Minggu, 01 April 2012

SI KULKAS - Oleh Nico Perdamean

Judul    : Si Kulkas
Penulis : Nico Perdamean
Siswa SMP N 1 Bandung Kelas 8


Cerita ini aku persembahkan pada mereka yang mendapat cap-an jelek dari orang lain atau bagi mereka yang suka ngomongin orang lai. Sebelunya aku inta aaf kalau cerita ini ga seru buat kalian.....

Aku memiliki tetangga baru. Tetanggaku itu mempunyai seorang anak lelaki yang seumuran denganku, namanya Dani. Mereka sudah hampir 3 bulan disini. Tapi, walau sudah 3 bulan tinggal disini aku dan teman2ku sama sekali belum akrab dengan Dani. Kami pun jarang melihat orang tuanya. Kata orangtuaku, orangtua Dani sibuk bekerja tapi, orang tuaku tidak tahu ereka bekerja dimana. Aku mungkin dapat menyimpulkan mungkin ia kesepian dan butuh teman. Aku dan teman-teamanku pun berusaha dekat padanya dan mengajak ia berteman dengan kami..
Tapi, sepertinya Danilah yang tidak mau berteman dengan kami. Ia selalu menghindar apabila kami dekati. Kelihatannya dia bukan tipe orang yang pemalu. Kalau kami menyapanya, dia hanya tersenyum, senyumnya itu seperti tak peduli. Ia juga sering melewati kami begitu saja, tanpa mengucapkan permisi atau menyapa.
Dia selalu kelihatan SOK SIBUK. Padahal, aku tahu dirumahnya dia tidak pernah melakukan apapun. Pernah satu kali aku meminta pendapat lukisanku padanya, ketika kebetulan kami berpapasan dijalan saat aku pulang kursus melukis. Tapi, dia hanya berkomentar "Bagus." dengan nada bicara yg datar. Nyebelin dan dingin bukan? Makanya kami memberinya julukan "SI KULKAS".

Suatu hari, ketika aku pulang kursus. Aku sangat lelah dan haus. Apalagi, saat itu terik matahari menusuk kulit. Membuat tubuhku lemas. Aku dehidrasi! Aku pun berjalan sempoyongan. Tak sengaja, kakiku menabrak batu. Dan .... Aw! Aku terjatuh dan kakiku kiriku terkilir. Aku menahan rasa sakit pada kakiku. Aku sangat sial! Karena dehidrasi mataku mulai berkunang2. Lalu, aku pun tergeletak lemas di tempat itu.
Ketika bangun, aku sudah ada di sofa yg empuk di sebuah rumah. Rumah itu sangat indah. Di dalamnya begitu banyak hiasan kerajinan tangan. Lalu, ketika mataku sedang melihat2. Ada Dani disana sedang membuat kerajinan tangan. Kini aku sadar, aku sedang di rumahnya. Aku juga melihat, bahwa ada surat dari panti asuhan! Disana ada foto2 dia sedang melakukan berbagai kegiatan amal.
Tiba2, pandangan Dani tertuju padaku sebentar, lalu kembali membuat kerajinan tangan. Ia berkata padaku, "Kau sudah baikkan? Nanti aku antar kau pulang. Tadi, aku bawa kau ke rumahmu, tak ada siapa-siapa. Ya sudah, aku bawa kau ke rumahku. Daripada kau tidur dijalanan kayak orang gila hi..hih...hih." katanya sambil melanjutkan pekerjaannya. Aku sedikit kesal dengan ucapan Dani. Tapi, rasa penasarnku terhadap kerajinan tangan itu mebuat rasa kesalku tertahan dan aku memutuskan untuk bertanya padanya.

"Untuk apa kau buat kerajinan tangan sebanyak ini?" tanyaku heran
"Sebagian untuk kujual dan sebagian untuk kuberikan pada anak panti. Uang hasil jualanku sebagian aku tabung sebagian aku sumbangkan." jawabnya sambil meneruskan pekerjaannya.

Kini aku tahu bahwa rupanya, Ia sibuk mebuat kerajinan tangan yang bagus selama ini. Aku tidak menyangka Dani dapat membuat kerajinan tangan dengan apik.

"Lalu, Orangtuamu dimana?" tanyaku lagi
"Mereka sedang ada di panti. Orangtuaku'kan pengurus panti asuhan." jawabnya

Glek! Hatiku serasa tak percay mendengarnya. Aku merasa bersalah telah berpikiran negatif padanya.

"Dani, kau tahu apa jsering diperbuat aku dan teman-teamanku?" tanyaku
"Tahu. Kalian sering mebicarakanku dan menyebutku 'SI KULKAS'." jawabnya dengan nada datar.
"Ya, dan tampaknya julukan itu pantas untukmu."celetukku

Seketika Dani menghentikan pekerjaannya dan menatapku tajam, setajam silet.

"Ya, kau tampak dingin didepan kami. Tapi, dibelakang kau sangat hangat dan penuh kasih sayang. Kau juga dapat mendinginkan perasaan orang ketika panas. Dan menghangatkannya pula." ucapku sabil tersenyu.
"Rupanya, kau bisa juga ya menggunakan majas perumpamaan." ucapnya sambil meneruskan pekerjaannya lagi.

Hu..uh. Rupanya, dia menyebalkan juga, ya. Ingin aku lempar ia dengan sesuatau seperti buku. Tapi, tak ada benda yang dapat kulempar. Yang ada hanya kerajinan tangan buatannya yang tak tega ku lempar padanya.

"Oke, pekerjaanku sudah selsai. Mari, alkua antar kau pulang. Kakimu masih terkilir'kan." katanya.

Glek! Ia baik sekali. ucapku dalam batinku.

Ketika Ia membantgu aku berjalan keluar. Aku sempat melihat hasil pekerajaannya yang barusan ia buat. Disitu tertulis:

"AKULAH SI KULKAS :)"

Setelah kami sudah berada di halamn rumah Dani. Dani berkata padaku.

"Sepertinya aku tahu julukan untukmu." ucap Dani.
"Apa?" tanyaku.
"Si Gadis Galak yang suka mengumpamakan!" ucap Dani.

Aku kesal dengan ucapannya. Aku hendak menginjak kaki Dani dengan kakiku yang tidak terkilir. Tapi, Dani menghindar dan membuatku jatuh. Huh! Dasar!!!!! Awas kau Dani!!!!!!

begitulah ceritaku. Aku terinspirasi dari kehidupanku sendiri. Maaf, kalau terlalu simpel. Dan aku tahu cerita ini banyak kekurangannya. OHON DI KOMENTARI. YA.



Lebih Lanjutnya bisa ke -->
https://www.facebook.com/notes/nico-pardamean/si-kulkas/295038417232516



 Aula Nurul Ma'rifah

Tidak ada komentar:

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...