Fungsi Profitabilitas

Profitabilitas yang digunakan sebagai kriteria penilaian hasil operasi  perusahaan mempunyai manfaat yang sangat penting dan dapat dipakai. Profitabilitas memiliki fungsi sebagai analisa kemampuan kemampuan menghasilkan laba ditunjukkan untuk mendeteksi penyebab timbulnya laba atau rugi yang dihasilkan oleh suatu objek informasi dalam periode akuntansi tertentu  (Mahendra, 2015).

Profitabilitas dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan kriteria yang sangat diperlukan dalam menilai sukses suatu perusahan dalam hal kapabilitas dan motivasi dari manajemen. Selain itu, profitabilitas merupakan suatu alat untuk membuat proyeksi laba perusahaan karena menggambarkan korelasi antara laba dan jumlah modal yang ditanamkan dan  merupakan suatu alat pengendalian bagi manajemen, profitabilitas dapat dimanfaatkan oleh pihak intern untuk menyusun target, budget koordinasi, evaluasi hasil pelaksanaan operasi perusahaan dan dasar pengambilan keputusan.

Harga Saham

 

Harga saham merupakan harga penutupan pasar saham selama periode pengamatan tiap-tiap jenis saham yang dijadikan sampel dan pergerakannya diamati oleh investor.  Harga saham merupakan harga jual dari investor yang satu kepada investor yang lain setelah saham tersebut dicantumkan di bursa. Kemudian, dapat dikatakan juga bahwa harga saham merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan (Munggaran et al., 2017).

Dalam bursa efek, harga saham ditentukan oleh pelaku pasar, permintaan, dan penawaran saham yang bersangkutan. Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.

Pada pasar perdana, harga saham akan menunjukkan harga penjualan pada perusahaan yang akan go public atau harga penawaran saham saat initial public offering dilakukan yang biasanya dipengaruhi oleh kondisi pasar, besar kecilnya permintaan, serta kondisi fundamental perusahaan yang akan go public. Kemudian, pada pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan ataupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan (demand) dan penawaran (supply) atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik faktor yang sifatnya spesifik atas saham tersebut seperti kinerja perusahaan serta industri di mana perusahaan tersebut bergerak, maupun faktor yang sifatnya makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial dan politik, maupun rumor-rumor yang berkembang (Mar'ati, 2019).

Harga saham dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu harga saham nominal, harga saham perdana, dan harga pasar (Griffin, 2007). Harga nominal saham merupakan harga yang tercantum pada lembar saham yang diterbitkan dan digunakan dengan suatu tujuan akuntansi yaitu mencatat modal disetor penuh. Sedangkan harga saham perdana atau harga penawaran umum atau harga saham perdana pada pasar perdana belum tentu sama dengan harga nominal saham. Jika harga saham perdana lebih tinggi dari harga nominal, akan ada selisih yang disebut dengan agio (premium). Sebaliknya jika harga perdana lebih rendah dari harga nominal, selisih tersebut adalah disagio (discount). Kemudian, pada harga pasar sendiri merupakan harga saham di bursa efek pada saat itu.


Sumber: Berbagai sumber

Saran : Silahkan membaca jurnal relevan agar mendapatkan sumber yang lebih dapat dipercaya

Saham

 

Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan sehingga para pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (Efendi & Ngatno, 2018). Para pemegang saham juga berhak memperoleh deviden yang dibagikan oleh perusahaan. Sebaliknya, pemegang saham pun turut menanggung resiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut (Prasetyo, 2017).

Saham merupakan sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan atas perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas keuntungan dan aktiva perusahaan. Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan bagian dari kepemilikan perusahaan, jika para investor berinvestasi dengan membeli saham berarti investor tersebut membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut, dan investor tersebut berhak atas keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam bentuk dividen. Selain deviden, investor dalam melakukan investasi saham akan memperoleh capital gain atas saham yang dibelinya pada suatu emiten (perusahaan) tertentu (Brilliand et al., 2016). Hal tersebut menunjukkan bahwa saham menjadi bagian penting dalam perusahaan karena dapat menambah investor, namun dengan kepemilikan saham oleh investor artinya investor akan turut menanggung risiko apabila terjadi kebangkrutan perusahaan. Dalam hal kepemilikan saham, para pemegang saham berhak menentukan arah kebijakan perusahaan selain meraih deviden maupun capital gain. Keadaan demikian memperlihatkan bahwa memiliki saham atas suatu perusahaan tertentu menjadi salah satu bentuk investasi yang dapat memberikan keuntungan sekaligus berani menanggung risiko atas saham yang dimiliki.

Modal saham adalah unit kepemilikan dalam sebuah perusahaan, sebagai bukti kepemilikan atas saham, perseroan terbatas menerbitkan sertifikat sahamnya. Saham yang dikeluarkan perusahaan merupakan bukti pembayaran pemegang saham kedalam perusahaan. Jumlah yang terakumulasi dalam perusahaan dinamakan dengan nama modal saham. Perwakilan kepemilikan seseorang didalam suatu perseroan terbatas tercermin dalam sedikit banyaknya lembar saham yang dimiliki. Semakin banyak lembar saham yang dimiliki akan semakin besar derajat kepemilikannya.

Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya jumlah saham yang dimiliki. Dividen yang dibagikan perusahaan ada 2 macam yaitu dividen tunai dan dividen saham. Dividen tunai merupakan dividen yang berikan kepada setiap investor berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap lembar saham yang dimiliki. Sedangkan dividen saham merupakan dividen yang diberikan kepada setiap pemegang saham berupa sejumlah saham dengan rasio (dividen saham : saham yang dimiliki investor), misalnya diberikan 1 lembar dividen saham untuk setiap 1 lembar saham yang dimiliki investor) sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual yang dimana harga jual lebih tinggi daripada harga beli (untung). Capital gain terjadi di perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Misalnya seorang pemodal membeli saham pada pagi hari dan kemudian menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan.

Capital Loss merupakan kondisi dimana seorang investor yang mengalami kerugian dikarenakan menjual saham dengan harga lebih rendah dibanding dengan harga beli. Hal yang dilakukan investor ini dilakukan untuk mencegah potensi kerugian yang semakin besar seiring dengan adanya penurunan harga sahan (cut loss).

Saham memberikan peluang keuntungan dan potensi resiko yang tinggi. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbalan hasil atau capital gain yang besar dalam waktu singkat. Namun seiring berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya mekanisme pasar atau mekanisme perdagangan.


Sumber: Berbagai sumber.

Untuk sumber yang baik maka sebaiknya cek jurnal terakreditasi. Tks

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...