Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Opini Going Concern Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages
(Studi Pada Indonesia Stock Exchange Tahun 20XX-20XX)
Oleh
...............
A.
Latar Belakang
Perusahaan berdiri dengan tujuan agar
dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya atau dapat disebut sebagai going concern. Perusahaan yang merupakan
suatu entitas ekonomi dan terpisah dari pemiliknya akan terus beroperasi secara
berkesinambungan melebihi satu periode akuntansi.[1] Kelangsungan hidup perusahaan akan mampu
dilihat dari laporan keuangan mengingat penyusunannya berdasarkan kelangsungan
usaha, kecuali manajemen perusahaan memiliki intensi dalam melikuidasi atau
menghentikan perdagangan.[2] Artinya, hal tersebut
merupakan asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan suatu
entittas sehingga ketika mengalami kondisi yang berlawanan maka entitas
tersebut menjadi bermasalah.
Going
concern merupkaan
kuntinuitas akuntansi yang mampu memprediksi suatu bisnis akan terus berlanjut
dalam waktu tidak terbatas. Asumsi going
concern menunjukkan jika suatu badan usaha atau perusahaan dianggap mampu
mempertahankan kegiatan usahanya untuk waktu yang panjang dan tidak mengalami
kondisi likudasi dalam jangka pendek.[3]
Secara global, banyak kasus menipulasi
laporan keuangan sehingga menyebabkan American
Institute of Certified Public Accountants (AICPA) mensyaratkan auditor
harus memberikan pernyataan apakah perusahaan yang diaudit mampu bertahan
minimal satu tahun ke depannya setelah tanggal pelaporan. Walaupun kenyataannya
auditor tidak memiliki tanggungjawab terhadap jalannya perusahaan dimasa yang
akan datang, pemberian pernyataan going
concern sangat bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan terutama untuk
pengambilan keputusan. Investor cenderung akan lebih tertarik ketika perusahaan
tersebut memperoleh opini going concern dari
auditor. Hal ini dikarenakan opini tersebut akan memberikan kepercayaan kepada
investor atas investasi yang akan dilakukannya.[4]
Ketika perusahaan mengalami financial distress atau permasalahan
keuangan maka secara otomatis kegiatan keuangan perusahaan akan terganggu.
Keadaan tersebut akan berdampak pada tingginya risiko yang dihadapi perusahaan
terutama dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dimasa yang akan datang
sehingga akan mempengaruhi opini audit yang akan diberikan oleh auditor serta
keberadaan investor itu sendiri.
Opini audit berfungsi dalam memberikan
kontribusi untuk pengambilan keputusan bagi para pihak yang berkepentingan.
Laporan auditor indepenten yang memuat opini atas laporan keuangan perusahaan
akan digunakan sebagai suatu bahan pertimbangan bagi investor untuk menentukan
apakah harus berinvestasi dan berapa banyak investasi yang akan dilakukan.[5] Investor tentu
mengharapkan sesuatu yang akan menguntungkan sehingga, opini dari auditor
sangat penting dalam hal penentuan tersebut sehingga auditor sangat diandalkan
dalam memberikan informasi relevan.
Hal yang sering dihadapi oleh auditor
dalam memberikan opini going concern bahwa
sangat sulit dalam memprediksi kelangsungan hidup perusahaan. Auditor dalam
melakukan proses audit tidak hanya melihat sebatas pada hal yang ditampilkan
dalam laporan keuangan namun harus memperhatikan eksistensi dan kontinuitas.
Sehingga, auditor harus mempertimbangkan secara cermat adanya gangguan atas
kelangsungan hidup suatu periode sehingga opini yang dihasilkan menjadi sebuah
opini berkualitas.[6]
Salah satu hal yang dianggep
melatarbelakangi going concern adalah
kinerja keuangan. Dalam penilaian terhadap perusahaan, auditor wajib mencari
banyak informasi termasuk informasi bersifat kuantitatif. Auditor akan
menggunakan rasio keuangan seperti likuiditas, solvabilitas, dan
profitabilitas.[7]
Kinerja keuangan dalam hal ini adalah likuiditas atas proksi rasio lancar,
profitabilitas atas proksi pengembalian aset, dan solvabilitas atas proksi
utang terhadap total aset. Likuiditas sendiri merupakan modal kerja atau sebuah
rasio yang dipergunakan untuk menghitung likuiditasnya perusahaan dengan cara
membandingkan pembelanjaan lancar dengan pasiva lancar. Kemudian,
profitabilitas sendiri yang merupakan suatu usaha perusahaan dalam mendapatkan
laba sedangkan solvabilitas merupakan rasio untuk menghitung kegiatan
perusahaan yang dibiayai dengan hutang.[8]
Melihat
pentingnya memperoleh pernyataan going
concern bagi perusahaan maka membuat peneliti tertarik untuk melihat
bagaimana pengaruh kinerja keuangan dengan opini
going concern perusahaan. Namun, penelitian yang akan dilakukan terfokus
pada perusahaan foof and beverages.
Perusahaan yang bergerak di sektor makanan dan minuman terus berkembang dari
waktu ke waktu, namun pada tahun 20xx, terdapat perusahaan yang terancam di
keluarkan atau delisting dari bursa
yaitu XXXXXX telah dihentikan perdagangannya pada bursa efek. xxx telah mengalami
berbagai masalah seperti penundaan kewajiban membayar hutang atas bunga
obligasi dan sukuk ijarah, kemudian terjadinya dualisme kepemimpinan, adanya
penggelembungan dana xxx rupiah (piutang usaha, persediaan, dan aset
tetap) pada laporan keuangan tahun 20XX, penggelembungan dana XX pada
penjualan, dan XX rupiah pada EBITA serta berbagai masalah lain. Kemudian
beberapa perusahaan lainnya yang bergerak dibidang yang sama, beberapa
perusahaan mengalami penurunan pada rasio keuangan perusahaan.[9] Keadaan demikian membuat
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan Foof and Beverages yang terdaftar pada
Indonesia Stock Exchange.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan
(likuiditas) terhadap opini going concern
perusahaan sub sektor food and
beverages (studi pada Indonesia Stock Exchange Tahun 20XX-20XX)?
2. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan
(profitabilitas) terhadap opini going
concern perusahaan sub sektor food
and beverages (studi pada Indonesia Stock Exchange Tahun 20XX-20XX)?
3. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan
(solvabilitas) terhadap opini going
concern perusahaan sub sektor food
and beverages (studi pada Indonesia Stock Exchange Tahun 20XX-20XX)?
[1] Mei Uli
Angrijani dan Rakaria, Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Opini Going Concern Pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (Jurnal Future Vol. 1 No.1), Pp.251-266
{2} Standar
Akuntansi Keuangan 2015
[3] Hani, Clearly,
dan Muklasin, Going Concern dan Opini
Audit: Suatu Study Pada Perusahaan Perbankan di BEJ (Prosiding Simposium
Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 2003)
[4] Suriani
Ginting dan Anita Tarihoran, Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Pernyataan Going Concern (Jurnal Wira Eknomi Mikroskill
Volume 7 Nomor 1 April 2017), Pp.9-20
[5] Ibid
[6] Ibid
[7] Julian
Maradina, Pengaruh Kinerja Keuangan
Perusahaan Terhadap Opini Going Concern : Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2017 (Jurnal Ilmiah Akuntansi
Universitas Pamulang Volume 7 Nomor 1, Januari 2019), Pp.15-25
[8] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2015)
[9] Katadata 2020