Jumat, 25 April 2014

Filsafat Modern (Resume Tugas)

Nama                 : Syamsul Arifin
NPM                   : 1321040214
Fak/Jur/Kelas     : Syari’ah/Ekonomi Syari’ah/E
Mata Kuliah       : Filsafat Umum

BAB V
FILSAFAT MODERN
Secara historis, zaman filsafat modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang ditandai dengan kemunculan gerakan renaissance. Aliran yang menjadi pendahuluan ajaran filsafat modern didasarkan pada suatu kesadaran atas individual dan yang konkret.
Dalam era filsafat modern, yang kemudian dilanjutkan dengan era filsafat abad ke-, muncullah berbagai aliran pemikiran, yaitu :
A.   Rasionalisme
Rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650) yang disebut sebagai bapak filsafat modern. Ia ahli dalam ilmu alam, hukum, dan kedokteran. Ia menyatakan bahwa, ilmu pengetahuan harus satu, tanpa bandinganya, harus disusun oleh satu orang, sebagai bangunan yang berdiri sendiri menurut satu metode yang umum. Yang harus dipandang sebagai hal yang benar adalah apa yang jelas dan terpilah-pilah (clear and distinctivily). Ilmu pengetahuan harus mengikuti langkah ilmu pasti karena ilmu pasti dapat dipastikan model cara mengenal secara dinamis.
Ia berpendapat bahwa, sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal. Hanya pengetahuan yang lewat akallah yang dapat memenuhi syarat yang di tuntut oleh semua ilmu pengetahuan ilmiah.
Latar belakang munculnya rasionalime adalah keinginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (skolastik).
B.   Empirisme
1.    Thomas Hobbes (1588-1679)
Pendapatnya adalah bahwa ilmu filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya umum. Menurutnya, filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tentang akibat-akibat atau tentang gejala-gejala yang diperoleh dari sebabnya. Sasaran filsafat adalah fakta, yaitu untuk mencari sebab-sebabnya.
2.    John Locke (1632-1704)
Dalam penelitianya, ia menggunakan istilah sensation dan reflection. Sensation adalah sesuatu yang daopat berhubungan dengan dunia luar, tetapi manusia tidak dapat mengerti dan meraihnya. Sedangkan reflection adalah pengenalan intuitif yang memberikan pengetahuan kepada manusia, yang sifatnya lebih baik dari sensation.
C.   Kritisisme
Aliran ini muncul pada abad ke-18. Suatu zaman baru dimana seseorang ahli pikir yang ceras meencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme.zaman baru ini disebut zaman pencerahan (Aufklarung). Sebagai latar belakangnya, manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan telah mencapai hasil yang menggembirakan. Disis lain, jalanya filsafat tersendat-sendat.
Seorang ahli pikir, Immanuel Kant (1724-1804) mengakui peranan akal dan keharusan empiri, kemudian dicobanya untuk mengadakan sintesis. Walaupun semua pengetahuan bersumber dari akal, tetapi adanya pengertian timbul dari benda.
D.   Idealisme
Pelopor Idealisme adalah : J.G Fichte (1762-1814), F.W.J. Scheling (1775-1854), G.W.F. Hegel ( 1770-1831), schopenhauer (1788-1860)apa yng dirintis oleh kant mencapai puncak perkembanganya pada hegel. Pengaruhnya begitu besar sampai luar Jerman. Menurut pendapatnya, segala peristiwa didunia ini hanya dapat dimengerti jika suatu syarat dipenuhi, yaitu jika peristiwa-peristiwa yang ada sudah secara otomatis mengandung pejelasan-penjelasanya.
E.    Positivisme
Filsafat Positivisme lahir pada abad ke-19. Titik tolak pemikiranya, apa yang telah diketahui adalah yang faktual dan yang positif, sehingga metafisika ditolaknya.
Tokoh-tokohnya adalah : August Comte (1798-1857), John S. Mill (1806-1873), dan Herbert Spencer (1820-1903)
August Comte (1793-1857)
Menurut pendapatnya, perkembangan pemkiran manusia berlangsung dalam tiga tahap: tahap teologis, tahap metafisis, dan tahap ilmiah/positif.
Tahap teologis manusia mengarahkan pandanganya kepada hakikat yang bathiniah (sebab pertama). Tahap metafisis manusia hanya sebagai tujuan pergeseran dari tahap teologis. Tahap ilmiah/positif, manusia telah mulai mengetahui sadar bahwa upaya pengenalan teologis dan metafsis tidak ada gunanya.
F.    Evolusionisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang zoologi yang mempunyai pengaruh samapai saat ini, yaitu : charles Robert Darwin (1809-1882), ia mendominasi pemikiran filsafat abad ke-19.
Dalam pemikiranya, ia mengajukan konsepnya tentang perkembanganya tentang segala sesuatu termasuk manusia yang di atur oleh hukum-hukum mekanik, yaitu survivalof the fittest dan struggle for life. Pada hakikatnya antara binatang dan manusia dan benda apapun tidak ada bedanya. Dimungkinkan terdapat perkembangan manusia pada masa yang akan datang akan lebih sempurna. Dalam pemikiranya, Darwin tidak melahirkan sistem filsafat, tetapi pada ahli pikir selanjutnya (Herbert Spencer) berfilsafat berdasarkan pada evolusionisme.
G.   Materialisme
Seorang tokoh (materialisme alam) adalah Ludwig Feueurbach (1804-1872) sebagai pengikut Hegel. Dia mengemukakan pendapatnya, bahwa baik pengetahuan maupun tindakan berlaku adagium, artinya terimalah dunia yang ada, bila menolak Agama/metafisika.
Dari materialisme Historis/dialektis, yaitu Karl Marx (1818-1883). Menurut pendapatnya, tugas seorang filosofi bukan untuk menerangkan dunia, tetapi untuk meengubahnya. Hidup manusia itu ternyata ditentukan oleh keadaan ekonomi.
H.   Neo-Kantianisme
Tokoh-tokohnya adalah : Wilhelm Windelband (1848-1915), Herman Cohen (1842-1918), paul natrop (1854-1924), Heinrich Reichart (1863-1939).
Herman Cohen memberiakan titik tolak pemikiranya mengemukakan bahwa keyakinanya pada otoritas akal manusia untuk mencipta. Mengapa demikian, karean segala sesuatu itu baru dikatakan ada apabila terlebih dahulu dipikirkan. Tuhan, menurut pendapatnya, bukan sebagai person, tetapi sebagai cita-cita dari seluruh prilaku manusia.
I.      Pragmatisme
Pragmatisme Berasal dari kata Pragma yang artinya guna. Maka Pragmatisme adalah suatu aliran yanfg mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis. Tokohnya : William James (1842-1910)  ia ahli dalam bidang seni, psikologi, anatomi, fisiologi, dan filsafat.
Ia bertanggapan, bahwa masalah kebenaran tentang asal/tujuan dan hakikat bagi orang Amerika terlalu teoritis. Ia mengiginkan hasil-hasil yang konkrit.
J.     Filsafat Hidup
Aliran filsafat ini lahir akibat dari reaksi dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan industrialisasi semakin pesat. Hal ini mempengaruhi pola pemikiran manusia. Tokohnya adalah Henry bergson (1849-1941). Pemikiranya, alam semesta ini merupakan suatu organisme yang kreatif, tetapi perkembanganya tidak sesuai dengan implikasilogis. Pemikiran filsafat Henry ini sebagai reaksi dari positivisme, materialisme, Subjektivisme, Relativisme. Kemudian ia mengupayakan dengan melalui yang positif (ilmu) tersebut untuk menyalami yang mutlak dalam pengetahuan metafisis. Ia mempertahnkan kebebasan dan kemerdekaan kehendak.
John Dewey (1859-1952)
Pemikiranya, tugas filsafat adalah memberikan pengarahan dalam tinakan hidup manusia. Untuk itu filsafat tidak boleh berda dalam pemikiran metafisika yang tidak ada manfaatnya.
K.   Fenomenologi
Fenomenologi berasal dari kata Fenomen yang artinya gejala, yaitu suatu yang tidak nyata dan semua. Kebalikanya kenyataan juga dapat diartiakansebagai ungkapan kejadian yang dapat diamati lewat indra. Tokohnya : Edmund Husserl ( 1839-1939) dan pengikutnya Max Scheler (1874-1928).
Edmund Husserl berpendapat, bahwa objek/benda harus diberi kesempatan untuk berbicara, yaitu dengan cara deskriptif fenemologis yang didukung oleh metode deduktif. tujuanya, adalah untuk melihat hakikat gejala-gejala secara intuitif.  Sedangkan deduktif metode artnya mengkhayalkan gejala-gejala dalam berbagai macam yang berbeda.
L.    Eksistensialisme
Kata Eksistensialisme berasal dari eks = ke luar, dan sistensi atau sisto = berdiri, menempatkan. Secara umum berarti, manusia dalam keberadaanya itu sada bahwa dirinya ada dan segala sesuatu keberadaanya ditentukan oleh akunya.
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala dengan berdasar pada eksistensinya. Pelopornya adalah Soren Kierkegarared (1813-1855), Martin Heidegger, J. P. Sartre, Karl Jaspers, Gabriel Marcel.
Pemikiran Soren Kierkegarared mengemukakan bahwa kebenaran itu tidak berada pada suatu sistem yang umum, tetapi berada dalam eksistensi yang individu, yang konkret.
M. Neo-Thomisme
Pada pertengahan abad ke-19, ditengah-tengah gereja katolik banyak penganut paham Thomisme, yaitu aliran yang mengikuti paham thomas Aquinas. Pada awalnya dikalangan gereja terdapat keharusan untuk mempelajari ajaran tersebut. Kemudia, menjadi paham Thomisme, yaitu paham yng menganggap bahwa ajaran thomas sudah sempurna. Kedua, paham yang menganggap bahwa walaupun ajaran Thomas telah sempurna, tetapi masih terdapat hal-hal yang pada suatu saat belum dibahas. 

  



Tidak ada komentar:

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...