Sabtu, 27 Mei 2017

Keberagaman Seksualitas Dalam Perilaku Menyimpang

Isu-isu belakangan mengenai keberagaman seksualitas ramai menjadi sorotan dan perbincangan publik. Sebelumnya, isu seperti ini sudah sering terdengar dipenjuru dunia terutama pada adanya keberagaman seksualitas yang menyimpang. Hal ini pun terjadi di negara tercinta kita, Indonesia.
Belum lama ini, muncul pemberitaan tentang adanya pesta seks yang berisikan kaum pria atau sebut saja kaum homo. Pesta sex yang sejatinya memang tidak dapat dibenarkan merupakan suatu pelanggaran yang tidak pantas untuk diberi ruang. Terlebih, pesta seks yang belakangan menjadi perbincangan bahkan meresahkan sebagian masyarakat akan masa depan bangsa tersebut merupakan sesuatu yang menyimpang karena selain adanya pesta seks, pelakunya adalah kaum sesame jenis.
Adanya perilaku seks yang dilakukan sesama jenis ini dianggap masyarakat sebagai perilaku menyimpang dan dapat merusak generasi penerus bangsa. Akan tetapi, ada sebagian yang beranggapan bahwa ini adalah keberagaman dan pilihan yang harus dihormati. Ini perlu digarisbawahi. Benar, setiap pilihan individu harus dihormati karena setiap individu memang memiliki hak tersebut tapi, apakah setiap pilihan tersebut dapat diterima oleh masyarakat luas?  Apakah pilihan itu menimbulkan hal positif bagi masyarakat luas dan penerus bangsa? Dan apakah agama, hukum, serta budaya mengizinkan atau melegalkan hal tersebut?
Memang, di beberapa negara, sudah ada yang melegalkan pernikahan sesame jenis dan tentu saja ini dapat dilihat sebagai langkah penting dalam hal pengakuan terhadap LBGT. Sebagai contoh di Amerika Serikat yang tentu saja menimbulkan pro dan kontra. Ini karena banyak masyarakat yang beranggapan bahwa ini tidak benar namun sebagian lagi menyatakan itu hak yang harus di hormati sebagaimana hak-hak lainnya.
Anggapan seperti ini bahwa pilihan tersebut merupakan hak yang harus dihormati membuat kaum LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) mulai berani muncul ke permukaan secara lebih lantang. Adanya kelompok-kelompok tertentu baik kelompok lesbian, homoseksual, transgender, dan kelompok sejenis lainnya yang  mulai bermunculan kepermukaan membuktikan bahwa mereka lebih berani. Bahkan, ada sebagian kecil yang berani melantangkan suaranya secara terang-terangkan ke publik bahwa LGBT bukanlah perilaku yang salah. Ada sebagian yang mengatakan bahwa kaum ini tidak merugikan orang lain, tidak mengganggu orang lain, bahkan ada yang berkata hal ini alamiah untuk menyukai orang lain. Benarkah hal ini?
Jika benar, mengapa banyak masyarakat yang tidak setuju akan tersebut? Bahkan, LBGT ini adalah tindakan yang dapat menyebabkan institusi kekeluargaan runtuh dan musnah. Dan jika benar tidak mengganggu orang lain, bukankan perilaku mereka dapat menjadi contoh pada generasi penerus atau bahkan anak-anak yang tidak mengerti akan beranggapan ini benar kemudian diwaktu dewasa melakukan hal serupa. Dan jika berkata ini alamiah, apakah menyukai sesama jenis alamiah dari lahir? Ini membuktikan ada sesuatu yang salah dalam pemikiran ini ini. Jelas, hal ini merugikan orang lain dan meresahkan masyarakat.
Budaya di Indonesia tidak membernarkan hal ini. Tidak ada satupun kebudayaan di Indonesia yang membenarkan prilaku menyimpang seperti ini karena ini tentu akan merusak generasi penerus bangsa. Namun, belakangan, mungkin karena mulai adanya pergeseran budaya, sudah ada yang membenarkan hal tersebut sehingga kaum LBGT merasa ada ruang atau celah untuk masuk kedalamnya.
Ini perlu disoroti lebih dalam dan dikritisi. Perlu dilihat sisi-sisi negative adanya LBGT yang mulai terang-terangan menunjukkan jati dirinya. Sejujurnya, pelaku LBGT tidak sepenuhnya salah karena adakalanya pelaku tidak mengerti sama sekali mengenai hal ini. Kenapa? Ini karena ada kalanya perilaku menyimpang tersebut muncul ketika mereka anak-anak dan melihat tindakan menyimpang sehingga menurut mereka hal ini wajar atau dapat dikatakan bahwa mereka menjadi korban perilaku menyimpang tersebut.  Bahkan kemungkinan, ada anak dibawah umur yang mungkin sudah membenarkan atau menjadi pelaku LBGT.  Hal ini seperti perilaku menyimpang pedofilia dimana korban akan menjadi pelaku dimasa yang akan datang jika dibiarkan begitu saja tanpa penanganan yang tepat.
Apakah mereka (pelaku LBGT) salah? Mungkin salah, mungkin juga tidak sepenuhnya salah karena bisa saja lingkungan yang salah lah yang membuat mereka seperti tersebut dan tidak adanya pengawasan yang ketat akan meluasnya hal tersebut. Ada kalanya juga mereka memiliki alasan lain seperti faktor keterpaksaan karena sudah terlanjur terjun ke dalamnya, kekurangpengetahuan baik dari segi ilmu pengetahuan maupun agama serta lingkungan dimana lingkungan tersebut melegalkan atau membenarkan hal tersebut.
Mengapa saya katakan kalau mereka ‘mungkin’ salah, karena kita juga bisa salah. Kenapa? Dengan berdiam diri dan tidak memberikan suara seolah kita membiarkan kaum tersebut untuk menunjukkan siapa mereka dan seolah mendukung. Hal inilah yang perlu kita lihat bahwa kita juga salah jika tidak memberikan suara sehingga pelaku merasa aman-aman saja untuk menyuarakan kalau tindakan mereka benar.
Kemudian, selain tidak berdiam diri dan memberi suara. Ada baiknya juga, saya, kita, dan masyarakat merangkul kaum LBGT untuk ditunjukkan jalan yang benar. Mengarahkan mereka kalau tindakan mereka salah. Mengarahkan mereka kalau tindakan mereka tidak dapat dibenarkan karena dapat merusak tatanan kekeluargaan, merusak penerus bangsa, bahkan merusak diri mereka sendiri karena dapat menimbulkan penyakit maupun merusak kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan untuk mengurangi atau memberantas LBGT dengan cara yang baik bukan dengan mencemooh atau menghinanya.
 Mencemooh maupun menghina kaum LBGT dapat dikatakan hal yang salah karena jika seperti itu, mereka seolah terisolasi dan enggan untuk berbaur dengan masyarakat luas untuk memperbaiki diri. Mereka mungkin takut jika mereka ingin berubah justru mendapat cacian, makian, atau hinaan karena mereka mantan LBGT. Inilah yang membuat kita seharusnya mengajak mereka untuk merubah, mengulurkan tangan kita untuk membawa mereka ke arah yang lebih baik, dan mengajak mereka untuk sama-sama menyuarakan bahwa tindakan LBGT tidak dibenarkan, bukan mencemoohnya.
Dilain sisi, hal yang paling penting adalah, menurut saya tidak ada satupun agama yang membenarkan tindakan ini. Tidak ada satupun agama yang membenarkan hubungan sesama jenis sehingga dapat dikatakan orang yang kurangnya pengetahuan agama bahkan orang yang tidak beragamalah yang membenarkan hubungan sejenis ini.
Ini membuktikan bahwa perilaku LBGT bukanlah perilaku yang dapat dibenarkan dalam berbagai sisi. Justru, hal ini salah jika dilihat dari berbagai kacamata. Namun, bukan dalam arti kita dapat menghina kaum atau pelaku LBGT tapi kita bersama-sama membawa mereka ke jalan yang benar. Ke jalan yang dibenarkan oleh agama, budaya, hukum, dan lain sebagainya sehingga mereka menjadi manusia yang bermoral dan dapat hidup normal dalam masyarakat luas.

Oleh Aula Nurul M


*) Ada yang mau ngasih saran lagi gak, gue merasa tulisan ini belum selesai. Dan rasanya mungkin ada kata-kata yang salah.


Misalkan

MISALKAN

Beberapa orang mengatakan hal-hal negatif tentang seseorang pada saya. Saya bisa saja percaya tapi saya tidak berpikir negatif selama apa yang dikatakan orang-orang tidak saya temukan dalam dirinya atau tidak saya lihat secara langsung.

Tapi kadang, berpikir positif tentang orang lain dan terus berpikir positif juga menyakitkan kalau yang membicarakan hal negatif lebih banyak. Jalan keluarnya? Tanyakan langsung. Kalau gak bisa terucap untuk bertanya langsung, cari tahu sendiri. Dan siap-siap kalau konsekuensinya seperti yang dibicarakan orang lain.

Ini hanya misalkan.
Saya tidak membicarakan siapapun.

Tapi adakalanya, ada yang tetap berpikir positif tentang apapun itu sekalipun dia melihat seseorang yang dikenalnya memiliki sisi negatif. Alasannya? Karena mungkin dia belum menerima kenyataan itu atau bisa jadi hatinya gak percaya walaupun kedua bola matanya sudah menemukannya. Namanya manusia, ada aja yang gak bisa nerima kenyataan hihi mungkin saya juga pernah gitu . Anggap aja pembelajaran hidup.

Salah satu alasan

Gimana rasanya kalau kamu lari sudah hampir finish, kemudian seseorang yang kamu pedulikan terjatuh di tengah pertandingan dan meminta bantuanmu. Ambil kemenangan itu atau mengulurkan tangan untuk membantu orang tersebut?

Tapi perlu digarisbawahi, orang tersebut baik tapi pernah tidak mempedulikan apa yang kamu pikirkan. Masih mau mengulurkan tangan?

Jawabannya, kalau itu saya, tentu, mungkin, bisa jadi ^^

Saya tidak tahu apakah itu tindakan yang benar atau sebaliknya tapi saya tahu kalau seseorang yang mengatakan kalau berbuat baik dengan mempercayai seseorang sepenuhnya itu beda. Iya. Beda.

Tentang novel Hello Venus

Awalnya gue bingung mau judul novelnya apa. Lalu kenapa muncul 'hello Venus' ? Ini karena entahlah. Gue suka tokoh Venus yang muncul tiba-tiba. Gue kepikiran orang aja saat nulis judul ini haha.

Inspirasi novel ini sebenernya dari obrolan temen-temen gue dan dari curhatan temen-temen gue sendiri yang gue campur aduk lalu dicampur imajinasi gue dan diaduk-aduk jadilah novel itu. Hihi

Tokohnya :
-Yura
- Orion
- Louis
- Elsa
- Ares
- Kelvin
- Rega
- Venus
- dll


disini, menurut gue sih gak ada satupun tokoh jahat. Semuanya baik. Yang kejam adalah keadaan. Kalau dibilang suruh milih siapa yang kejam, mungkin Yura. Tapi Yura juga baik, dia melakukan tindakan karena keadaan membuatnya sakit kepala.


Mau tau sinopsinya? Email pribadi yaa 

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...