TULISAN di bawah ini adalah tulisan FADHIL ABDILAH - SMK 4 Bandar Lampung
11 januari 2012 - 11.12 pm
Dulu, di saat gue masih duduk di
bangku sekolah dasar. Gue sering banget mengulangi suatu kata hingga
pengulangan kata itu terdengar sangat aneh di telinga gue. Misalnya, gue
ulangin satu kata seperti kata “benyek”.
(
dengan suara agak keras, kalau bisa dengan boyband gila yang gagal
ngamen di jalan )
‘benyekbenyekbenyekBENYEK,BE…NYEK..BE..NYEK..BEN..YEK..’
mungkin kalian akan membaca: a.benyek b.benyekbenyek. c. be…,nyek atau d. bennn.,nyek.
Ulangi
lagi sampai dengan sepuluh kali. Dan saya tidak akan bertanggung jawab
bahwa anda dikira hamil karena efek sering muntah – muntah seumur hidup.
Terbesit
di pikiran gue satu pertanyaan yang gak mudah orang untuk menjawabnya:
‘kenapa kata itu harus ada di dunia? Dan kenapa harus dengan ‘benyek’
kenapa dengan kata yang agak enak didenger, seperti: ‘lumut di suatu
objek’ , ‘gel seperti menyentuh air di setiap benda’ , atau ‘meja(?)’ ,
dan ‘ sendoki(?)’.
Sampai sekarang, saat gue masih duduk
di bangku smk, pertanyaan itu masih menjadi target gue yang sangat
melampaui batas otak albert einsten. Bahkan, gue akan bahas pertanyaan
itu abis – abisan untuk menjadi tesis kulaih gue nanti.
Tahukah kawan? walau
satu kata itu tidak enak didengar dan dibicarakan. Tetap saja tidak
akan berubah. Karena memang, mereka, kata itu, mempunyai pendirian yang
konsisten. Tidak seperti kita.
……………..
Masih
bicara soal kata. Dimana gue mencoba untuk ber-kurang kerjaan lagi
dengan menerjemahkan semua kata baku yang sering kita pakai. Misalnya
seperti kata ‘sesuatu’ yaitu: sebuah kata atau objek yang dapat
diartikan. Lalu, gue coba untuk artikan ‘sebuah’ yaitu: suatu benda.
Begitu seterusnya, setiap kata yang diartikan akan menggunakan kata lain
agar saling melengkapi.
Dari sini, gue dapat menyimpulkan: bahwa
setiap kata itu saling melengkapi dan membutuhkan. Gue harap juga
‘saling melengkapi dan membutuhkan’ itu masih ada didiri kita dan
takkan pernah lupa.
……………..
Seperti halnya
yang kita tahu bahwa gabungan dari beberapa kata berikut sangatlah umum
di diri kita. Misalnya: ‘I love you’ , atau ‘kita putus aja deh’, ‘ aku
benci kamu’., dan masih banyak yang lainnya. Ini menandakan bahwa: kata sangatlah tidak jauh untuk berhubungan dengan perasaan. Layaknya, kakak beradik, mereka selalu mengikuti.
Misalnya,
‘ aku cinta emak karena allah ‘ mungkin di dalam perasaanya masih ada
rasa kesal , ngambek, atau marah. Lalu, setelah di mengucapkannya. Apa
yang terjadi? Yang terjadi adalah melupakan perasaan negatif dan menjadikannya sesuatu yang baik dari hidup kita. Hanya karena sebuah kata..
Tapi,
ingatlah satu hal untuk bekal di masa depan: bahwa kata dan perasaan
memang saling mengikuti. Tapi tetap saja ‘sifat’ mereka berbeda. Kita
tahu sendiri, bahwa kita bisa mengucapkan sebuah kata yang sangat berbeda dengan perasaan kita di kondisi tertentu. Itulah yang namannya kebohongan.
……………….
13 januari 2012 - 06.25 am
Disinal
gue berada, di sebuah angkot yang sedang menuju sekolah gue. Lalu,
tepat di depan mata gue, terdapat orang yang seumur hidup takan bisa
berbicara, takkan pernah mengeluarkan kata apapun dari mulutnya. Dengan
menggunakan bahasa tubuh, ia ‘berbicara’ pada sopirnya untuk
memberhetikannya di suatu tempat.
Gue tersenyum lebar.
Betapa
gue enggak mengerti sama sekali bahwa sebuah kata itu pertama kali
dibuat oleh siapa. Dan sebelum ada kata, mereka menggunakan bahasa apa?
Dalam hati gue pula, disaat bersamaan, gue bersyukur.
Betapa gue bisa hidup disaat orang sudah mengenal banyak kata yang dapat membantu kehidupan kita kelak.
Dari
perkataan emak gue yang sering marah – marah, lalu dengan nasihat pedas
teman – teman gue untuk lebih memperbaiki diri lagi, dan berlanjut ke
guru – guru agar gue gak telat lagi dateng ke sekolah, hingga anak kecil
yang memperingati gue untuk tidak membuang sampah semabarangan.
Ya: mari kita bersyukur walau masih sempet ada perasaan kesal di hati kita. Bersyukur
untuk bisa benar – benar mendengarkan per-kata-an hingga hari ini.
Detik ini, dan menandakan bahwa kita masih ada. Masih patut tuk
diperhatikan.
Lebih baik mendengarkan perkataan orang lain daripada terus berdiam diri saja, kan?
Withmyhand: fadhil abdillah :D Mencoba lebih mendekatkan diri walau sama sekali belum pernah bertatap muka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar