Sabtu, 14 Juli 2012

CERPEN - Creative Student


Creative Student

Asidosis loh Ndu yang pH nya tinggi itu.” Viola berusaha membela apa yang menurutnya benar. “Loe geh Ndu yang salah.”

“Nona cantik, Asidosis itu rendah, yang tinggi alkalosis.” Jelas Vandu sambil menunjukkan penjelasan itu di buku Kimianya. “Baru kemaren belajar tentang larutan penyangga. Kan pikunan!” Vandu menjitak pelan kepala Viola.

“Oh iya deng.” Viola tersenyum malu.

Mereka ke kantin sekolah sambil membicarakan ujian kimia yang berlangsung kemarin. Keduanya memang seringkali berbeda pendapat mengenai pelajaran tapi, keduanya pun kadang tidak mau mengalah walaupun tahu itu salah.

“Sekolah kita nggak ada sampah plastik ya Ndu?” Tanya Viona, Vandu hanya tersenyum.

Bagaimana tidak, kantin di larang untuk menjual snack yang bungkusnya dapat mengotori area sekolah bahkan permen pun di larang. OMG! Namun, sampah dedauan cukup banyak karena sekolah mereka memang mengutamakan kebersihan udara di lingkungan sekolah agar siswa nyaman.

“Sampah daun di sekolah kita kalo nggak di bakar, ya di jadiin kompos, itu-itu aja. Parahnya mah kalo di bakar.” Ucap Viola sambil berpikir. “Padahal masih ada cara lain biar asap dari pembakaran itu nggak berkondensasi sama udara bebas.” Dia mulai berpikir panjang lagi, tahun lalu, Viola dan kelasnyalah yang mengusulkan untuk memisahkan sampah organik dengan non-organik. Tentu saja ide itu di sambut hangat walaupun 90 persen sampah di sekolah ini adalah sampah organik.

Kali ini, berbeda dengan ide sebelumnya. Dalam otak Viola ada sebuah ide dimana sampah-sampah itu tidak saja menguntungkan sekolah mereka tapi, bisa menguntungka sebuah perkebunan yang terletak tidak jauh dari mereka. Hal ini juga bisa menguntungkan masyarakat banyak dimana udara bersih tidak makin kotor tiap harinya.

“Nah, gue mau usul dah sama kepsek kita. Ya semua di mulai dari sekolah kan Ndu?” Viola memandang Vandu dan cowok yang tidak lain adalah sahabat Viola itu sangat senang dengan pemikiran Viola. “Ndu, kok senyum-senyum aja sih?”

“Karena loe cantik.” Ucap Vandu. “Nggak deng, karena gue ngerasa aneh sama loe. Kadang loe itu terkesan cuek, kadang peduli banget sama lingkungan.” Dia tertawa kecil dan Viola hanya menarik nafas pendek lalu menghembuskannya perlahan.

**

Teknologi pembakaran, cukup efisien untuk sampah kering, untuk sampah basah akan menghasilkan asap tebal dan waktu pembakaran yang lama, sehingga menimbulkan cemaran asap yang cukup mengganggu kesehatan. Dan masih banyak cara lain untuk mengolah sampah yang kadang mencemari udara bebas.

Namun, Viola memiliki ide lain dari sebelumnya. Dia ingin sekolahnya memiliki siswa-siswi yang kreatif. Walaupun ide itu bukan hasil penemuan siswa tapi, setidaknya itu adalah ide siswa untuk mencoba penemuan itu.

“Emang mau di gimanaan Vi?” Tanya teman-teman sekelas Viola. “Kan biasanya di jadiin kompos doang, atau kerajinan pake daun kering de el el.”

“Pernah denger asap cair nggak?” Tanya Viola, teman-temannya mengangguk. “Kita coba aja ngajak seisi sekolah kita buat ngolah sampah jadi asap cair. Nah kegunaannya banyak kan asap cair itu?”

Sekelas hening, mereka tahu tentang asap cair dan bagaimana pengolahannya tapi, mereka tidak pernah berpikir untuk mencobanya di sekolah. Dan kali ini, mereka terkejut dengan ajakan Viola.

“Gue ikut Vi.” Vandu menganggkat tangannya dan Viola masih berdiri di depan kelas. “Kelas kita kan harus jadi kelas paling kompak untuk tahun ini, kelas paling the best untuk segala hal.”

“Gue ikut.” Kata beberapa siswa yang lain. “Demi kelas kita, okelah.” Sambung beberapa siswa yang biasanya cuek.

Viola dan anak-anak sekelasnya mendiskusikan ide mereka beberapa minggu. Mereka mencari info-info dari internet dan beberapa orang yang mereka wawancarai. Ini membuahkan hasil dan mereka beniat untuk mengajukan proposal ke kepala sekolah.

“Viola pinter, Viola cantik.” Vandu mengusap kepala Viola saat seisi kelas sedang berdiskusi di rumah Vandu. “Kalo proposal kan untuk para pejabat sekolah, kalo ini buat kita.” Vandu menunjukkan hasil kerja mereka selama sebulan ini yang di rangkum dalam beberapa puluh lembar 

*) Ini bukan cerpen bersambung hanya blm di posting semuanya aja ^^

oleh : Aula Nurul M

lanjutannya ada kok next time, biar ada yang penasaran ^_^ 


Tidak ada komentar:

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...