Sumber: berbagai sumber (silahkan dicek ulang yaa untuk meminimalisir)
1. Pengertian Kesejahteraan Subjektif
Diener et al., (2000), mengatakan kesejahteraan
subjektif adalah konsep yang cukup luas dalam mencakup sebuah pengalaman emosi
yang menyenangkan serta rendahnya tingkat mood yang negative dan kepuasan hidup
yang tinggi. Kesejahteraan subjektif mengacu pada semua jenis evaluasi, baik
positif maupun negatif, yang dibuat orang dari kehidupan mereka. Ini termasuk
evaluasi kognitif reflektif, seperti kepuasan hidup dan kepuasan kerja, minat
dan keterlibatan, dan reaksi afektif terhadap peristiwa kehidupan, seperti
sukacita dan kesedihan.
Wilson (dalam Proctor, 2014) mengatakan
investigasi kesejahteraan subjektif yang mempunyai efek dan pengaruh bagaimana
individu memandang kehidupan mereka dilingkungan sekitarnya. Kesejahteraan
subjektif merupakan adanya kategori fenomena yang luas dan mencakup respons
emosional seseorang, kepuasan domain, dan penilaian terhadap kepuasa hidup (Ed Diener, Eunkook M. Suh, Richard E. Lucas, 1999).
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa kesejahteraan subjektif adalah pengalaman sadar tentang
bagaimana kita dalam merasakan dan mengalami kehidupan sehari-hari yang
mencakup respon emosional dan penilaian kita terhadap kepuasan hidup (Diener, 1984).
2. Aspek Kesejahteraan Subjektif
Diener & Ryan (2009) mengemukakan aspek-aspek
Kesejahteraan subjektif yaitu:
1. Kepuasan
Hidup (life Statisfaction)
Kepuasan hidupmerupakan evaluasi terhadap kepuasan hidup secara
global, individu melakukan penilaian terhadap kehidupan secara menyeluruh. Kepuasan
hidup ini mencakup area kepuasan/domain satisfaction individu diberbagai bidang
kehidupannya.
2. Afek
Positif (Possitif Affect)
Afek Positif merupakan perasaan emosi yang menyenangkan,
seperti suasana hati yang menyenangkan
3. Afek
Negatif (Negative Affect)
Afek Negatif merupakan emosi yang tidak menyenangkan, seperti
marah, sedih, cemas dan khawatir.
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kesejahteraan
subjektif
Menurut Situmorang & Tentama, (2014) ada beberapa factor yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif diantaranya yaitu:
a. Pendapatan
Determinan dari
kebahagian di Indonesia adalah pendapatan, pendidikan, kesehatan dan modal
sosial. Jika makin tinggi pendidikan seseorang maka makin tinggi penerimaan
atau pendapatan yang didapatkan. Apabila pendapatan merupakan unsur penting
dalam penentuan kebahagiaan, maka makin tinggi pendidikan, makin tinggi
pendapatan dan makin tinggi pula kebahagiaan seseorang (Rahayu, 2016).
b. Religiusitas
(Eddington & Shuman, 2005) menyatakan banyak penelitian
yang menunjukkan bahwa subjective well-being berkorelasi signifikan dengan
spiritualitas. Hal ini sejalan dengan penelitian Pontoh & Farid (2015) bahwa semakin tinggi
religiusitas pada pelaku konversi agama, maka akan semakin tinggi juga
kebahagiannya.
c. Kebersyukuran
Kebersyukuran merupakan
perasaan-perasaan positif seperti rasa senang dan bahagia sebagai respon atas
apa yang telah dialami dalam kehidupan individu (Adang Hambali, Asti Meiza, 2015). Sejalan dengan penelitian Eriyanda & Khairani (2018) mengatakan bahwa semakin
tinggi tingkat kebersyukuran positif pada wanita yang bercerai, maka akan
semakin tinggi kebahagiaannya.
d. Kepribadian
Tatarkiewicz (dalam Diener, 1984) menyatakan bahwa kepribadian
merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif. Hal ini
dikarenakan beberapa variabel kepribadian menunjukkan kekonsistenan dengan kesejahteraan
subjektif, diantaranya self esteem. Pada saat orang mengalami ketidakbahagiaan
ternyata self esteem ini juga dalam keadaan menurun.
e. Dukungan
Sosial
Eiswein Tsz Kin Wong (2016) mengatakan bahwa dukungan
sosial merupakan salah satu fungsi komunikasi yang melalu media online yang
mampu memberikan efek yang sama dengan komunikasi secara umum sebagai dukungan
sosial. Bahkan dukungan sosial mampu meningkatkan kemampuan individu dan
menghilangkan stress. Hal ini sejalan dengan penelitian Amalia (2012) yang mengatakan bahwa
dukungan sosial keluarga memiliki pengaruh positif terhadap kebahagiaan, dan
dukungan sosial meliputi aspek emotional support, instrumental support, informational
support, dan appraisal support.
4. Pengukuran Kesejahteraan Subjektif
Konstruk kesejahteraan subjektif memiliki 2 alat
ukur yang dikembangkan oleh Diener. Alat ukur tersebut yaitu:
1. The Scale of Positive and Negative Experience (SPANE), skala ini terdiri dari 12 item, dengan enam item dikhususkan untuk pengalaman positif dan enam item dirancang untuk nilai pengalaman negatif. Karena skala termasuk umum positif dan negative perasaan (Diener et al., 2010).
2. Stisfaction with Life Scale (SWLS), skala ini mengukur penilaian kognitif pada kepuasa hidup, terdiri dari 5 item (Ed Diener et al., 1985).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar