Neraca Perdagangan Indonesia Defisit
Menurut VIVAnews setahun terakhir, tanda-tanda defisit perdagangan
sebenarnya telah dimulai sejak Juni 2012 dimana tahun ini merupakan tahun yang
mengalami defisit tertinggi pada neraca perdagangannya.
Pada periode mei 2013, Badan Pusat
Stastistik mencatat bahwa neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit
mencapai 2,53 miliar dolar AS. Penyebabnya adalah kinerja ekspor migas dan non
migas cenderung melambat, hal tersebut disebabkan karena krisis ekonomi global
yang masih stagnan sehingga kinerja ekspor belum bisa naik secara signifikan.
Pada Januari 2013, neraca perdagangan
juga mengalami defisit sebesar 171 juta dolar AS atau setara dengan Rp 1,64
triliun (kurs Rp.9.600 per dolar AS). Kondisi itu diakibatkan karena impor
Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan ekspor.
Nilai ekspor Indonesia Januari 2013
mencapai 15,38 miliar dolar AS sedangkan nilai impornya sendiri sebesar 15,55
miliar. Defisit ini dikontribusi oleh sektor migas yang defisit sebesar 1,425
miliar dolar AS, minyak mentah sebesar 554,7 juta dolar AS, dan hasil minyak
sebesar 2,182 miliar dolar AS.
Defisit tersebut tidak terlepas dari
tingginya impor minyak untuk diolah menjadi BBM besubsidi dimana pemasukan
negara akan pengalami pengurangan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemasukan dan
pengeluaran tidak seimbang yang berarti mengalami defisit.
Selain migas, kinerja non migas juga
berpengaruh terhadap defisit pada neraca perdagangan. Dalam hal ini, yang
berpengaruh adalah kinerja impor yang masih cukup tinggi dimana kebanyakan
impor yang datang ke Indonesia berupa bahan baku untuk kepentingan investasi
sehingga kertergantungan Indonesia akan bahan impor masih sulit dihilangkan.
Bahan baku impor tersebut kemudian diekspor dalam bentuk bahan jadi dimana
nilai tambah yang dihasilkan tidak menghasilkan devisa.
Di tambah lagi, tahun 2013 ini impor
akan bahan baku terus meningkat sedangkan disisi lain ekspor Indonesia masih
rentan atau masih dibawah nilai impornya sendiri.
Jika defisit pada neraca ini terus
meningkat maka akan menimbulkan tekanan pada rupiah karena permintaan dolar AS
melonjak.
Saran
Dalam jangka pendek, pemerintah harus
dapat membuat para investor asing nyaman agar investasi terus masuk ke
Indonesia. Modal asing dapat digunakan untuk menutupi defisit pada neraca
perdagangan. Caranya adalah dengan memperbaiki infrastruktur yang ada. Jika
investasi asing masuk, maka tidak menutup kemungkinan dapat meningkatkan ekspor
Indonesia dengan sendirinya.
Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa
salah satu penyebab defisit adalah impor akan minyak untuk BBM bersubsidi
dimana pemasukan pemerintah dari migas mengalami defisit. Disini, pemerintah
perlu ektra effort dimana salah satu ekstra effort adalah dengan manaikkan
harga BBM sehingga ketergantungan masyarakat terhadap impor berkurang yang akan
menimbulkan berkurangnya impor minyak sehingga defisit dapat ditekan.
Impor bahan baku juga harus ditekan
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di Indonesia karena bahan baku impor
tersebut nantinya akan di ekspor lagi dimana besar kemungkinan nilai ekspor
dibawah impor yang merupakan salah satu faktor defisit terjadi.
sumber : Berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar