Rabu, 19 Juli 2017

Venus

Mungkin entahlah,  gue merasa ada hal-hal yang pernah terjadi sebelumnya dan kembali terulang untuk 'mungkin nanti' .

Sebisa mungkin gue mikir untuk sudahlah,  jangan memikirkan hal yang bisa menyakiti hati banyak pihak terutama diri gue sendiri tapi pada kenyataannya fakta dan keinginan kadang beda.

Seandainya iya,  aku mau bilang 'maaf'  walaupun tanpa aku bilang maaf mungkin udah dimaafkan.  Seseorang pernah bilang maaf sama saya tanpa kata-kata tapi dari semyumnya cukup menggambarkan semuanya.  Udah itu aja.  Tapi kali ini,  aku berharap gak perlu bilang maaf karena bagaimanapun harus mencoba untuk berpikir kalau yaa yang terbaik adalah yang mencoba gak saling melukai hati.

Seseorang yang pernah saya kenal pernah sama-sama sadar tentang beberapa hal.  Sangattt sadar.  Karena sadar kami sama-sama salah berkata-kata,  endingnya . . . . .  Entahlah memperbaikinya sulit.  Butuh waktu lama walaupun alhasil berbaikan.

Dan.
Kini.
Entahlah beberapa minggu ini mikir aja kok merasa ada hal sama yang terulang dengan tokoh yang berbeda.
Beda.
Beda tokoh.
Cerita hampir sama.
Beda dikit.
Hampir sama tapi tetep beda.

Dan untuk seseorang yang pernah aku bacain sebuah buku dimana belum selesai dibacain , semoga dalam hati nurani saling memaafkan. 

Kamis, 06 Juli 2017

Ntah

Bukan ngebandingin cuma entahlah tetep aja aneh.
Seolah deeeejaavu kalau dipikir panjang.
Masalahnyaa ini salah. Ya memang manusia gak tau takdir yg di rancang penciptanya itu gimana cuma mencoba hal yang menyakiti banyak pihak itu salah juga dimata pencipta.
Entahlah.
Kadang gue sendiri gak paham.
Mungkin tau.
Tau detail.
Tapi gak bisa memahami atau gak mau paham.
Gue memaksa untuk bilang gak mau paham.
Seminggu dipikirin alhamdulillah baikbaik aja.
Seminggu mikir lagi,  apa gue harus paham sama jalan hati gue yang entahlah.
Jujur gue gak ngerti kadangan atau gak mau ngerti tapi ada kalanya berhenti untuk sesuatu yang ngerugiin sendiri itu menyelamatkan kita lagi luka.
Ah apasih.
Gak jelas banget omongan guee

Sabtu, 01 Juli 2017

Entahlah

Ada hal yang mungkin gak boleh keulang lagi.  Bukan hal buruk bahkan ini hal yang baik tapi kalau hal baik itu tergores sedikit aja pertemanan ah salah,  persahabatan yang udah baikbaik aja bisa gak baik-baik aja.

Mungkin salah satu sadar atau keduanya sadar. Mendewasakan dirilaah istilahnya kalau yang baik-baik aja harusnya dibiarkan untuk baikbaik aja dan jangan nyoba sesuatu yg lebih baik tapi kalau gagal malah merusak hubungan yang baik.


Jumat, 30 Juni 2017

Udah gitu aja

Karena percaya sama janji manusia itu kadang hasilnya mengecewakan. Mending kalau denger orang janji,  senyumin aja,  jangan terlalu berharap banyak siapa tau dia khilaf lupa yaa namanya juga manusia.  Atau mungkin gak lupa cuma ada kalanya memang gak bisa menepati janji itu.  Perlu marah?  Kecewa?  Jangan.  Namanya manusia.  Tempatnya salah.  Yaa intinya kalau orang janji,  berdoa aja semoga ditepatin tapi jangan terlalu antusiaa banget sih nanti kecewa. 

L

Ada lelah yang gak bisa dijelasin dengan kata-kata.  Ada lelah dimana entahlah,  menghilang bukan pilihan setidaknya tinggal di pulau terpencil sendirian dan tanpa handphone.  Setidaknya gak tau apapun,  gak denger apapun,  etc.  Pernah baca sebuah novel ilmiah kali yaa katanya gak ada kabar artinya kabar baik.  Sekalipun ada hal buruk diluar sana,  selagi gak ada kabar yaa artinya kabar baik.

Entahlah.
Sakit kepala kadangan.
Dan otak manusia kadang ada batas untuk memahami beberapa hal,  untuk menerima beberapa hal,  dan untuk menebak beberapa hal.
Ada kalanya saat dimana semua gak bisa dipahami dengan cara apapun dan gak bisa dimaknai dengan cara apapun.  Bukan gak terdefinisi hanya saja,  gak ada kata yang tepat untuk mengungkapkannya.
Intinya lelah.

Lelah aja.

Lelah.


Titik

Sabtu, 27 Mei 2017

Keberagaman Seksualitas Dalam Perilaku Menyimpang

Isu-isu belakangan mengenai keberagaman seksualitas ramai menjadi sorotan dan perbincangan publik. Sebelumnya, isu seperti ini sudah sering terdengar dipenjuru dunia terutama pada adanya keberagaman seksualitas yang menyimpang. Hal ini pun terjadi di negara tercinta kita, Indonesia.
Belum lama ini, muncul pemberitaan tentang adanya pesta seks yang berisikan kaum pria atau sebut saja kaum homo. Pesta sex yang sejatinya memang tidak dapat dibenarkan merupakan suatu pelanggaran yang tidak pantas untuk diberi ruang. Terlebih, pesta seks yang belakangan menjadi perbincangan bahkan meresahkan sebagian masyarakat akan masa depan bangsa tersebut merupakan sesuatu yang menyimpang karena selain adanya pesta seks, pelakunya adalah kaum sesame jenis.
Adanya perilaku seks yang dilakukan sesama jenis ini dianggap masyarakat sebagai perilaku menyimpang dan dapat merusak generasi penerus bangsa. Akan tetapi, ada sebagian yang beranggapan bahwa ini adalah keberagaman dan pilihan yang harus dihormati. Ini perlu digarisbawahi. Benar, setiap pilihan individu harus dihormati karena setiap individu memang memiliki hak tersebut tapi, apakah setiap pilihan tersebut dapat diterima oleh masyarakat luas?  Apakah pilihan itu menimbulkan hal positif bagi masyarakat luas dan penerus bangsa? Dan apakah agama, hukum, serta budaya mengizinkan atau melegalkan hal tersebut?
Memang, di beberapa negara, sudah ada yang melegalkan pernikahan sesame jenis dan tentu saja ini dapat dilihat sebagai langkah penting dalam hal pengakuan terhadap LBGT. Sebagai contoh di Amerika Serikat yang tentu saja menimbulkan pro dan kontra. Ini karena banyak masyarakat yang beranggapan bahwa ini tidak benar namun sebagian lagi menyatakan itu hak yang harus di hormati sebagaimana hak-hak lainnya.
Anggapan seperti ini bahwa pilihan tersebut merupakan hak yang harus dihormati membuat kaum LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) mulai berani muncul ke permukaan secara lebih lantang. Adanya kelompok-kelompok tertentu baik kelompok lesbian, homoseksual, transgender, dan kelompok sejenis lainnya yang  mulai bermunculan kepermukaan membuktikan bahwa mereka lebih berani. Bahkan, ada sebagian kecil yang berani melantangkan suaranya secara terang-terangkan ke publik bahwa LGBT bukanlah perilaku yang salah. Ada sebagian yang mengatakan bahwa kaum ini tidak merugikan orang lain, tidak mengganggu orang lain, bahkan ada yang berkata hal ini alamiah untuk menyukai orang lain. Benarkah hal ini?
Jika benar, mengapa banyak masyarakat yang tidak setuju akan tersebut? Bahkan, LBGT ini adalah tindakan yang dapat menyebabkan institusi kekeluargaan runtuh dan musnah. Dan jika benar tidak mengganggu orang lain, bukankan perilaku mereka dapat menjadi contoh pada generasi penerus atau bahkan anak-anak yang tidak mengerti akan beranggapan ini benar kemudian diwaktu dewasa melakukan hal serupa. Dan jika berkata ini alamiah, apakah menyukai sesama jenis alamiah dari lahir? Ini membuktikan ada sesuatu yang salah dalam pemikiran ini ini. Jelas, hal ini merugikan orang lain dan meresahkan masyarakat.
Budaya di Indonesia tidak membernarkan hal ini. Tidak ada satupun kebudayaan di Indonesia yang membenarkan prilaku menyimpang seperti ini karena ini tentu akan merusak generasi penerus bangsa. Namun, belakangan, mungkin karena mulai adanya pergeseran budaya, sudah ada yang membenarkan hal tersebut sehingga kaum LBGT merasa ada ruang atau celah untuk masuk kedalamnya.
Ini perlu disoroti lebih dalam dan dikritisi. Perlu dilihat sisi-sisi negative adanya LBGT yang mulai terang-terangan menunjukkan jati dirinya. Sejujurnya, pelaku LBGT tidak sepenuhnya salah karena adakalanya pelaku tidak mengerti sama sekali mengenai hal ini. Kenapa? Ini karena ada kalanya perilaku menyimpang tersebut muncul ketika mereka anak-anak dan melihat tindakan menyimpang sehingga menurut mereka hal ini wajar atau dapat dikatakan bahwa mereka menjadi korban perilaku menyimpang tersebut.  Bahkan kemungkinan, ada anak dibawah umur yang mungkin sudah membenarkan atau menjadi pelaku LBGT.  Hal ini seperti perilaku menyimpang pedofilia dimana korban akan menjadi pelaku dimasa yang akan datang jika dibiarkan begitu saja tanpa penanganan yang tepat.
Apakah mereka (pelaku LBGT) salah? Mungkin salah, mungkin juga tidak sepenuhnya salah karena bisa saja lingkungan yang salah lah yang membuat mereka seperti tersebut dan tidak adanya pengawasan yang ketat akan meluasnya hal tersebut. Ada kalanya juga mereka memiliki alasan lain seperti faktor keterpaksaan karena sudah terlanjur terjun ke dalamnya, kekurangpengetahuan baik dari segi ilmu pengetahuan maupun agama serta lingkungan dimana lingkungan tersebut melegalkan atau membenarkan hal tersebut.
Mengapa saya katakan kalau mereka ‘mungkin’ salah, karena kita juga bisa salah. Kenapa? Dengan berdiam diri dan tidak memberikan suara seolah kita membiarkan kaum tersebut untuk menunjukkan siapa mereka dan seolah mendukung. Hal inilah yang perlu kita lihat bahwa kita juga salah jika tidak memberikan suara sehingga pelaku merasa aman-aman saja untuk menyuarakan kalau tindakan mereka benar.
Kemudian, selain tidak berdiam diri dan memberi suara. Ada baiknya juga, saya, kita, dan masyarakat merangkul kaum LBGT untuk ditunjukkan jalan yang benar. Mengarahkan mereka kalau tindakan mereka salah. Mengarahkan mereka kalau tindakan mereka tidak dapat dibenarkan karena dapat merusak tatanan kekeluargaan, merusak penerus bangsa, bahkan merusak diri mereka sendiri karena dapat menimbulkan penyakit maupun merusak kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan untuk mengurangi atau memberantas LBGT dengan cara yang baik bukan dengan mencemooh atau menghinanya.
 Mencemooh maupun menghina kaum LBGT dapat dikatakan hal yang salah karena jika seperti itu, mereka seolah terisolasi dan enggan untuk berbaur dengan masyarakat luas untuk memperbaiki diri. Mereka mungkin takut jika mereka ingin berubah justru mendapat cacian, makian, atau hinaan karena mereka mantan LBGT. Inilah yang membuat kita seharusnya mengajak mereka untuk merubah, mengulurkan tangan kita untuk membawa mereka ke arah yang lebih baik, dan mengajak mereka untuk sama-sama menyuarakan bahwa tindakan LBGT tidak dibenarkan, bukan mencemoohnya.
Dilain sisi, hal yang paling penting adalah, menurut saya tidak ada satupun agama yang membenarkan tindakan ini. Tidak ada satupun agama yang membenarkan hubungan sesama jenis sehingga dapat dikatakan orang yang kurangnya pengetahuan agama bahkan orang yang tidak beragamalah yang membenarkan hubungan sejenis ini.
Ini membuktikan bahwa perilaku LBGT bukanlah perilaku yang dapat dibenarkan dalam berbagai sisi. Justru, hal ini salah jika dilihat dari berbagai kacamata. Namun, bukan dalam arti kita dapat menghina kaum atau pelaku LBGT tapi kita bersama-sama membawa mereka ke jalan yang benar. Ke jalan yang dibenarkan oleh agama, budaya, hukum, dan lain sebagainya sehingga mereka menjadi manusia yang bermoral dan dapat hidup normal dalam masyarakat luas.

Oleh Aula Nurul M


*) Ada yang mau ngasih saran lagi gak, gue merasa tulisan ini belum selesai. Dan rasanya mungkin ada kata-kata yang salah.


Misalkan

MISALKAN

Beberapa orang mengatakan hal-hal negatif tentang seseorang pada saya. Saya bisa saja percaya tapi saya tidak berpikir negatif selama apa yang dikatakan orang-orang tidak saya temukan dalam dirinya atau tidak saya lihat secara langsung.

Tapi kadang, berpikir positif tentang orang lain dan terus berpikir positif juga menyakitkan kalau yang membicarakan hal negatif lebih banyak. Jalan keluarnya? Tanyakan langsung. Kalau gak bisa terucap untuk bertanya langsung, cari tahu sendiri. Dan siap-siap kalau konsekuensinya seperti yang dibicarakan orang lain.

Ini hanya misalkan.
Saya tidak membicarakan siapapun.

Tapi adakalanya, ada yang tetap berpikir positif tentang apapun itu sekalipun dia melihat seseorang yang dikenalnya memiliki sisi negatif. Alasannya? Karena mungkin dia belum menerima kenyataan itu atau bisa jadi hatinya gak percaya walaupun kedua bola matanya sudah menemukannya. Namanya manusia, ada aja yang gak bisa nerima kenyataan hihi mungkin saya juga pernah gitu . Anggap aja pembelajaran hidup.

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...