Sabtu, 15 Juni 2013

Tiga Jurus AFP di Zaman Digital

TEMPO.CO , Montpellier:»Tantangan zaman digital memang luar biasa,” demikian pidato Emmanuel Hogg, CEO Kantor Berita Perancis AFP, dalam »Konferensi Jurnalisme dan Sosial Media” yang digelar Canal Francais International (CFI), di Montpellier, Prancis, Jumat 14 Juni 2013. »Begitu luar biasanya sehingga sebagian orang khawatir, akankah agensi kantor berita seperti AFP akan jadi kuno seperti dinosaurus?”
Kantor Berita AFP, berdiri 1835, kini memiliki 1.500 jurnalis yang tersebar di seluruh dunia. Setidaknya satu dasawarsa lalu, apa pun berita yang dirilis AFP akan dimuat di ribuan surat kabar di seluruh dunia. Seiring dengan revolusi Internet dan dunia digital, kantor berita mana pun tak bisa lagi berlaku sama.
Terlebih dengan semakin menguatnya jejaring sosial media, siapa pun di mana pun, bisa mendapatkan dan sekaligus menyebarkan informasi. Konferensi yang dihadiri 135 profesional jurnalis, blogger, praktisi IT, dari 35 negara ini membahas dinamika yang terjadi di zaman digital, yang terkait antara media tradisional (cetak dan elektronik) dan media yang menyatukan berbagai format online, radio, video, dan sosial media.
Perubahan paling nyata, menurut Hogg, adalah cara orang mengkonsumsi media. Dahulu, pagi diawali dengan membaca koran, lalu menonton televisi berita, dan mendengar radio. Kini, dengan gadget dan telepon pintar, semuanya berubah. Facebook, Twitter, blog, juga segenap isi Internet, menjadi sumber informasi utama.
Situasi makin kompleks dengan adanya krisis ekonomi di Eropa dan Amerika. Media cetak, Hoggs menjelaskan, dibiayai sebagian besar oleh iklan. Konsumen disubsidi untuk mendapatkan selembar koran atau majalah. Begitu pula media online, biaya operasional juga disubsidi iklan. Hogg melanjutkan, »Dengan ekonomi yang tergerus, hal ini menimbulkan pertanyaan baru. Apakah di masa depan, orang harus membayar untuk setiap berita yang digunakan?”
Sudah tentu, di tengah situasi semacam ini, media dan kantor berita perlu mencari jalan tengah. Model bisnis baru perlu ditemukan. »Saya belum tahu jawaban yg pasti, mungkin berbeda-beda untuk tiap situasi,” kata Hogg. »There is no silver bullet for this.”
»Adakah zaman digital lantas membuat kita putus asa? Tentu tidak,” kata Hogg menegaskan. »Kita harus mencari keseimbangan baru, dengan lebih interaktif dan engagement pada publik.”
Beberapa tahun terakhir, AFP berusaha menerapkan beberapa jurus untuk menemukan keseimbangan baru tersebut. Pertama, membuat berita yang lebih solid, dengan pilihan angle yang tidak generik, dan dilengkapi analisis. »Hal-hal seperti ini yang bisa membuat klien kami membeli dari AFP, di tengah kompetisi ketat dengan berbagai kantor berita,” kata Jocelyn Zablit, Editor Desk Eropa-Afrika AFP, dalam kesempatan terpisah.
Jurus kedua yang juga penting, Emmanuel Hogg menambahkan, adalah konten multimedia. Tiga tahun lalu, AFP mulai serius menggarap konten multimedia dengan memproduksi 20-an video setiap hari. Ternyata, video justru menjadi penarik iklan yang cukup besar. Oleh karena itu, divisi multimedia terus berkembang dan saat ini AFP memproduksi 200-an video setiap hari. »Multimedia, foto, video, infografik, secara total menyumbang 25 persen pendapatan kami tahun lalu. Ada peningkatan 5 persen dibanding tahun 2011,” kata Hogg. Peningkatan ini tergolong bagus mengingat peningkatan kontribusi berita teks dalam setahun kurang dari satu persen. »Jadi, kami cukup yakin bahwa multimedia adalah masa depan,” kata Hogg.
Jurus ketiga di AFP, menurut Hogg, adalah engagement dengan publik sosial media. Blogger, Twitter, Facebook, menjadi partner utama AFP untuk mencari dan mengembangkan konten lokal. Hal ini penting terutama karena biaya menerjunkan reporter di seluruh dunia sangatlah mahal, dan sering tidak mungkin. »Kita tak bisa ada di mana saja dan kapan saja, seperti di Syria atau Turki,” kata Jocelyn Zablit.
Maka, yang dilakukan adalah menggunakan informasi dari sosial media, dengan verifikasi terlebih dahulu. »Kami meminta blogger memotret kejadian dengan memasukkan landmark daerah itu dalam foto. Bisa juga dengan menampilkan selembar koran lokal lengkap dengan tanggal kejadian,” kata Zablit. »Dengan begitu kami bisa memverifikasi.”
Adakah ketiga jurus utama tersebut berhasil membuat AFP bertahan secara bisnis? »Ya,’ kata Emmanuel Hogg. Secara nominal, jumlah klien bertambah meskipun nilai kontrak per klien tidak lagi sebesar dahulu. »Saya rasa, ini bagian dari pergulatan mencari keseimbangan.”
MARDIYAH CHAMIM (PRANCIS)


Sumber :  http://id.berita.yahoo.com/tiga-jurus-afp-di-zaman-digital-075427955.html

Mau mendapat penghasilan lebih hanya dengan modal 50rb? Klik disini atau jika anda ragu, anda bisa membayarnya setelah mendapat penghasilan. Jadi, anda tidak dirugikan namun jika anda tidak melakukan pembayaran setelah mendapat keuntungan, anda akan di blokir secara otomatis ^^  

Tidak ada komentar:

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...