Rabu, 30 April 2014

Tulisan yang muter-muter


Sebelumnya gue mau mengutip satu paragraf dari tulisan Fadhil Abdillah yang judulnya ‘Soal Hati yang Tidak Pernah Serius’. Oke, langsung ke TKP. Fadhil nulis gini ‘kita pernah merasakan bahwa hati kita sedang bergejolak, marah misalnya. Kita pernah ingin melakukan sesuatu ketika hati kita sedang bergejolak, menampak misalnya. Kita pernah memikirkan sesuatu ketika hati kita ingin semuanya dilampiaskan, dendam misalnya’ lalu lanjut ke paragraf ke-2 ‘Tapi, kita tidak pernah tau, rasa, tindakan, pikiran itu kapan akan terjadi. Sama dengan seseorang yang menemukan kembali cintanya. Tiba-tiba’
Kedua, gue mau mengutip kata-kata sahabat gue ‘cinta itu rumit. Serumit ketika kita nonton film dan endingnya itu benar-benar tidak pernah diharapkan. Selain rumit, cinta itu kadang mengerikan, lebih mengerikan dari dunia politik hitam’ (yang ini sereeeem definisinya) terus dia lanjut lagi ngomong ‘ketika seseorang merasa otaknya benar-benar terhenti beberapa detik, ketika itu ada suatu virus yang sedang menyerbu otak kita. Mereka benar-benar berusaha merusak otak kita bahkan terkadang, mereka membuat kita seperti orang aneh.’ (ini sebenernya ngutip drama atau gimana kok dramatis banget yah? Entahlah)
Disini gue akan bicara soal cinta. Ini bukan cinta yang gue berikan pada G-Dragon, Junsu, atau Jae Jong karena itu cinta yang berbeda dari seorang fans seperti gue. Ini juga bukan cinta buat para sahabat-sahabat gue yang kadang autis dan autisnya ngajak-ngajak gue. Ini juga bukan tentang cinta yang gue berikan pada seorang pacar karena gue gak punya pacar *curhat*. Ini juga bukan rasa cinta yang gue berikan pada...., ah sudahlah berbelit-belit.
Gue mau mengingatkan satu hal lagi tentang cinta yang sering gue denger dari entah itu film, drama, sinetron, atau dari orang-orang disekitar gue. Ada yang mengatakan bahwa cinta itu suatu hubungan sebab akibat dimana ada penyebabnya kemudian ada akibat dari itu semua. Yaa semacem rumus sebab akibat yang rumit itu. Ada juga yang bilang cinta itu tanpa alasan. Ketika kita mencintai, kita tidak membutuhkan alasan apapun untuk mencintainya. Daan, masih banyak lagi hal-hal yang berhubungan dengan cinta dimana tiap individu bisa beda-beda cara menjabarkannya.
Kita pernah merasakan bahwa hati kita sedang bergejolak, marah misalnya. Oke, itu tulisan Fadhil yang ada di note facebooknya. Menurut gue bener karena ketika seseorang mencapai titik tertentu dimana kesabarannya lenyap maka luapan emosi yang keluar. Bagi gue, itu manusiawi. Dalam kasus ini, gue menganggapnya sebagai demonstrasi sel-sel otak. (Kata gue loh ini bukan kata para ahli yang meneliti sel-sel otak)
Ketika seseorang marah, contohnya gue, gak mungkin dan sangat gak mungkin tanpa alasan. Apapun kemarahan seseorang, pasti ada alasannya baik itu timbul detik itu juga atau detik-detik berikutnya setelah alasan marah itu datang menyapa. Yaa, gue merasakan itu. Kalian tanyakan pada diri kalian, pernah bukan marah? Lalu, apa hubungannya marah dengan cinta?
Marah dengan cinta ada hubungannya. Kalau gak ada hubungannya, harus dihubungkan. Kalau masih gak ada juga, ambil tali, sambungkan. Simpel. No No No. Bukan gitu. Ketika seseorang mencintai sesuatu, maksud gue mencintai hobby dia, mencintai sebuah seni, mencintai keluarganya, atau mencintai seorang yang lebih dari sekedar teman biasa, itu berhubungan dengan marah. Kenapa? Entahlah, gue merasa kadang terlintas dikepala gue begitu.
Kita tidak pernah tahu rasa, tindakan, dan pikiran itu kapan terjadi. Yap, gue sangat setuju dengan hal ini. Mungkin detik ini kalian masih bisa senyum bahagia tapi detik berikutnya, kalian bisa saja lebih bahagia, atau tiba-tiba jatuh pada sesuatu yang menyedihkan. Tentu saja itu dapat terjadi. Dunia ini bisa berubah dalam satu detik. Begitu pun dengan cinta.
Seorang sahabat gue namanya Nurfiati pernah mengatakan jika ada kalanya ketika cinta itu benar-benar sudah tertanam alias sudah permanen dihati, seburuk apapun orang mengatakan jika itu adalah cinta yang salah untuk kita, kita tidak dapat melepaskan cinta itu begitu saja. Yap, untuk hal satu ini gue udah liat sahabat gue merasakannya, kalau gue sih belum secara yaa entahlah, belum takdir aja. Hal ini berkaitan dengan pikiran yang menurut gue sudah tertanam baik dan gak hilang atau menghilang cinta itu sendiri. Dapat dikatakan rasa, tindakan, dan pikiran yang dirasakan oleh Nurfiati ini benar-benar gak pernah diduga sama dia. Jaman SMP, dia selalu bilang rencana-rencana dia tentang blablabla tapi entahlah, waktu membuatnya melakukan hal lain, berpikir hal lain, merasakan hal lain, dan tentu saja, itu takdir yang kuasa.
Gue juga gak tau kapan rasa suka gue sama laeder Big-Bang sii G-Dragon datang menghampiri gue karena tiba-tiba gue suka aja sama dia. Tapi, gue punya alasan dan setiap orang punya alasan hanya saja kadang yang kita rasakan adalah rasa suka terlebih dahulu baru kita menjabarkan alasannya. Betul gak apa kata gue? Hal ini juga berlaku untuk cinta yang bukan untuk seorang penyanyi, artis, atau lain sebagainya. Intinya berlaku untuk cinta yang lebih dari sekedar teman baik tapi masalahnya gue gak punya itu kecuali sahabat-sahabat gue yang kadang autis. Hihi
Pernah gak sih liat anak SMP atau anak SMA yang pacaran terus putus terus pacaran lagi terus putus dan tiba-tiba malah pacaran lagi sama temennya sii mantan. Yaa itu hal biasa yang gue denger baik itu dari kisah nyata orang-orang yang curhat sama gue atau dari drama, sinetron, atau film. Itu hal yang sangat sering ditemui didunia ini ^^ apakah itu cinta? Tentu saja itu cinta hanya kadar kekuatan cinta yang berbeda-beda tiap pasangan. Bagi gue, itu sah-sah aja. Gak ada hukum yang melarang seseorang untuk putus-nyambung-putus-nyambug-putus. Tapi, kadang gue mikir, ada kok hukum yang mengatur. Misalkan hukum hati, yaa ada rasa sesak nafas gitu didada tapi ketika diperiksakan ke Rumah Sakit gak ada masalah. Mungkin sih gitu.
Namun gue bukan anak SMP lagi walaupun tampang gue masih imut-imut untuk dibilang anak SMP. Gue bukan seorang cewek yang suka putus-nyambung begitu karena bagi gue bolak-balik dijalan yang sama itu gak efisien. Coba lo pikir, ketika lo mau ke Bali, masa iya lo dari Jakarta terus berhenti di Jogja terus balik ke Jakarta lalu ke Kalimantan terus ke Jogja lagi dan Jakarta lagi baru kemudian Bali. Gak efisien banget kan? Simpelnya, ketika gue ingin pergi ke satu titik dimana gue akan merasa nyaman maka dalam perjalanan itu, gue gak boleh kembali. Bukan artinya gue melupakan jalan gue sebelumnya hanya saja yang terpenting dan jadi fokus gue adalah tujuan gue, misal tujuan gue itu ke Bali. Kalaupun gue harus kembali ke Jakarta, gue hanya ingin reuni. Simpelnya gitu. Namun, ini gak benar juga karena ada satu masa dimana ketika kita kembali ke titik awal maka kita akan membawa bekal lebih untuk satu tujuan. Yap, namun gue lebih suka jalan pikir gue yang pertama. Kalau sudah terlewat, yasudah, fokus ke tujuan dulu. (maksa banget ya gue ^^)
Cinta itu lebih mengerikan daripada politik hitam? Lah kok? Menurut gue berbalik. Entahlah. Tapi dipikir-pikir ada benarnya juga karena ketika seseorang mungkin curang dalam politik, imbasnya atau balasannya nanti dikemudian hari. Namun kalau cinta, bisa detik itu juga karena banyak yang bilang ini sudah bicara tentang perasaan.
Kalau cinta kadang membuat seseorang menjadi aneh, itu hal lumrah. Menurut gue wajar. Ketika orang yang pemales, jarang mandi, jarang merawat tubuhnya tiba-tiba menjadi peduli sama kesehatan dan rajinnya minta ampun, yaa itu cukup aneh walaupun positif. Ini namanya dampak positifnya cinta. Tapi ketika cinta menimbulkan depresi baik ringan maupun berat, itu dampak negatif yang mengertikan. Bagi gue, ini sangat benar kalau cinta membuat seseorang menjadi aneh tapi bagi gue juga, itu tahap menuju pembelajaran hidup.
Gue pernah bahas soal rasa cinta gue buat oppa G-Dragon? Tentu pernah. Buat Junsu? Pernah juga. Atau rasa cinta gue buat Kim Jae Jong atau John Hoon? Gue belum sempet nulisnya di blog ini. Ah iya, gue pernah nulis soal first love gue kan? Atau tentang cinta sekilas yang gue rasakan? Ya semua itu pernah. Apa gue jatuh cinta? Tentu. Semua itu cinta hanya beda jenisnya dan beda kadarnya. Kalau cinta terhadap G-Dragon itu cinta dari seorang fans tapi gue bukan fans fanatik loh. Bukan.
Mengenai tulisan gue tentang seseorang yang bagi gue gak banget itu, gue udah move on. Mungkin benar kata sahabat gue kalau itu hanya rasa suka berlebihan karena saat itu hati gue lagi gak stabil dan mudah untuk dirasuki hal-hal aneh semacem rasa suka berlebih. Tapi kalau rasa suka yang berlebih ke Kang Min Hyuk alias drummernya band kece CN-BLUE sih gak boleh disalahkan karena yaa itu perngecualian. Rasa suka gue ke dia karena.... banyak alesan, salah satunya karena senyum Kang Min Hyuk buat gue merasa damai. *loh* Jadi, gue gak akan bahas itu. Gue sedang fokus terhadap kenyamanan hidup gue yang mengesampingkan masalah itu dulu. Hihi
Belakangan ini atau beberapa waktu ini, gue suka mengamati orang. Sebelumnya, gue gak pernah begini banget mengamati orang. Biasanya gue sekedar mengamati terus bilang ‘karakter orang beda-beda ternyata’ yaa begitu doang. Tapi kali ini gue mengamati banyak orang. Yaa gak lama sih gue mengamati banyak orang dengan berusaha teliti walaupun kadar ketelitiannya gak dapat gue pertanggungjawabkan. Gue melakukan itu 1 minggu. Kalau gue lagi makan entah dimana, kadang gue suka mengamati anak kecil, atau mengamati cowok-cewek-ibu2-bpk2-nenek2-atau kakek-kakek sekalipun. Gue mengamati aja. Dan entahlah, gue merasa ada satu pembelajaran tersendiri bagi gue. Gue merasa orang-orang di sekitar gue itu unik bahkan diri gue pun unik. Rasanya menyenangkan menyadari hal itu dengan pengamatan langsung bukan dengan baca buku atau baca artikel tapi apa yang gue baca itu bener kok karena gue sudah membuktikannya.
Dari pengamatan gue itu kadang gue merasa kalau orang yang gue amati itu merasa risih sama gue. Yap, gue kadang mengamati dari jauh sambil memasukkan dikepala gue tapi kadang ketika orangnya berada disekitar gue. Nekat ya gue? Entahlah mungkin kalau cewek cantik yang gue amati eh dikiranya gue iri sama dia atau dikiranya gue nyindir dia atau dikiranya apalah yang gak banget gitu. Dan kalau cowok, mungkin dikiranya gue terpesona. Itu aja bagi gue.
Gue banyak menemukan orang-orang yang kadang marah tanpa jeda. Kadang juga gue menemukan orang yang kalem banget ditambah baek jadi kalemnya bener-bener luar biasa. Kadang juga ada yang kalem tapi kalau ngomong ngena dihati alias nyakit. Itu sih biasanya cewek. Kalau gue sebagai cewek, gue mengakui diri gue itu gak kalem kecuali kalau gue gak cocok sama tempat dimana gue berada atau gue gak cocok sama orang-orang disekitar gue. Yang gue suka dari seorang cewek karena gue juga cewek, cewek itu lebih peka. Maksud gue bukan peka terhadap orang lain aja tapi terhadap hidup dia sendiri contohnya kesehatan dimana para cewek-cewek ini mulai memperhatikan kesehatan kulit dan mulai berkonsultasi sama dokter. (ini bukan pengamatan aja tapi hasil gue nanya alias wawancara santai)
Nah kalau soal cowok, ini mah udah pasaran didenger, cuek. Cuek banget ngerokok dimana-mana tanpa mikir kanan-kiri itu keganggu. Yaa gak semua cowok gitu, masih banyak kaum cowok yang anti rokok. Gue menemukan ketika gue dikampus, masih banyak yang gak ngerokok. Ketika gue lagi kumpul sama temen-temen SMA gue, mereka juga banyak yang gak ngerokok. Tapi tetep ada sisi cueknya sii cowok ini, yaitu males ribet makannya banyak yang memberi cap cowok itu kebanyakan cuek. Bagi gue sebenernya bukan cuek tapi mereka meminimalkan tindakan yang gak penting. Gitu sih kata gue bukan kata yang lain.
Dari sekian banyak pengamatan kilat gue, ada beberapa orang yang sampai detik ini buat gue salut sama tingkah mereka yang mana kayaknya unik banget diantara sekitarnya. Beda sama tingkah gue yang jelas. Yaa tingkah gue juga emang beda sih misal dikampus sama dilingkungan temen SMA gue beda banget, beda jauh malah tapi tingkah gue gak se-autis sahabat-sahabat gue yang gak bisa diem. *eh*
Lalu, apa hubungannya hasil pengamatan gue dengan cinta?
Hasil pengamatan gue itu mengajarkan gue yang berkenaan dengan cinta, salah satunya mengajarkan gue untuk memahami kalau tingkah laku manusia itu beda-beda jadi ketika gue menemukan cinta disekitar gue mungkin gue harus inget hal ini kalau memahami itu sangat rumit karena yaa tingkah manusia itu balik lagi ke beda-beda-beda tiap individunya.
Tapi yang  gue tekankan, walaupun tingkah manusia itu beda-beda tapi-tapi-tapi-tapi ada kalanya dimana kita bisa membedakan tingkah yang murni, tingkah palsu atau dibuat-buat, dan tingkah yang terpaksa. Yaa begitu lah. Membedakannya dengan cara bukan hanya mengamati tapi mencoba untuk memahami perlahan namun gak memaksa otak kita untuk paham. Yaa gimana pun kapasitas otak itu gak bakal seru kalau ada unsur pemaksaan.
Coba geh, apa kalian pernah dipaksa mencintai atau menyukai idola kalian? Atau kalian dipaksa untuk mencintai keluarga kalian? Itu pasti nggak. Simpelnya seperti itu. Cinta itu tanpa paksaan. Kalau ada seseorang yang memaksakan cinta, mungkin hukum karma yang akan membuatnya sadar sesadar-sadarnya.
Cinta kepada manusia bagi gue yang utama dan pertama itu keluarga gue baru diri gue kemudian diri gue kemudian lagi diri gue kemudian sahabat gue baru kemudian yang lain-lainnya. Kenapa gue selalu menyebutkan diri gue berkali-kali? Karena ketika kita bisa mencintai diri kita sendiri maka kita bisa mencintai orang lain. Kalau keluarga udah hukum alam saling mencintai, gak bisa diganggu gugat terkecuali ada kecacatan dalam sebuah keluarga misal keluarga yang berantakan. Misal loh misal.
Cinta kepada yang lainnya bagi gue itu bukan idola gue yang gue dahulukan tapi orang lain dulu karena gini, ketika gue menyukai idola gue kan belum tentu dia balik menyukai gue sebagaimana gue menyukai dia. Yaa memang cinta itu gak menuntut balas tapi menurut gue sah-sah aja jika keduanya saling terikat alias saling menyukai. Masalahnya kalau artis kan fansnya banyak jadi bisa diberi pengecualian. Untuk yang lain, bagi gue jalan digaris lurus bersama itu lebih baik karena bisa memikirkan strategi untuk mencapai tujuan secara bersama-sama. Namun ketika jalan digaris yang sama kemudian salah satu keluar dari jalur, tentunya yang keluar akan tersesat bahkan yang sangat mengerikan ia tidak dapat kembali lagi. Bagi gue begitu. Bukan gue egois tapi itulah kata hati guee wkwk
Kalau jatuh cinta pada lawan jenis selain diluar artis/penyanyi, jujur, di isi kepala gue Cuma 1 kali. Dan itu gak menyeramkan seperti lebih menyeramkan dari politik hitam. Gak sama sekali. Dan cinta yang ke-2 kalinya, yaa entahlah, belum pernah otak gue menegaskan itu. Bukan berarti gue orangnya pemilih yang ribet tapi entahlah jalan pikir otak gue memang rumit serumit berjalan diatas air gitu. Yaa jelek juga kan kalau gue tipe orang yang mudah jatuh cinta. Gak banget. Kecuali jatuh cinta pada seorang penyanyi lewat suaranya itu bisa mudah karena gue dengerin suaranya langsung deh jatuh cinta sama suaranya baru ke penyanyinya siapa. Eh atau mungkin pertama kali gue jatuh cinta sama Junsu? WOW!
Tapi ada manusia yang belakangan ini buat gue penasaran. Eh bukan belakangan ini tapi udah lama sih buat gue penasaran. Ada yang unik. Bener-bener unik. Tapi dia bukan orang hasil pengamatan gue. Bukan. Ada beberapa kejadian/hal/tingkah laku yang buat gue mikir ‘gue harus nulis cerpen tentang nih orang’ tapiii, gue baru mikir aja belum terlaksana. Mau tau siapa dia? Apa dia artis? Penyanyi? Atau seseorang yang lain? Atau seseorang yang lebih dari sekedar teman?
Simpel kata, gue akan menjelaskan pada tulisan berikutnya. Yang jelas, dia bukan orang yang pernah gue tulis disini sebelumnya. Bukan. Gue pertegas lagi, bukan. Mau dia artis, penyanyi, aktor, temen gue, tetangga gue, sahabat gue, gue mau nulisnya nanti. Nanti ditulisan setelah tulisan ini.
Orang yang buat gue mikir tentang sebuah kalimat yaitu: ‘Tapi, kita tidak pernah tau, rasa, tindakan, pikiran itu kapan akan terjadi’



Tidak ada komentar:

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...