Sabtu, 03 Agustus 2013

Ketika Website The Sun Tidak Lagi Gratis

Ketika Website The Sun Tidak Lagi GratisTRIBUNNEWS.COM - Rupert Murdoch mewujudkan ambisinya melawan prinsip "gratis" di dunia online. Raja media dan pemilik The Sun itu mulai memaksa pengakses website thesun.co.uk untuk membayar.
Sistem pembayaran paywall sudah diperkenal pada Maret dan mulai diberlakukan Agustus 2013 ini. Anda yang terbiasa mengakses thesun.co.uk kini harus gigit jari. Tidak ada lagi berita lengkap di sana. Begitu Anda menginginkan informasi lebih jauh, Anda harus merogok kocek.
Free online access, kata Murdoch, sudah berakhir.
The Sun adalah salah satu koran terbesar di Inggris. Setiap hari The Sun mencetak 2,3 juta eksemplar. Sementara portal onlinenya, thesun.co.uk, dikunjungi 1,7 juta visitor setiap hari.
Pengakses berita di website terbiasa menikmati konten tanpa perlu bayar atau gratis. Murdoch sejak awal menentang kecenderungan ini karena organisasi media harus mengeluarkan biaya, bahkan kadang-kadang meminta korban nyawa wartawan, untuk mendapatkan berita.
Google, perusahaan internet terbesar, adalah salah satu motor utama untuk prinsip "free is business model". Online mencari uang dari iklan, bukan dari pembaca.
The Sun meluncurkan program Sun+ untuk menjaga pembacanya tetap menikmati sajian The Sun tapi harus bayar. Salah satu iming-imingnya adalah peserta Sun+ bisa menikmati goal-goal indah pertandingan Liga Inggris.
Arus gratis dan arus berbayar, itulah dua arus di dunia online yang sekarang bertarung.
Bagaimana dengan website berita di Indonesia?

Tidak ada komentar:

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...