Senin, 15 Agustus 2022

Kesejahteraan Subjektif

Sumber: berbagai sumber (silahkan dicek ulang yaa untuk meminimalisir)


1.     Pengertian Kesejahteraan Subjektif

Diener et al., (2000), mengatakan kesejahteraan subjektif adalah konsep yang cukup luas dalam mencakup sebuah pengalaman emosi yang menyenangkan serta rendahnya tingkat mood yang negative dan kepuasan hidup yang tinggi. Kesejahteraan subjektif mengacu pada semua jenis evaluasi, baik positif maupun negatif, yang dibuat orang dari kehidupan mereka. Ini termasuk evaluasi kognitif reflektif, seperti kepuasan hidup dan kepuasan kerja, minat dan keterlibatan, dan reaksi afektif terhadap peristiwa kehidupan, seperti sukacita dan kesedihan.

Wilson (dalam Proctor, 2014) mengatakan investigasi kesejahteraan subjektif yang mempunyai efek dan pengaruh bagaimana individu memandang kehidupan mereka dilingkungan sekitarnya. Kesejahteraan subjektif merupakan adanya kategori fenomena yang luas dan mencakup respons emosional seseorang, kepuasan domain, dan penilaian terhadap kepuasa hidup (Ed Diener, Eunkook M. Suh, Richard E. Lucas, 1999).

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan subjektif adalah pengalaman sadar tentang bagaimana kita dalam merasakan dan mengalami kehidupan sehari-hari yang mencakup respon emosional dan penilaian kita terhadap kepuasan hidup (Diener, 1984).

2.     Aspek Kesejahteraan Subjektif

Diener & Ryan (2009) mengemukakan aspek-aspek Kesejahteraan subjektif yaitu:

1.     Kepuasan Hidup (life Statisfaction)

Kepuasan hidupmerupakan evaluasi terhadap kepuasan hidup secara global, individu melakukan penilaian terhadap kehidupan secara menyeluruh. Kepuasan hidup ini mencakup area kepuasan/domain satisfaction individu diberbagai bidang kehidupannya.

2.     Afek Positif (Possitif Affect)

Afek Positif merupakan perasaan emosi yang menyenangkan, seperti suasana hati yang menyenangkan

3.     Afek Negatif (Negative Affect)

Afek Negatif merupakan emosi yang tidak menyenangkan, seperti marah, sedih, cemas dan khawatir.

 

3.     Faktor-Faktor yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif

Menurut Situmorang & Tentama, (2014) ada beberapa factor yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif diantaranya yaitu: 

a.      Pendapatan

Determinan dari kebahagian di Indonesia adalah pendapatan, pendidikan, kesehatan dan modal sosial. Jika makin tinggi pendidikan seseorang maka makin tinggi penerimaan atau pendapatan yang didapatkan. Apabila pendapatan merupakan unsur penting dalam penentuan kebahagiaan, maka makin tinggi pendidikan, makin tinggi pendapatan dan makin tinggi pula kebahagiaan seseorang (Rahayu, 2016).

b.     Religiusitas

(Eddington & Shuman, 2005) menyatakan banyak penelitian yang menunjukkan bahwa subjective well-being berkorelasi signifikan dengan spiritualitas. Hal ini sejalan dengan penelitian Pontoh & Farid (2015) bahwa semakin tinggi religiusitas pada pelaku konversi agama, maka akan semakin tinggi juga kebahagiannya.

c.      Kebersyukuran

Kebersyukuran merupakan perasaan-perasaan positif seperti rasa senang dan bahagia sebagai respon atas apa yang telah dialami dalam kehidupan individu (Adang Hambali, Asti Meiza, 2015). Sejalan dengan penelitian Eriyanda & Khairani (2018) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat kebersyukuran positif pada wanita yang bercerai, maka akan semakin tinggi kebahagiaannya.

d.     Kepribadian

Tatarkiewicz (dalam Diener, 1984) menyatakan bahwa kepribadian merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif. Hal ini dikarenakan beberapa variabel kepribadian menunjukkan kekonsistenan dengan kesejahteraan subjektif, diantaranya self esteem. Pada saat orang mengalami ketidakbahagiaan ternyata self esteem ini juga dalam keadaan menurun.

e.      Dukungan Sosial

Eiswein Tsz Kin Wong (2016) mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan salah satu fungsi komunikasi yang melalu media online yang mampu memberikan efek yang sama dengan komunikasi secara umum sebagai dukungan sosial. Bahkan dukungan sosial mampu meningkatkan kemampuan individu dan menghilangkan stress. Hal ini sejalan dengan penelitian Amalia (2012) yang mengatakan bahwa dukungan sosial keluarga memiliki pengaruh positif terhadap kebahagiaan, dan dukungan sosial meliputi aspek emotional support, instrumental support, informational support, dan appraisal support.

 

4.     Pengukuran Kesejahteraan Subjektif

Konstruk kesejahteraan subjektif memiliki 2 alat ukur yang dikembangkan oleh Diener. Alat ukur tersebut yaitu:

1.     The Scale of Positive and Negative Experience (SPANE), skala ini terdiri dari 12 item, dengan enam item dikhususkan untuk pengalaman positif dan enam item dirancang untuk nilai pengalaman negatif. Karena skala termasuk umum positif dan negative perasaan (Diener et al., 2010)

2.     Stisfaction with Life Scale (SWLS), skala ini mengukur penilaian kognitif pada kepuasa hidup, terdiri dari 5 item (Ed Diener et al., 1985). 

Tidak ada komentar:

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...