Senin, 15 Agustus 2022

Contoh Judul Skripsi + Sinopsisnya

 

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Opini Going Concern Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages

 (Studi Pada Indonesia Stock Exchange Tahun 20XX-20XX)

Oleh

...............

 

A.  Latar Belakang

Perusahaan berdiri dengan tujuan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya atau dapat disebut sebagai going concern. Perusahaan yang merupakan suatu entitas ekonomi dan terpisah dari pemiliknya akan terus beroperasi secara berkesinambungan melebihi satu periode akuntansi.[1]  Kelangsungan hidup perusahaan akan mampu dilihat dari laporan keuangan mengingat penyusunannya berdasarkan kelangsungan usaha, kecuali manajemen perusahaan memiliki intensi dalam melikuidasi atau menghentikan perdagangan.[2] Artinya, hal tersebut merupakan asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan suatu entittas sehingga ketika mengalami kondisi yang berlawanan maka entitas tersebut menjadi bermasalah.

Going concern merupkaan kuntinuitas akuntansi yang mampu memprediksi suatu bisnis akan terus berlanjut dalam waktu tidak terbatas. Asumsi going concern menunjukkan jika suatu badan usaha atau perusahaan dianggap mampu mempertahankan kegiatan usahanya untuk waktu yang panjang dan tidak mengalami kondisi likudasi dalam jangka pendek.[3]

Secara global, banyak kasus menipulasi laporan keuangan sehingga menyebabkan American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) mensyaratkan auditor harus memberikan pernyataan apakah perusahaan yang diaudit mampu bertahan minimal satu tahun ke depannya setelah tanggal pelaporan. Walaupun kenyataannya auditor tidak memiliki tanggungjawab terhadap jalannya perusahaan dimasa yang akan datang, pemberian pernyataan going concern sangat bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan terutama untuk pengambilan keputusan. Investor cenderung akan lebih tertarik ketika perusahaan tersebut memperoleh opini going concern dari auditor. Hal ini dikarenakan opini tersebut akan memberikan kepercayaan kepada investor atas investasi yang akan dilakukannya.[4]

Ketika perusahaan mengalami financial distress atau permasalahan keuangan maka secara otomatis kegiatan keuangan perusahaan akan terganggu. Keadaan tersebut akan berdampak pada tingginya risiko yang dihadapi perusahaan terutama dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dimasa yang akan datang sehingga akan mempengaruhi opini audit yang akan diberikan oleh auditor serta keberadaan investor itu sendiri.

Opini audit berfungsi dalam memberikan kontribusi untuk pengambilan keputusan bagi para pihak yang berkepentingan. Laporan auditor indepenten yang memuat opini atas laporan keuangan perusahaan akan digunakan sebagai suatu bahan pertimbangan bagi investor untuk menentukan apakah harus berinvestasi dan berapa banyak investasi yang akan dilakukan.[5] Investor tentu mengharapkan sesuatu yang akan menguntungkan sehingga, opini dari auditor sangat penting dalam hal penentuan tersebut sehingga auditor sangat diandalkan dalam memberikan informasi relevan.

Hal yang sering dihadapi oleh auditor dalam memberikan opini going concern bahwa sangat sulit dalam memprediksi kelangsungan hidup perusahaan. Auditor dalam melakukan proses audit tidak hanya melihat sebatas pada hal yang ditampilkan dalam laporan keuangan namun harus memperhatikan eksistensi dan kontinuitas. Sehingga, auditor harus mempertimbangkan secara cermat adanya gangguan atas kelangsungan hidup suatu periode sehingga opini yang dihasilkan menjadi sebuah opini berkualitas.[6]

Salah satu hal yang dianggep melatarbelakangi going concern adalah kinerja keuangan. Dalam penilaian terhadap perusahaan, auditor wajib mencari banyak informasi termasuk informasi bersifat kuantitatif. Auditor akan menggunakan rasio keuangan seperti likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.[7] Kinerja keuangan dalam hal ini adalah likuiditas atas proksi rasio lancar, profitabilitas atas proksi pengembalian aset, dan solvabilitas atas proksi utang terhadap total aset. Likuiditas sendiri merupakan modal kerja atau sebuah rasio yang dipergunakan untuk menghitung likuiditasnya perusahaan dengan cara membandingkan pembelanjaan lancar dengan pasiva lancar. Kemudian, profitabilitas sendiri yang merupakan suatu usaha perusahaan dalam mendapatkan laba sedangkan solvabilitas merupakan rasio untuk menghitung kegiatan perusahaan yang dibiayai dengan hutang.[8]

 Melihat pentingnya memperoleh pernyataan going concern bagi perusahaan maka membuat peneliti tertarik untuk melihat bagaimana pengaruh kinerja keuangan dengan opini going concern perusahaan. Namun, penelitian yang akan dilakukan terfokus pada perusahaan foof and beverages. Perusahaan yang bergerak di sektor makanan dan minuman terus berkembang dari waktu ke waktu, namun pada tahun 20xx, terdapat perusahaan yang terancam di keluarkan atau delisting dari bursa yaitu XXXXXX telah dihentikan perdagangannya pada bursa efek. xxx  telah mengalami berbagai masalah seperti penundaan kewajiban membayar hutang atas bunga obligasi dan sukuk ijarah, kemudian terjadinya dualisme kepemimpinan, adanya penggelembungan dana xxx rupiah (piutang usaha, persediaan, dan aset tetap) pada laporan keuangan tahun 20XX, penggelembungan dana XX pada penjualan, dan XX rupiah pada EBITA serta berbagai masalah lain. Kemudian beberapa perusahaan lainnya yang bergerak dibidang yang sama, beberapa perusahaan mengalami penurunan pada rasio keuangan perusahaan.[9] Keadaan demikian membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan Foof and Beverages yang terdaftar pada Indonesia Stock Exchange.

B.    Rumusan Masalah

1.     Bagaimana pengaruh kinerja keuangan (likuiditas) terhadap opini going concern perusahaan sub sektor food and beverages (studi pada Indonesia Stock Exchange Tahun 20XX-20XX)?

2.     Bagaimana pengaruh kinerja keuangan (profitabilitas) terhadap opini going concern perusahaan sub sektor food and beverages (studi pada Indonesia Stock Exchange Tahun 20XX-20XX)?

3.     Bagaimana pengaruh kinerja keuangan (solvabilitas) terhadap opini going concern perusahaan sub sektor food and beverages (studi pada Indonesia Stock Exchange Tahun 20XX-20XX)?

 



[1] Mei Uli Angrijani dan Rakaria, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Opini Going Concern Pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Jurnal Future Vol. 1 No.1), Pp.251-266

{2} Standar Akuntansi Keuangan 2015

[3] Hani, Clearly, dan Muklasin, Going Concern dan Opini Audit: Suatu Study Pada Perusahaan Perbankan di BEJ (Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 2003)

[4] Suriani Ginting dan Anita Tarihoran, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pernyataan Going Concern (Jurnal Wira Eknomi Mikroskill Volume 7 Nomor 1 April 2017), Pp.9-20

[5] Ibid

[6] Ibid

[7] Julian Maradina, Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Opini Going Concern : Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2017 (Jurnal Ilmiah Akuntansi Universitas Pamulang Volume 7 Nomor 1, Januari 2019), Pp.15-25

[8] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015)

[9] Katadata 2020

Tidak ada komentar:

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...