Jumat, 15 November 2019

Halal Tourism Sebagai Konsep Pariwisata Baru Untuk Mengembangkan Pariwisata Nasional


Oleh
Aula Nurul Ma’rifah

Dalam industri pariwisata yang semakin berkembang dari waktu ke waktu, halal tourism muncul sebagai sebuah konsep bisnis baru yang ditujukan tidak hanya untuk wisatawan Muslim namun untuk semua agama, suku, dan kebudayaan yang berbeda.
Mungkin sebagian orang akan berpikir bahwa halal tourism ditujukan untuk muslim semata namun persepsi tersebut merupakan sebuah persepsi yang salah. Kenyataannya, halal tourism merupakan sebuah konsep pariwisata yang ramah untuk semua agama, suku, dan budaya walaupun tetap mengedepankan nilai-nilai ke-Islaman. Hal ini karena konsep halal tourism merupakan sebuah konsep yang didalamnya menyangkut makanan, minuman, hotel, pelayanan, destinasi, dan lain sebagainya yang didalamnya tidak bertentangan dengan nilai-nilai Syariah. Hal itu berupa bagaimana produk pariwisata mampu untuk menyediakan makanan dan minuman yang terjamin kualitas halalnya, produk pariwisata seperti hotel dan destinasi wisata memberikan kemudahan akses untuk beribadah wajib (sholat) para wisatawan Muslim, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan hal-hal wajib bagi seorang Muslim.
Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah dengan mengutamakan wisatawan Muslim menjadi sebuah penghalang untuk wisatawan non-Muslim berkunjung ke destinasi wisata? Tentu tidak. Konsep halal tourism memberikan segala bentuk kenyamanan untuk semua wisatawan temasuk wisatawan non-Muslim. Wisatawan Muslim yang ingin melakukan ibadah wajibnya seperti sholat, dapat mendatangi tempat yang sudah disediakan oleh pengelola produk pariwisata baik hotel, restoran, destinasi, dan lain sebagainya. Sedangkan wisatawan non-Muslim dapat menerima segala bentuk fasilitas dan kenyamanan yang sama pada destinasi wisata yang sama. Bukankah ini menunjukkan bahwa halal tourism sangat ramah bagi semua lapisan masyarakat dengan latar belakang agama yang berbeda?
Jika terdapat isu-isu yang menjadikan agama dipetakan bahkan menjadi isu pemicu konflik, halal tourism menjadi sebuah konsep untuk membawa perdamaian. Jika pariwisata halal masih dianggap sebagai sebuah wisata religi umat muslim, maka perlu diadakan literasi mengenai konsep halal tourism tersebut. Mungkin kata ‘halal’ menjadi sebuah kata yang seolah-olah ditujukan untuk Muslim semata namun, apakah makanan halal tidak dapat dikonsumsi non-Muslim? Tentu bisa. Hal serupa juga terjadi pada halal tourism.
Halal tourism merupakan sebuah konsep yang didalamnya terdapat banyak sekali produk pariwisata mulai dari airport, hotel, resort, biro perjalanan, website trabel, destinasi bulan madu, destinasi wisata halal, destinasi kuliner halal, destinasi budaya, destinasi sentra kuliner halal, restoran halal, kuliner halal, bahkan hingga pusat belanja yang raqmah wisatawan muslim. Melihat hal ini, bukankah konsep halal tourism begitu luas?
Setiap lokasi yang termasuk dalam halal tourism merupakan lokasi yang dapat memudahkan umat Muslim melakukan ibadahnya terutama ibadah wajib. Tentu hal ini menjadi sebuah peluang untuk menarik wisatawan Muslim berkunjung pada suatu destinasi karena kemudahan beribadahnya serta menarik wisatawan non-Muslim karena keunikan destinasi wisata tersebut. Artinya, halal tourism muncul sebagai suatu peluang bagi negara Muslim maupun non-Muslim karena konsep ini mampu menyerap wisatawan berbagai latar belakang agama yang berbeda.
Di Indonesia sendiri, halal tourism menjadi suatu bagian dari industri pariwisata dengan ditunjukkannya bahwa Indonesia meraih berbagai penghargaan pada World Halal Travel Award 2015 dengan penghargaan world best halal honeymoon destination, world best family hotel, dan world’s best halal tourism destination serta mendapatkan 12 buah penghargaan pada World Halal Tourism 2016. Dari sekian banyaknya penghargaan yang telah didapatkan Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan potensi halal tourism yang cukup tinggi bahkan konsep ini dirasa mampu untuk menyerap banyak wisatawan mancanegara.
Pada tahun 2016 sendiri, terdapat 113 produk pariwisata nasional yang telah terpilih dalam sebuah Kompetisi Pariwisata Halal Tingkat Nasional yang penilaiannya mulai dari profile, key achievment, dan unique characteristics dengan tim penilai yang kompeten dibidangnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan pariwisata halal dilakukan dengan sangat hati-hati sehingga konsep tersebut benar-benar ramah bagi wisatawan Muslim dalam melakukan ibadahnya serta memberikan kenyamanan berwisata untuk wisatawan non-Muslim.
Akan tetapi, guna membuat masyarakat mengerti bahwa pariwisata halal tersebut ditujukan untuk semua masyarakat dengan latar agama yang berbeda diperlukan sebuah literasi. Hal ini guna mengubah persepsi sebagian masyarakat masih menganggap bahwa pariwisata halal hanya untuk Muslim. Sebagai contoh, Candi Borobudur yang merupakan sebuah candi untuk umar Non-Muslim telah menjadi salah satu daya tarik dari halal tourism karena kemudahannya wisatawan Muslim melakukan ibadah serta kesopanan setiap pengelola dan pengunjung dalam berpakaian. Bukankah pada dasarnya candi borobudur identik dengan identitas agama lain? Mengapa hal ini menjadi salah satu daya tarik halal tourism? Tentu hal ini menjadi sesuatu yang unik dan menarik. Artinya, halal tourism bukan sebuah wisata yang identik dengan kebudayaan Islam semata namun bagaimana sebuah pariwisata tidak bertentangan dengan Syariat Islam terutama dalam ibadah wajibnya.
Melihat hal ini menunjukkan bahwa halal tourism memberikan sebuah peluang bagi Indonesia untuk menunjang pariwisata nasional terlebih Indonesia merupakan negara dengan mayoritas Muslim sehingga mengembangkan halal tourism menjadi sebuah peluang besar. Tidak hanya itu, keberadaan umat Muslim dunia yang tinggi juga menjadi sebuah peluang untuk menarik wisatawan mancanegara sehingga pada akhirnya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional dari sektor pariwisata dan sektor-sektor yang terkena dampaknya dari pariwisata. Artinya, keberadaan halal tourism merupakan sebuah bentuk pariwisata baru yang mampu untuk menunjang perekonomian nasional dan menarik minat wisatawan baik wisatawan Muslim maupun non-Muslim serta wisatawan mancanegara dan wisatawan nasional.

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...