No
Agriculture No Future
Generasi Muda
Penyelamat Pertanian
Sudah
sejak jaman dahulu sebutan negara agraris melekat pada tanah air kita. Selama
beratus-ratus tahun, pertanian pun telah mejadi mata pencaharian utama
masyarakat Indonesia. Hal tersebut terjadi karena pertanian relatif lebih mudah
di kerjakan seingga menjadi ‘Primadona’
kala itu bahkan saat jaman pra sejarah pun tidak jauh berbeda.
Hingga
detik ini pertanian Indonesia masih berjaya dengan segala kelebihan dan
kekurangannya di tengah deru jaman yang kian menghimpit. Dan selama ini juga
pertanian menjadi tiang kehidupan negeri tercinta kita. Peran pertanian
Indonesia adalah sebagai kontribusi dalam penyediaan pangan, penyedia bahan
baku, bahkan sebagai sumber devisa negara.
Namun,
saat ini muncul kekurangtertarikan generasi muda terhadap sektor pertanian. Hal
tersebut di tandai dengan menurunnya minat siswa-siswi SMA/sederajat yang
memilih fakultas pertanian. Padahal, jika di lihat dari keadaan alam Indonesia,
pertanian merupakan sektor penentu cukup tinggi.
Beberapa
tahun lalu kekosongan kursi pada bidang pertanian mencapai 50 persen dari daya
tampung universitas negeri dan lebih besar lagi pada universitas swasta. Hal
ini menunjukkan citra pertanian di kalangan anak muda generasi penerus mulai
merosot dan menyedihkan.
Membudayanya
pandangan petani sebagai pekerja kelas dua menyebabkan banyak generasi mudamempersempit
pemahanannya akan potensi pertanian. Generasi muda di desa meninggalkan desa
serta status petani mereka. Mereka memilih bekerja di kota sehingga menyebabkan
kosongnya kantong-kantong pertanian potensial. Apa yang terjadi pada generasi
kita? Penerus kita selanjutnya?
Indonesia
memiliki potensi sangat besar mengingat ketersediaan lahan, kesesuaian iklim,
serta kekayaan hayati yang melimpah dan melimpahnya SDM yang ada. Bukankah dengan
hal ini pertanian Indonesia dapat di kembangkan menjadi pertanian berkelanjutan?
Di
Indonesia pertanian berkelanjutan bersumber dari pengetahuan lokal dan sudah
terbuksi kesuksesannya selama bertahun-tahun. Proses pelaksanaannya pun di
lakukan oleh petani kita sendiri, hanya saja banyak yang belum terarah secara
baik. Disinilah peran kita, para generasi muda di butuhkan untuk terfokus dalam
bidang pertanian khususnya perlindungan tanaman.
Jika
kita mengingat sebuah ungkapan, ’bumi dan
alam semesta ini bukanlah warisan dari para leluhur kita melainkan titipan bagi
anak cucu kita’. Ungkapan tersebut tentu mengingatkan kita bahwa generasi
muda dan generasi penerus kita memiliki hak untuk merasakan tanah yang subur,
udara yang segar, air yang jernih, kecukupan pangan sehingga kia bersama-sama
memiliki tanggung jawab dan kewajiban dalam pengelolaannya.
Untuk
menjaga eksistensi pertanian di
Indonesia, salah satu langkah yang dapat di lakukan selain menciptakan suatu
sistem pertanian terpadu dan berkelanjutan yaitu dengan menumbuhkan kesadaran
diri kita terutama pada generasi penerus bahwano agriculture no future.
Kita
harus mengingat bahwa definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan adalah
meliputi komponen-komponen fisik, biologi, dan sosioekonomi, yang
direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input
bahan-bahan kimia dibandingkan pada pertanian tradisional, erosi tanah
terkendali, dan pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian dan
bahan-bahan input maksimum, pemeliharaan kesubutan tanah dengan menambahkan
nutrisi tanaman, pengendalian hama dan penyakit secara terpau serta penggunaan
dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian. Bukankah hal itu merupakan
tugas kita untuk melaksanakannya demi negeri agraris ini?
Meskipun
kegiatan pertanian di negeri ini akan mengalami banyak rintangan dalam
perjalanannya tidak berarti semua akan sia-sia. Halangan dan kendala hanyalah
sebuah proses untuk menuju ke kehidupan alam yang lebih baik dimana akan
berpengaruh pada kehidupan penduduk Indonesia sendiri. Inilah tugas kita,
tanggung jawab kita para generasi muda untuk mengolah segala potensi kekayaan
alam sehingga Indonesia menjadi negara maju dengan kekayaan alamnya yang tidak
kalah dengan negara-negara lain di belahan dunia.Kita harus mencintai
pertanian, melindungi pertanianserta kembali mengingat bahwa no agriculture no future.
- Tulisan gue saat kelas 3 SMA. Saat diminta temen-temen nulis. Saat kak xxxx yang buat gue semangat nulis. Dan setelah selesai nulis entah gua malah lupa sama orangnya. Maaf. Jahat betul ya jadi orang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar