Senin, 21 Agustus 2017

No Agriculture No Future - Essai jaman SMA

No Agriculture No Future
Generasi Muda Penyelamat Pertanian

Sudah sejak jaman dahulu sebutan negara agraris melekat pada tanah air kita. Selama beratus-ratus tahun, pertanian pun telah mejadi mata pencaharian utama masyarakat Indonesia. Hal tersebut terjadi karena pertanian relatif lebih mudah di kerjakan seingga menjadi ‘Primadona’ kala itu bahkan saat jaman pra sejarah pun tidak jauh berbeda.

Hingga detik ini pertanian Indonesia masih berjaya dengan segala kelebihan dan kekurangannya di tengah deru jaman yang kian menghimpit. Dan selama ini juga pertanian menjadi tiang kehidupan negeri tercinta kita. Peran pertanian Indonesia adalah sebagai kontribusi dalam penyediaan pangan, penyedia bahan baku, bahkan sebagai sumber devisa negara.

Namun, saat ini muncul kekurangtertarikan generasi muda terhadap sektor pertanian. Hal tersebut di tandai dengan menurunnya minat siswa-siswi SMA/sederajat yang memilih fakultas pertanian. Padahal, jika di lihat dari keadaan alam Indonesia, pertanian merupakan sektor penentu cukup tinggi.

Beberapa tahun lalu kekosongan kursi pada bidang pertanian mencapai 50 persen dari daya tampung universitas negeri dan lebih besar lagi pada universitas swasta. Hal ini menunjukkan citra pertanian di kalangan anak muda generasi penerus mulai merosot dan menyedihkan.

Membudayanya pandangan petani sebagai pekerja kelas dua menyebabkan banyak generasi mudamempersempit pemahanannya akan potensi pertanian. Generasi muda di desa meninggalkan desa serta status petani mereka. Mereka memilih bekerja di kota sehingga menyebabkan kosongnya kantong-kantong pertanian potensial. Apa yang terjadi pada generasi kita? Penerus kita selanjutnya?

Indonesia memiliki potensi sangat besar mengingat ketersediaan lahan, kesesuaian iklim, serta kekayaan hayati yang melimpah dan melimpahnya SDM yang ada. Bukankah dengan hal ini pertanian Indonesia dapat di kembangkan menjadi pertanian berkelanjutan?

Di Indonesia pertanian berkelanjutan bersumber dari pengetahuan lokal dan sudah terbuksi kesuksesannya selama bertahun-tahun. Proses pelaksanaannya pun di lakukan oleh petani kita sendiri, hanya saja banyak yang belum terarah secara baik. Disinilah peran kita, para generasi muda di butuhkan untuk terfokus dalam bidang pertanian khususnya perlindungan tanaman.

Jika kita mengingat sebuah ungkapan, ’bumi dan alam semesta ini bukanlah warisan dari para leluhur kita melainkan titipan bagi anak cucu kita’. Ungkapan tersebut tentu mengingatkan kita bahwa generasi muda dan generasi penerus kita memiliki hak untuk merasakan tanah yang subur, udara yang segar, air yang jernih, kecukupan pangan sehingga kia bersama-sama memiliki tanggung jawab dan kewajiban dalam pengelolaannya.

Untuk menjaga eksistensi pertanian di Indonesia, salah satu langkah yang dapat di lakukan selain menciptakan suatu sistem pertanian terpadu dan berkelanjutan yaitu dengan menumbuhkan kesadaran diri kita terutama pada generasi penerus bahwano agriculture no future.

Kita harus mengingat bahwa definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan adalah meliputi komponen-komponen fisik, biologi, dan sosioekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan pada pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian dan bahan-bahan input maksimum, pemeliharaan kesubutan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman, pengendalian hama dan penyakit secara terpau serta penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian. Bukankah hal itu merupakan tugas kita untuk melaksanakannya demi negeri agraris ini?

Meskipun kegiatan pertanian di negeri ini akan mengalami banyak rintangan dalam perjalanannya tidak berarti semua akan sia-sia. Halangan dan kendala hanyalah sebuah proses untuk menuju ke kehidupan alam yang lebih baik dimana akan berpengaruh pada kehidupan penduduk Indonesia sendiri. Inilah tugas kita, tanggung jawab kita para generasi muda untuk mengolah segala potensi kekayaan alam sehingga Indonesia menjadi negara maju dengan kekayaan alamnya yang tidak kalah dengan negara-negara lain di belahan dunia.Kita harus mencintai pertanian, melindungi pertanianserta kembali mengingat bahwa no agriculture no future.


- Tulisan gue saat kelas 3 SMA. Saat diminta temen-temen nulis. Saat kak xxxx yang buat gue semangat nulis. Dan setelah selesai nulis entah gua malah lupa sama orangnya. Maaf. Jahat betul ya jadi orang

Tidak ada komentar:

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...