Jumat, 01 Februari 2013

Catatan Gue (NOVEL)



***
“Apa kau akan memberiku tiga permintaan lalu kau kabulkan? Hah!” suara Faza tampak seperti ingin memakannya, “kalau begitu, yang pertama pergi dari hidupku, kedua jadilah dirimu, ketiga jangan pernah mucul di hadapanku lagi!”

Tubuh itu tersungkur di atas pasir kasar dan masih memandangi gadis yang tiada henti memarahinya. Ia menggertakkan gigi, mengepalkan tangannya geram. Ia menahan luapan emosinya hingga mereka kembali, sebagaimana seharusnya.

“Tidak ada yang kurang pada diriku! Kau bisa pergi, meninggalkanku tanpa rasa bersalah!”

Ia berdiri, mencoba mencari keseimbangan pikirannya. Gadis itu masih memandangnya dengan pandangan benci, marah, dan sangat marah.

“Aku bukan penghianat di negriku, Aku seorang jin yang setia para peraturan,” ia berlutut pada Faza, “Aku hanya berharap kau meringankan bebanku. Ketika Aku disini bersamamu, Aku tidak bisa membaca pikiranmu, tapi Aku yakin amarahmu bukan untukku,”

Suaranya merendah, mencoba membuat gadis itu melunakkan hatinya. Ia bisa saja pergi, meninggalkan gadis ini tapi, itu akan melanggar peraturan termasuk janjinya pada dirinya sendiri. Janji yang di buatnya dalam hati.



BAB 1

“Apa yang kau lakukan dengan pacarmu?”

“Aku hanya memutuskan hubungan kami berakhir, itu saja, apa masalahmu?” Faza berbalik tanya, “kau tidak suka?”

“Pantas saja dia sangat marah padamu,” Darren tertawa cekikikan, “kau siswi tercantik di sekolah kita, bahkan kau pernah ada di majalah ternama,” tambahnya saat mereka duduk bersama di sebuah kafe.

Faza baru saja mengakhiri hubungan dengan pacarnya di tempat ini. Dia mengakhirinya dengan begitu mudah dan santai seolah tanpa beban.

Pacarnya begitu marah pada Faza. Ia tidak memberikan alasan jelas mengenai ini. Bahkan raut wajah Faza menunjukkan seolah dirinya hanya membuang bungkus permen, itu saja.

“Aku tidak menyangka kau akan disini dan melihat pertunjukkan tadi,”

“Apa yang kau lakukan sangat keterlaluan. Dia terlihat sangat menyayangimu dan tulus tapi, dengan begitu mudahnya kau melakukan itu,”

Bibir Faza menyungging sedikit dan tersenyum kecil lalu dia mengambil ice cream yang ada didepan Darren.

Gadis kelas 1 SMA ini tidak pernah peduli dengan apa yang di rasakan orang sekitarnya. Dia hanya peduli tentang dirinya sendiri, tentang kenyamanannya, dan tenang keuntungannya. Itu saja.

“Kau kesini sendirian? Kasihan sekali,” kata Faza enteng, “kau lumayan tampan tapi, kau tidak pernah memiliki seorang pacar. Di sekolah kita, banyak yang menganggap itu keren, setidaknya para siswi ganjen itu bisa mendekatimu lebih leluasa. Namun, Aku berpikir lain, kau pengecut, ya seperti itulah,” mulutnya terus bicara tanpa henti, Darren mendengarkan dengan rinci, “kau takut dengan wanita,”

“Aku tidak suka wanita disini, mereka meterealistis, Aku ingin wanita yang baik-baik,”

“Tidak semua wanita materealistis, contohnya Aku,”

“Tapi kau sombong, sangat sombong. Apakah kau tahu, banyak yang memberikan cap sombong di atas namamu,”

“Benarkah? Itu keren!”

Faza menghabiskan ice cream yang sebenarnya pesanan Darren. Di mata Darren, gadis di hadapannya ini lebih aneh dari gadis manapun tapi, dia yakin gadis ini memiliki banyak kekurangan contohnya teman baik.

“Sudahlah, Aku sudah kenyang. Ayo antarkan Aku pulang. Kalau kau menolak, Aku akan memusuhimu,”

“Aku tidak pernah berniat berteman denganmu,”

Walaupun Faza terus bicara dengan gaya sombongnya, Darren tetap mengantarnya atau gadis ini akan membuat kebisingan di kelas esok hari.

Dia sangat mengenal Faza. Mereka sudah berteman sejak kecil jadi, sifat dan sikap Faza sudah terasa biasa baginya. Seperti itulah Faza yang di kenalnya, gadis cantik dengan kulit kuning langsat dan lembut, bermata coklat, rambut yang terawat, tinggi badan yang tepat, dan dia akan lebih cantik saat tersenyum tapi, senyumnya penuh kesombongan.

“Kau anak orang konglomerat, kau bisa menyetir, harusnya kau membeli mobil,”

“Apa?! Berisik sekali mulutmu itu,” kedua bola mata Faza menatap tajam, “Aku tidak suka menyetir, Aku tidak suka membeli barang yang tidak kuinginkan, dan Aku tidak suka ada yang bicara panjang lebar untukku, kau paham itu?”

“Sekarang siapa yang banyak bicara?”

Darren ingat kapan terakhir kali Faza menjadi gadis yang baik. Ia tidak pernah melupakan saat-saat itu.

Gadis yang dikenalnya saat ini, jauh berbeda dengan gadis kecil yang berusia 10 tahun pada 6 tahun lalu. Manis, lembut, ceria, murah hati, dan tersenyum tanpa kesombongan.

Tapi, semua hanya kenangan. Faza telah berubah menjadi gadis sombong yang tidak memandang sekitarnya. Ia sekalipun tidak pernah terlihat mempedulikan apa yang di katakan orang tentanya.

Faza tahu, banyak orang yang mengatakannya sombong dan terkesan angkuh walaupun keangkuhan jauh darinya. Itu hanya cap padanya.

“Kau harusnya berterimakasih padaku,” Darren mengingatkan, “tapi, baiklah, itu percuma, Aku seperti mengemis sebuah rasa terimakasih,”

“Jadi, kau menginginkan sebuah ucapan terimakasih?”

Bibir Darren tertutup. Kemudian tanpa berkata apapun, dia pergi dari pandangan Faza. Mata Faza memandang kepergiannya lalu mengangkat pundaknya sejenak, dia masuk kerumah setelah seorang penjaga menyapanya lembut.

“Jangan tersenyum padaku, Aku tidak suka senyuman itu, kuharap kau paham,”

***
Gallien hampir saja menghunuskan pedang pada Michael sebelum bantuan datang dengan cepat.

“Kuberi kau satu kesempatan tapi, jika kau gagal, Aku akan mengurungmu, selamanya,”

Selamanya
Selamanya

Michael berjalan pelan, meninggalkan Gallien dengan amarah yang mulai mereda. Ia tidak ingin membuat kesalahan untuk kedua kalinya. Jika itu terjadi, dia bukan hanya dikurung dalam botol tapi dalam penjara dan tidak bisa keluar, selamanya.

Michael tidak bisa menghindar lagi, dia harus kembali. Apapun yang terjadi, itu menyangkut hidupnya, kebebasannya yang sekarang sedang di pertaruhkan.

Ia menjauhi kastil itu, melihat dari kejauhan kalau ia yakin Gallien sedang berusaha meredakan emosinya.

“Kau berjalan kaki,”

“Ya, Allie,”

“Gallien akan tenang sendiri, kau hanya perlu melakukan kewajibanmu, takdirmu,” Allie menangkap ketakutan di wajah Michael, “kau melakukan kesalahan terbesar beberapa abad lalu dan dalam waktu beberapa hari setelah kau bebas, kau ingin melakukan kesalahan lagi?”

Wajah Michael yang penuh ketakutan mencoba mencari lagi kekuatannya. Beberapa saat kemudian, Michael tersenyum dan matanya menunjukkan bahwa dia akan menyelamatkan hidupnya sendiri.

Kemudian Allie melihat, sosok Michael menghilang dalam sekejap mata. Ia tersenyum melihat kepergian Michael. Tergesa-gesa, tanpa pemikiran panjang, itulah yang Allie pikirkan mengenai Michael.

Faza sudah di tinggalkannya beberapa hari ini oleh Michael, dan hari ini ia kembali. Ia melihat Faza terbaring, membelakangi jendela besar yang membiarkan cahaya bulan memasuki kamarnya.

Saat tertidur seperti ini, Faza terlihat seperti seorang manusia sewajarnya, bukan gadis galak seperti nenek sihir.

***

‘Apa yang terjadi padamu?’

‘Aku hanya ingin kau lebih berani dariku, itu saja. Tinggalkan Aku, maka Aku akan pergi dengan damai,’

Kelopak mata Faza mulai terbuka perlahan. Dia membuang jauh-jauh kenangan yang hadir pada mimpinya. Lagi dan lagi mimpi itu muncul, selama enam tahun.

Di sudut kamarnya, ia mengenali sosok itu walaupun cahaya matahari sedikit menyilaukan. Faza maju, melangkah mendekati Michael dan memandang sengit seolah mereka musuh dalam dua kubu kerajaan.

“Sejak kapan kau bisa masuk ke kamarku?”

“Itu mudah, tidak ada yang sulit untuk membuatku bisa menemuimu,”

Kaki Faza mundur tiga langkah, menjaga jarak dari Michael. Ia benar-benar ingin melihat sosok di hadapannya ini menghilang-pergi-jauh-tenggelam dalam semua ingatannya.

“Ini tugasku, kewajibanku atau lebih tepatnya, ini keinginanmu,”

“Kau akan mengabulkan permintaanku? Apa begitu? Jelas tidak, kau pernah mengatakannya dengan sangat jelas,” Faza mendekat lagi dan memukul keras kepala Michael, “kau hanya bilang tugasmu menjagaku, bodoh, mana bisa kupercayai itu,”

Kedua tangan Michael memegang kepalanya. Ia tidak tahu lagi dengan cara apa agar gadis dihadapannya bisa memandangnya sebagai seorang jin yang bukan dalam dunia dongeng.

“Apa kepalamu sakit? Ah! Ternyata kau bukan jin yang hebat seperti dalam pikiranku, kau tidak bernilai dimataku, kau tampak seperti manusia, itu saja,”


Semoga Kelar Ini Novel :) Amin Amin Amin :)

Tidak ada komentar:

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...