Minggu, 26 Juni 2016

Hanya Berpendapat

Gue cuma mau berpendapat.
Mengeluarkan apa yang ada dikepala.
Udah.
Gitu aja.
Mau di kritik, oke gak masalah.
Mau minta gue ngapus tulisan ini? Hei, ini negara demokrasi. Bebas berpendapat loh.


Jadi gini kisahnya, belakangan ada kehebohan dikampus gue. Iya kampus gue. Gak perlu disebutkan nama kampusnya.

Ceritanya gini, sebelumnya kampus gue memukul rata Uang Kuliah semua mahasiswa dipukul rata. Misal, seperti angkatan gue tahun 2013 jurusan Ekonomi Syari'ah, dipukul rata 1,2 juta. Yap! Yang kata sebagian orang, harga yang luar biasa beda jauh sama kampus-kampus negeri lainnya bahkan ada yang 3-4kali lipat dari harga itu bahkan lebih. Murah? Ya. Bagi Mereka. Bagi gue sih bukan murah tapi wajar. Bagi yang gak mampu? Bisa jadi mahal.

Tapi gaes, tunggu dulu. Dikampus gue ada namanya bidikmisi untuk keluarga tidak mampu. Selain spp dibayarin kalau gak salah sih dapet uang saku juga. Nah, kurang baik apa beasiswa satu ini? Tapi inget, hanya untuk yang tidak mampu. Yang mampu jangan pura-pura gak mampu loh, dikabulin sama yang di atas saat masa tuanya gak mampu wah bisa bahaya kan ^^ Selain bidik misi ada gak sih? Adaaaa. Banyak. Untuk yang berprestasi juga ada kok makannya rajin belajar. Jadi menurut gue dipatok pukul rata juga gak salah kok. Gak usahlah demo-demo karena kemahalan, gak wajar, atau blablabla. Kampus lain yang mungkin kampusnya gak sebesar kampus gue malah berkali-kali lipat, gak protes kan? Mungkin sebelumnya ada yang protes soal tranparansi atau yaa beberapa hal lain. Menurut gue bagus. Minta transparansi? Hal yang baik ^^ Yap. Setiap kampus pasti punya pembukuan soal keluar-masuknya uang. Bicarakan dengan baik-baik sebagai orang terpelajar dan berpendidikan serta yaa liatin geh mahasiswanya ^^ ya gak sih? Gue sih sejujurnya belum pernah liat punya kampus gue karena entahlah, gue merasa percaya dan toh apa yang gue dapet sesuai kok. Lalu gimana yang kurang percaya? Menurut gue sih simpel, bicarakan dengan baik-baik dan nunjukin kaum terpelajar dalam berbicara. Misal gak dapet jalan keluar, ada beberapa hal yang menurut gue yaa gak harus dengan sesuatu yang buang tenaga fisik. Gue lebih suka orang-orang yang misal beda argumen lelah karena berpikir keras. Seperti dipengadilan, misal seberat apapun kasus, selesai juga kan karena menggunakan otak. Udah. Gitu aja. (hanya berpendapat loh) Soal yang pukul rata ini sejujurnya mau gue tulis banyak tapi, gue masih fokus baca salah satu buku sejarah ^^

Dan belakangan, atau yaa baru beberapa hari ini sih. Gue tau emang UKT dikampus gue sekarang sesuai gaji orang tua. Yes! setuju? Yes! Tidak setuju? Gimana menurut kalian.

Menurut gue. Hal ini gak salah asal gak ada yang pura-pura rumahnya kurang layak biar UKT murah atau apalah-apalah untuk mensabotase biar UKT murah. Tapi dilain sisi mungkin ada yang keberatan. Yang mungkin orang tuanya memang mampu tapi memang kebutuhannya tinggi misal punya anak 5 semuanya kuliah dan misal beberapa diantaranya kedokteran mungkin atau kuliah diluar negeri mungkin atau lainnya lah. Ada juga yang bilang, 'kok UKTnya mahal? Ortu saya bukan PNS.' loh memang yang mahal hanya orang tuanya PNS? Jadi pengusaha yang gajinya berkali-kali lipat dari PNS gak boleh mahal? Petani sukses yang hasil pertaniannya dibawa kemana-mana gak boleh lebih bayarnya? Kata gue cara bertanyanya salah. Seharusnya 'Kok UKTnya kurang sesuai ya? Orang tua saya tidak mampu membayar sebesar itu?' nah mungkin gitu benernya. Jelaskan orangtuanya kerja apa dan penghasilannya berapa. Diperjelas bukan digantung ^^ digantung gak enak loh. Mungkin sih-mungkin. Kalau bilang PNS yang mahal doang mah, asik dong yang misal orang tuanya pengusaha sukses punya cabang usaha dimana-mana ^^ Tapi inget lagi, jangan bilang misal UKT mahal masih dibawah 2juta ehhh ternyata punya hp android diatas harga 2juta bahkan 3jutaaan atau punya iphone terbaru? Jangan dong. Hp aja bisa dibeli masa' ilmu gak bisa difasilitasi? HP cuma bisa dipakai beberapa tahun loh bahkan ada yang mungkin rusak ditengah jalan. Kalau ilmu? Sampai kamu tiada bahkan sampai kamu diakhirat kalau ilmu kamu bermanfaat masih terhitung. Jadi, penting mana? Karena kadang, jujur, gue liat orang yang sibuk cari beasiswa menggunakan surat keterangan tidak mampu padahal hp aja baru beli ^^ yaelaaah.

Menurut gue lagi. Menurut gue hei. Gue mau berpendapat. Gak usah dilarang. UKT sah sah aja. Merasa berat? Ada banyak beasiswa loh. Kamu bisa mengajukannya. Syaratnya mudah. Rajin-rajin nyari info beasiswa dan setau gue sih yaa, beasiswa liat IPK juga jadi rajin-rajib belajar. Orang tua kamu kuliahin kamu taunya nyari ilmu bukan nyari pacar, banyak organisasi atau apapun itu. Kalau kamu udah memenuhi keinginan orang tua kamu ehh tetiba keinginan pribadi kamu terpenuhi misal pacar, organisasi, dan lain sebagainya, nah itu bonus ekstra. Jadi, yaa menurut gue sih, gitu. Iya gitu. Kalau masih merasa berat bisa menyampaikan kepada pihak kampus bukan kepada jejaring sosial dan ngomel-ngomel. Belum tentu pihak kampus baca. Nulis di jejaring sosial boleh. Sangat boleh. Selagi yang mengandung SARA loh. SARA. Inget. SARA dalam penulisan bahaya.Udah mahasiswa kan? Jelas tau apa itu SARA? Gak tau, yaelah. Ada google sayang ^^ sampaikan secara baik-baik bukan secara ngomel-ngomel tanpa jeda atau apapun itu. Tunjukkan kalau kamu calon mahasiswa terpelajar buka calon mahasiswa abal-abal. Yap. Dan nanti, kamu bisa mengajukan beasiswa. Santai, beasiswa terbuka lebar kok buat kamu yang rajin nyari info. Yang gue sayangkan gini, ada beberapa orang, entah, mungkin dia kelewat emosi atau apalah-apalah nulis di jejaring sosial soal keluhannya. Yakali kalau dibaca pihak yang bersangkutan, kalau gak? Hanya lelah hati. Lelah pikiran. Nah penyakit hati dan pikiran bisa ngerusak kesehatan daaan kalau masuk rumah sakit, hei biayanya gak main-main bisa buat bayar spp beberapa semester bahkan sampai kamu lulus. Serius. Karena gue ngalamin gegera banyak pikiran ngabisin uang yang setelah gue hitung-kalkulasi, memang bisa ngelunasin SPP gue sampai lulus ^^ Jadi, jangan sampaikan secara baik-baik, bicarakan dengan baik-baik dan tunjukkan cara bicara kamu dari kaum terpelajar. Jangan lelah hati. Lelah pikiran. Kepikiran sampe ngerusak kesehatan. Sakit. Dan, sakit itu gak enak. Mahal. Bukan mahal di biaya aja tapi liat berapa banyak waktu yang terbuang karena sakit. Udah gitu aja.


LALU, menurut gue manasih yang passss? Pukul rata atau sesuai gaji orang tua? Kata gue semuanya baik. Baik lagi kalau pembayaran uang kuliah sesuai IPK mahasiswa. Misal yang IPKnya 4,00 bayarnya 30-50% atau gratis bisa jadi ^^ ya kata gue sih. Hanya berpendapat. Jadi kan kalau mahasiswa yang serius, tinggal belajar. Belajar yang bener. Jadi ada motivasi buat belajar. Yap, motivasi bukan dari orang tua atau pacar doang, tdari dipotongnya uang kuliah, bisa juga ^^ Setuju? Gue sih setuju-setuju aja. Bukan karena gue merasa IPK gue 4,00 karena IPK gue gak sampe segitu. Tapi cara ini gue rasa keren. Seriusan. Biar gak ada lagi mahasiswa yang kuliah-masuk-duduk-entah dengerin dosen atau gak-yang penting lulus kalau udah terketuk hatinya. Mungkin kalau cara ini jalan, mungkin orang tua juga setuju, yaa biar anaknya rajin loh rajin gak cuma kuliah-nampang-atau apalah-apalah ^^

Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...