Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba
selama periode tertentu. Laba tersebut diperoleh dari modal yang dimilikinya.
Profitabilitas sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba menjadi
begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan usahanya
dengan efisien. Efisiensi sebuah usaha baru dapat diketahui setelah
membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan
laba tersebut. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting
adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal.
Rasio profitabilitas merupakan rasio perbandingan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari pendapatan terkait penjualan,
aset, dan ekuitas berdasarkan pengukuran tertentu. Rasio ini dapat digunakan untu kinerja
suatu perusahaan yang dalam hal ini pasti berorientasi pada profit motif atau
keuntungan yang diraih oleh perusahaan tersebut. Profitabilitas suatu
perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan untuk mencapai laba. Laba bisa diartikan sebagai pendapatan
operasi perusahaan setelah dikurangi biaya bunga dan pajak. Hal tersebut memperlihatkan jika sasaran yang akan
dicari dalam profitabilitas adalah laba perusahaan. Rasio profitabilitas akan dapat mengukur efektivitas
manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi.
Semakin baik rasio profitabilitas perusahaan maka akan semakin baik dalam
menggambarkan kemampuan atas tingginya perolehan laba perusahaan (Hadi, 2018).
a.
Jenis
Profitabilitas
Jenis profitabilitas terbagi menjadi tiga yaitu profit margin, Return On Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE). Profit
Margin akan menggambarkan efisiensi suatu perusahaan dalam menghasilkan
lama. Angka dari profit margin menunjukkan
bersarnya persentasi pendapatan bersih yang dapat diperoleh setiap penjualan.
Semakin besar atau tinggi maka akan semakin baik karena dianggap sebagai
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba juga tinggi
b.
Tujuan
Penggunaan Rasio Profitabilitas
Tujuan dari digunakannya rasio profitabilitas bagi perusahaam ataupun
pihak luar adalah untuk mengukur dan menghitung laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode tertentu. Selain itu, rasio tersebut dapat digunakan dalam
menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang sehingga
dapat menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu dan juga untuk
membandingkan perusahaan lainnya, baik sejenis maupun beda. Terlebih, rasio
tersebut akan memperlihatkan besarnya laba perusahaan sesudah pajak dengan
modal sendiri dari dapat mengukut produktivitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri (Kasmir, 2015). Rumus rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
Berikut yang termasuk akun-akun dalam
kategori laba bersih setelah pajak, antara
lain :
-
Penjualan bersih
-
Beban pokok penjualan
-
Beban usaha yang terdiri dari; beban penjualan dan
beban umum dan administrasi
- Penghasilan (Beban) lain-lain yang terdiri
dari; beban bunga, laba (rugi) selisih kurs mata uang asing–bersih, penghasilan bunga,
keuntungan penjualan aset tetap, dan lain-lain –bersih
-
Beban (Penghasilan) pajak yang terdiri dari; pajak
kini dan pajak tangguhan
Kemudian, pada total asset untuk mengetahui return on asset yang merupakan jumlah keseluruhan asset dari perusahaan
yang terdiri dari asset lancer dan asset tidak lancar. Aset lancar merupakan sumber daya atau klaim atas
sumber daya yang dapat langsung diubah menjadi kas sepanjang siklus operasi
perusahaan. Berdasarkan PSAK 1, suatu entitas akan mengklasifikasikan suatu
objek sebagai aset lancar jika entitas mengharapkan akan merealisasikan aset
atau bermaksud untuk menjual ataupun menggunakannya dalam siklus operasi
normal. Kemudian, entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan dan
merealisasikan aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan.
Selain itu dalam aset lancar terdapat kas atau setara kas seperti uang yang
dijatakan dalam PSAK 2, kecuali asset tersebut
dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas
sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Biasanya, kelasfikasi asset lancar berupa kas, setara kas, efek piutang, detivatif, persediaan,
dan bebas diterima dimuka.
Asset tidak lancar merupakan
sumber daya atau klaim atas sumber daya yang diharapkan dapat memberikan
manfaat pada perusahaan selama periode atau melebihi periode. Menurut PSAK 16
asset tidak lancar adalah asset beerwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain,
atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih
dari satu periode. Asset tidak lancar mencakup properti, pabrik, peralatan,
asset tidak berwujud, investasi dan beban-beban yang ditangguhkan. Dalam
penelituan ini yang dimaksudnkan total asset adalah asset lancar.
c. Fungsi Profitabilitas
Profitabilitas yang digunakan sebagai kriteria penilaian hasil
operasi perusahaan mempunyai manfaat
yang sangat penting dan dapat dipakai. Profitabilitas memiliki fungsi sebagai
analisa kemampuan kemampuan menghasilkan laba ditunjukkan untuk mendeteksi penyebab
timbulnya laba atau rugi yang dihasilkan oleh suatu objek informasi dalam
periode akuntansi tertentu (Mahendra,
2015).
Profitabilitas dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan kriteria yang
sangat diperlukan dalam menilai sukses suatu perusahan dalam hal kapabilitas
dan motivasi dari manajemen. Selain itu, profitabilitas merupakan suatu alat
untuk membuat proyeksi laba perusahaan karena menggambarkan korelasi antara
laba dan jumlah modal yang ditanamkan dan
merupakan suatu alat pengendalian bagi manajemen, profitabilitas dapat
dimanfaatkan oleh pihak intern untuk menyusun target, budget koordinasi,
evaluasi hasil pelaksanaan operasi perusahaan dan dasar pengambilan keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar