Selasa, 21 Juni 2011

Cerpen - New Student is Crazy (Cerpen Jaman SMP)


New Student is Crazy

(Sebuah sekolah yang di mana para siswa dan siswinya dari kalangan yang terpandang. Sekolah ini termasuk sekolah yang sangat faforit. Semua yang bersekolah di sekolah ini pastinya memiliki ekonomi di atas. Bukan sesuatu yang asing bila yang bersekolah ada orang indo atau bukan orang asli Indonesia tetapi kebersamaan tetap ada.) 

Hari itu siswa SMU Global Mandiri kedatangan siswa baru. Siswa itu pindah saat pertengahan semester. Saya tidak mengetahui alasan ia pindah, peduli amat. Saat ia pertama masuk kelas, pandangannya sangat tidak saya suka. Apa lagi teman sebelah saya. Ia sangat tidak menyukai senyum anak baru yang terlalu di buat-buat.
“Salam kenal. Nama gue Desta, ya itu nama panggilan gue. gue pindah karena mau cari suasana baru.” Ucap salam kenal Desta.
“Cari suasana apa pindah karna nilai semester awalnya kecil terus malu?” Tanya Nindy sisnis.
“Cewek di kelas ini cantik-cantik ya……….”
“Banyak basa-basi loe……”
Dari kata-kata yang Desta ucapkan sangat memperlihatkan dirinya yang pembohong. Dari sudut pandang yang buruk, Desta adalah tipe cowok yang pembohong besar. Ups, satu lagi. Dia di minta duduk di barisan nomor empat. Ia berjalan tetapi sambil memndangan Ira.
“Anak baru itu kok ngeliatin loe ya?” Tanya Chika yang duduk di sebelah Ira.
“Iya tah?” Tanya Ira tidak percaya.
“Eh, merhatiin loe tuh” beritahu Serli yang duduk tepat di belakang Ira.
Ira duduk di berisan nomor dua pojok sednagkan Serli di barisan nomor tiganya dan Desta duduk di barisan nomor empat bersama Ardi.
Desta adalah seorang anak dari pengusaha yang sukses dan terkenal. Huh……. Tidak heran dengan gayanya yang sok cool.
“Gimana kalo nanti istirahat gue traktir?” Tanya Desta pada Ardi.
“Semua?”
“Ya- iyalah.”
“Ok. Gue tanya sama yang lain.”
Ternyata banyak yang menolak kecuali anak laki-laki. Saya juga tidak tahu alasan banyak yang menolaknya tetapi biarlah.
Suatu ketika Desta mengutarakan isi hatinya kepada Ira tetapi Ira meminta waktu. Memang keadaan Ira saat itu baru putus dengan kekasihnya  4 hari. Di lain sisi Ira menyukai Andrean yang masih satu klelas dengannya. Sayangnya Andrean menyukai Vivi yang duduk di sebelah Serli. Ira memang bersahabat dengan Serli tetapi hati tidak bisa berbohong. Andrean juga tidak bisa mendapatkan Vivi karena Vivi telah memiliki Alvien. Bisa di bilang cinta banyak segi. Iuh…….
Akhirnya Ira mengatakan semuanya pada Vivi termasuk perasaannya pada Andrean. Vivi, Serli, dan Chika juga mengetahuinya. Ira meminta pendapat tentang Desta. Ira sedikit berfikir ‘belum kenal aja udah nembak, pendiriannya apa?’
Akhirnya Ira menjawab TIDAK. Keputusan Ira benar karena seminggu setelah itu ia nembak Yuke tetapi Yuke juga nolak. Terus nembak Aurora tapi di tolak juga. Aduh kacian……… makannya gak usah banyak bualannya. Ternyata sifat Desta itu negatiif banget. katanya sih.
Saat itu masih jam istirahat. Desta keluar kelas tetapi hanya sendiri saja. Aneh tetapi yang lain masih di kelas dan tidak keluar satupun kecuali Desta.
“Ada apa sih minta kita kumpul?” tanya Riska kepada Ardi.
“Gue cuma mau ngasih tau aja sifat Desta. Oke dia anak orang terpandang tapi blagu banget” jelas Ardi.
“Banggain bokap melulu lagi” lanjut Andrean.
“Bener tuh omonngan Ardi sama Andrean” ucap Rama.
“Iya tuh bener banget. Dia nembak gue. bilangnya gue sabar, baik, and bla…..bla…..bla.” jelas Ira.
“Sama dong” lanjut Yuke.
“Dia juga ngomong yang sama pas nembak gue.” lanjut Aurora.
“Nyebelin banget sih tuh anak” ucap Chika.
“Dikit-dikit ngomongin bokap yang pengusaha terkenal itu. Gue aja yang nyokap gue desainer terkenal aja gak banggain segitunya” lanjut Ryan.
“Kayaknya sekelas ini benci banget sama Desta. Gue juga sih termasuk….” ucap Vivi.
“Satu lagi nih yang gak gue suka. Nih anak suka jahil berlebihan tapi kalo di bales marah. Udah saraf kali tuh anak.” Lanjut Agung.
“Wajar gak ada yang mau temenan sama dia. Baru satu apa dua bulan kali ya…….dia di sini tapi……ih nyebelin banget” sela Serli.
“Gue yang duduk di samping dia aja gak tahan tapi mau gimana lagi. Pelitnya minta ampun lagi. Cuma nanya rumus aja di sipek-in. dia itu perhitungan banget terus dia itu selalu ngeremehin orang.” Jelas Ardi.
“Eh…..eh. panjang umur. Anaknya dateng tuh.” Ucap Icha yang melihat Desta menuju kelas.
Banyak yang membenci Desta di kelas. Bukan banyak tapi SEMUA.
“Eh si anak blagu dateng. Panjang umur nih” ucap Chika menyindir.
“Apa loe bilang?!!!” seru Desta.
“Pendengarannya masih baik kan?” sindir Serli.
“Bisanya banggain ortu aja” lanjut Ardi.
“Dasar pengacara nggak becus.” Ucap Desta menyindir Chika kerena ayahnya seorang pengacara yang pernah mengalahkan ayahnya Desta.
“Apa maksud loe! Gue tau loe itu nak pengusaha terkenal tapi loe cuma apa tanpa mereka. Sadar ya!” ucap Chika dengan nada marah.
“Sadar kalo di kelas ini gak ada yang mau temenan sama loe ya!” Lanjut Ira.
“Gue aja nggak terlalu sok tuh” lanjut Ardi.
“Baru anak pengusaha terkenal sok-nya selangit. Gimana kalo anaknya presiden. Melayang tuh….. awas aja kalo melayang and terbang nggak bisa balik lagi” sindir Vivi.
“Aduh-aduh. Gue aja yang imut, cantik, terkenal di sekolah and ortu gue yang…… gitulah. Semua juga tau tapi……. tapi gue gak kayak loe. Gue itu gak sombong. Loe baru bawa nama ortu aja bangga. Loe itu gak ada apa-apanya kali tanpa ortu loe. Ih……. Ada ya orang kayak loe……..” ucap Tyas yang menel dan berkata dengan gayanya yang snagat centil sambil memegang rambutnya yang di putar-putar.
“Kenapa loe? Nggak bisa berkutik? Takut? Mana keangkuhan loe?” ucap Samuel yang saat itu sedikit memanas.
“Ya ampun kemana sifat angkuh loe?” tanya Ira.
Pertengkaran sedikit mulai mereda. Keesokan harinya Desta berangkat tetapi ketika ia ingin duduk, meja dan kursinya tidak ada. Pagi-pagi sekali Ardi dan Ryan memindahkan meja dan kursi Desta ke gudang sekolah. Biar tau rasa tuh Desta. Desta sangat marah sekali dan akhirnya ia memustuskan untuk tidak bersekolah. Rasanya tenag jika tidak anak Desta yang menyebalkan.
Entah kebetulan apa tetapi  Ayah Desta berteman dengan Ayahnya Ira. Sangat tidak di snagka-sangka. Ini semua mengejutkan. Malam itu Ira sedang curhat dengan Mamanya di ruang keluarga.
“Ma, Ira punya temen sekelas nyebelin banget.”
“Nyebelin apa suka?”
“Suka. Ih ogah. Masak dia ngatain Papanya Chika, udah gitu sok lagi. Satu kelas itu musuin dia.”
“Kok bisa?”
“Abisnya dia sok banget. nembak cewek di kelas lebih dari satu, kata-katanya yang di bilang sama lagi.”
“Termasuk kamu?”
“Iya. Nambah nyebelinnya lagi, dia itu selalu banggain Papanya yang pengusaha terkenal terus terlalu perhitungan gitu.”
“Perhitungan?”
“Kalo ada yang nanya sama dia harus balas budi gitulah.”
“Ada apa nih kayaknya serius?” tanya Ayahnya Ira yang tiba-tiba datang.
“Di kelas Ira itu ada anak baru. Anaknya blagu, sok cakep, perhitungan, banggain papanya melulu, ngeremehin orang, pakoknya nyebelin deh. Sementang dia anak pengusaha ternama dan terkenal. Wajar sekelas musuhin dia.” Jelas Ira.
“Sekelas musuhin dia?”
“Ya-iyalah. Pokoknya nyebelin.”
“Dia anaknya pengusaha terkenal. Siapa?”
“Itu yang sering muncul di Infotaimen sama berita-berita gitu. Yang udah cerai sama istrinya.Yang anak pertamanya pacaran sama artis terkenal terus bilangnya anaknya itu baik-baik semua. Nyatanya………ih….nyebelin”
“O…….itu.”
“Mama mau batuin bibi siapin makan malam untuk tamu undangan papa nanti.”
“Siapa?”
“Mama juga nggak tau” ucap Mamanya Ira lalu pergi.
“Kamu benci sama Desta?” tanya Papanya Ira.
“Kok Papa tau?”
“Dia itu anak temen papa. Memang kata Ayahnya Desta itu sedikit angkuh tapi kerena ia banyak masalah sama masa lalunya.”
“Masa lalunya?”
“Dia benci sama ibunya yang udah ninggalin dia karena laki-laki lain. Ayahnya juga nggak nikah lagi. Semenjak saat itu dia mainin perempuan.”
“Orang tuanya kan pisah dua tahun lalu tapi sifatnya itu udah kayak dari kecil deh.”
“Dia itu selalu di bada-bedain sama kakaknya jadi dia juga cepet marah.”
“Cuma Desta kan Pa yang ikut sama Papanya terus kakak-kakaknya ikut sama mama mereka kan Pa. Desta itu kan anak paling kecil.”
“Nanti orang yang Papa undang makan malam itu Desta sama papanya lho.”
“Ih….nyebelin ah Papa ini.”
Ira sangat tidak menyangka bahwa Desta akan ke rumahnya. Bagaimana tidak, Desta kan sangat di benci Ira. Saat makan malam suasana Ira dan Desta tegang padahal mereka satu sekolah bahkan satu kelas.
“Kok diam-diaman?” tanya ayahnya Desta.
“Ih. Nggak mau ah deket-deket Desta.”
“Maaf, Ira belum tahu?” tanya ayahnya Desta.
“Om, Desta itu nyebelin terus angkuh, suka mainin cewek. Ya….. gitulah. Yang jelas satu kelas musuhin dia.”
“Apa mau loe?” tanya Desta pada Ira.
“Apa!”
“Ira. Papa mau kasih tau kamu.”
“Penting ya pa?”
“Iya. Papa………”
“Apa Pa?”
“Om aja yang jelasin. Om sama Papa kamu ada kesepakatan.”
“Kesepakatan?”
“Kamu nggak perlu mengetahuinya sekarang tapi Desta akan tinggal sama kamu untuk sementara” jelas ayahnya Desta.
“Apa Pa?” tanya Desta heran.
“Pa……. ini bukan main-main kan?” tanya Ira.
“Ini beneran. Om ada keperluan ke luar kota. Tadinya Desta mau om tinggal sendiri di rumah tapi karena suka pergi malem dan takutnya sering bolos sekolah jadi om titipin di sini.”
“Kenpa harus di sini?” tanya Ira.
“Itu kesepakatan Om sama Papa kamu. Om tau kamu benci sama Desta tapi………..”
“O……… Papa harap kamu mau akrab sama Desta.” Mohon ayahnya Ira kepada Ira.
“Desta itu nyebelin terus ih…….. males ah nyebutin kejelekan dia. Kayak nggak ada kerjaan lain aja.” ucap Ira.
“Apa loe bilang?” tanya Desta.
“Nyebelin. Mau jawaban yang lain?” jawab Ira.
“Papa akan sita kartu ATM kamu dan beberapa fasilitas lainnya” ucap papanya Desta kepada Desta.
“Apa Pa? Semua ATM sama Fasilitas?”
“Gak semua ATM kamu. Papa cuma kasih sat uterus kamu boleh pake mobil tapi dengan Ira biar nggak ngebut. Papa nggak suka kejadian kemarin-kemarin, yang kamu kecelakaan. Untung nyawa kamu masih selamet. Kamu juga nggak boleh keluar lebih dari jam sembilan malam. Papa udah ngatur semuanya dan kalau kamu nggak ngelakuinnya, nggak ada satu fasilitas pun yang akan Papa berikan.” Jelas Ayahnya Desta.
Malam itu Desta langsung tinggal di rumah Ira. Desta tidur di kamar tidur yang bersebelahan dengan kamar Ira. Ira begitu kesal dengan semua ini.
Pagi itu mau tidak mau Ira dan Desta harus berangkat bersama. Teman sekelas sangat heran melihat ini semua. Kemarin mereka berkelahi layaknya kucing dan anjing tetapi sekarang?
“Ehm……… ada penghianat nih” ucap Livtin.
“Maksud loe?” tanya Ira.
“Berangkat sama Desta apa itu?” tanya Yuke.
“Terpaksa kali. Lagian gue juga gak mau kalo bukan karna ortu gue” jelas Ira.
“Ortu loe?” tanya Ryan.
“Yaps. Ortu gue sama ortu anak blagu itu temen baik. Mau nggak mau. Udah gitu dia tinggal sementara di rumah gue lagi.”
“Apa!” tanya Ardi.
“Huh. Awalnya sebel sih tapi bisa ngerjain dia lebih luluasa.”
“Kalo gitu sering-sering aja ke rumah Ira biar bisa ngerjain tuh anak blagu” usal Serli.
“Gue setuju sama usul loe. Biar tau rasa tuh anak” lanjut Ardi.
“Ok.” Lanjut setuju Ira.
Hari itu Serli, Vivi, Andien, Ardi, dan Ryan menginap di rumah Ira. Mereka saat itu mengerjai Desta. Ucapan kasar selalu di lontarkan ke Desta. Desta sangat marah dan sempat terjadi keributan antara Desta dan Ardi. Hari itu kedua orang tua Ira tidak ada di rumah. Ira sedikit kasihan karena ia tahu masa lalu Desta yang suram tetapi jika melihat sikap Desta yang menjengkelkan ingin rasanya terus mengerjai dia.
Saat itu Ira keluar kamar malam-malam. Entah apa yang membuat Ira ingin ke luar tetapi ada sesuatu yang membuatnya ingin keluar. Ternyata Desta juga sedang di luar kamarnya.
“Ira!” seru Desta yang memanggil IRA.
“Apa? Mau apa lagi loe?”
“Jujur sebenernya gue sayang sama loe.”
“Berapa cewek yang denger ucapan loe itu?”
“Ini serius. Belum pernah gue sesayang ini sama cewek.”
“Terus?”
“Gue benci sama cewek karena masa lalu gue tapi loe ngerubah pola fikir gue.”
“What?”
“Sorry. Bukannya gue bohong tapi memang kata-kata ini pernah gue ucapkan sama cewek lain tapi ini jujur.”
“Jujur bohong?”
“Gue berani sumpah dan…………”
“Berani mati?”
“Kalo loe yang minta nggak masalah”
“Mati aja loe biar semua orang nggak liat tampang loe yang sok polos!”
“Kita di………”
“Di………..apa?”
“Ortu kamu belum bilang?”
“Apa?”
“Ya. Ya udah. Nggak penting.”
“Sorry. I tired pay attention to you.”(maaf. gue lelah dengerin loe)
“Tired?” (lelah)
“You exceedingly have a lot of speak. Understand?”(loe terlalu banyak bicara. Mengerti?)
“Kalo loe benci bilang.”
“Ya udah gue bilang. Gue. Benci. Loe! Puas!”
“Ok. Tapi liat aja nanti.”
Beberapa hari kemudian Desta mengalami perubahan drastis. Ia tidak terlalu sombong. Angkuh, pokoknya semua sifat buruknya tidak terlihat. Ia tiba-tiba meminta maaf kepada semua teman sekelasnya. Satu algi, Desta mengaku bahwa ia mencintai Ira dengan tulus dan tanpa kebohongan kepada teman sekelas.
“Ini sebagai permintaan maaf gue” ucap Desta sambil memegang tangan Ira.
“Serius nggak nih loe tobatnya?” tanya Ardi.
“Gue bersumpah untuk nggak ngeremehin orang lagi.”
“kayaknya nih anak bisa di percaya” lanjut Agung.
“Ya. Kalo gue liat dia nggak bohong” lanjut Serli.
“Desta. You want become different? (kamu mau berubah)
“Kalo ada kemauan pasti bisa.”
Saat itu Ira langsung pergi. Di lain sisi Desta telah di maafkan oleh teman satu kelasnya. Namun Ira masih tidak mempercayai hal itu. Tetapi perasaan Ira mengatakan bahwa ada cinta di hati kecilnya. Ira tidak menyukai Desta karena sifatnya tetapi masa lalunya adalah pokok dari sifat Desta yang sangat negativ.
Malam itu kedua keluarga berkumpul. Keluarga Ira dan Desta. Ira dan Desta sedikit berhubungan baik karena Desta telah berubah tetapi untuk menerima cinta Desta sangat sulit. Jujur Ira mencintai Desta tetapi ia masih ragu.
“Ira. Papa mau kasih tau kamu kalau sebenarnya kamu sama Desta itu di jodohkan.”
“What?”
“Iya. Gue sayang sma loe. Memang ini bukan zamannya Siti Nurbaya tapi tanpa perjodohan ini gue memang sayang sama loe.” Jelas Desta.
“Om sengaja pindahin Desta supaya bisa deket sama kamu dan kayaknya berhasil” ucap ayahnya Desta.
“Mama juga setuju kamua sama Desta.”
“Ok Ma, Pa. Ira tau ini keputusan Mama sama Papa tapi Desta itu kan……. Ada sih. Sedikit tapi sedikit banget……….. ya………..ya……gimana jelasinnya ya…..”
“Ya udah kamau sama Desta mending bicara berdua aja” usuk Mamanya Ira.
Ira dan Desta pun hanay berbicara berdua. Entah kenapa Ira langsung memeluk Desta. Iuh…….tidak di sangka Ira memiliki perasaan yang sama.
“I love you………” ucap Ira pelan berbisik.
“I already experience that from early.” (aku sudah merasakan itu dari awal)
“I sure, you can become different” (aku yakin kamu bisa berubah)
“I love you to”
“I love you”
Akhirnya Desta bisa berubah dan Ira bisa merubah sifat Desta. Mereka juga bisa saling mengerti satu sama lain dan saling memahami. Semua yang membenci Desta telah menjadi temannya dan ini akan terus selamanya. Persahabatan, cinta, pertemanan, permusuhan, dan segala hal yang menjadi sebuah arti penting dalam kehidupan merupakan sesuatu yang indah walaupun itu menyakitkan. “That happiness be in hand we as long as love be still  (kebahagiaan itu ada di tangan kita selama cinta masih ada)
By: Aula Nurul M. (3 April 2009)
Thanks buat
- Mutiara Azilla (alumni SMPN 19 BandarLampung)
- Almira Eka Damayanti (Alumni SMPN 19 bandarlampung)
- Alam Firdaus
- Rizky Kurniawan
- Anissa martiah
- Okta Aprianto
- Suci
- Myta tri Apsari

Tidak ada komentar:

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...