Rabu, 01 Agustus 2012

Good Bye Baby Good Bye (CERPEN)

Cerpen ini gue buat kmrn malem (30 Juli), waktu gue lagi bete, waktu gue lagi kesel, waktu gue lagi jengkel. Dan, kmrn gue inget masukan dari seorang temen. Alhasil, jadilah ini cerpen.
Kata gue sih ini BUKAN cerpen walaupun, ya ini cerpen. Bagi gue, ini lebih ke sebuah tulisan yang .... apa ya... gue bingung tapi Nisa Maulan Sofa pasti tau tulisan gue ini. wkwkw

CERPEN

Lana mengambil sebuah bolpoint di tas sekolahnya lalu, dia menulis sesuatu di atas kertas berwarna putih. Yang di tulisanya hanya  dua haruf, ‘A-Z’ yang menunjukkan awal dan akhir.

Kembali Lana memeriksa tas sekolahnya, di sana, hanya ada handphonenya lalu buku-buku tugasnya. Sepulang sekolah, Lana langsung ke kamar, membongkar tas lalu membereskannya.

Ada sesuatu yang mengusik Lana, sesuatu yang benar-benar membuatnya terusik belakangan ini bahkan amat termat sangat-sangat terusik.

’dear diary.... hari ini....’ Lana mencoba menulis sesuatu di buku hariannya, dia ingin meluapkan segalanya.

’bukan hari ini tapi, tahun ini. Ya, gue nggak pernah nulis diary sekali pun dalam hidup gue bahkan buku harian gue malah gue gambar-gambar kartun. Entah, hari ini gue tergerak untuk nulis ini, nulis-hal-gila yang ada di hidup gue’

Nafas Lana masih normal, dia tidak marah, dia tidak sedih, atau-lain-sebagainya. Yang dia lakukan hanya menulis dengan santai.

’Cinta itu penting, sangat penting. Maksudku bukan cinta dari keluarga atau teman, tapi cinta dari sebuah cinta anak SMU yang sulit ku-mengerti. bukan...bukan... maksudnya di-me-ngerti. rasanya seperti aneh mengejanya, berat sekali.'

'Cinta itu, indah, kata beberapa orang. Tapi, kataku, cinta itu adalah suatu kata yang tiada makna baku. Cinta itu memiliki banyak makna, banyak rasa, banyak pendapat, dan banyak anggapan-anggapan berbeda tentang cinta.’

’semua ini bukan tentang cinta yang kumiliki melainkan cinta yang sebentar lagi kumiliki. Cinta yang sama sekali membuatku benar-benar bisa menyayangi seseorang, cinta yang membuatku benar-benar tahu rasanya menyukai seseorang, mengkhawatirkan, dan memperhatikan namun, cinta itu sendiri membuatku dalam sebuah tanda tanya besar mengenai apa ini cinta atau ini hanya... entahlah, aku sendiri tidak mengerti’

Lana mengingat kejadian beberapa tahun lalu, lalu tahun lalu, lalu 3 bulan lalu, dan bulan ini. Semuanya benar-benar berjingkrak-jingkrak di kepalanya sehingga Lana merasakan kalau ada radiasi yang aneh pada otaknya padahal, itu mustahil, sulit di jelaskan atau di perjelas. Intinya sama saja, ’aneh’

’Aku menyukainya, hal itu tidak kudari tapi, perhatiannya benar-benar membuatku menyukainya bahkan ucapannya, caranya bicara, caranya berbincang, caranya tertawa padaku menunjukkan hal itu. Bahkan, beberapa kali, dia sempat mengucapkan kata-kata, bukan.... maksudku sebuah kalimat yang menuju ke hal lain, lebih tentang cinta. Aku hanya diam, menganggap, apakah ini benar sedangkan Aku, ya, ini untuk pertamakalinya Aku gugup dengan seorang cowok. Biasanya, Aku cenderung lebih santai ketika berbincang dengan teman-temanku yang cowok, bagaimana pun, aku tidak memilih teman, tidak sama sekali, cowok maupun cewek, bagiku sama saja, tidak ada batasan untuk berteman. Tapi, dengan manusia satu ini, rasanya aneh bahkan pembicaraanku agak sedikit tertata, tidak asal-asalan atau blak-blakan’

’mungkinkah ini cinta? Seperti film atau novel saja tapi, ini bukan itu, bukan. Ketika Aku mulai menunjukkan kalau Aku mulai menyukainya, dia hanya memberikan beberapa perhatian seperti biasanya, bertanya tentangku, dan lain-sebagainya. Tapi, dia tidak pernah sms karena, baginya sms ribet, lebih baik menelfon padahal, kalau menelfon, yang di bicarakannya hanya tentang pe-laaaa-ja-rannn! Menyebalkan bukan? Dia memang cowok yang cerdas, rajin, dan guru-guru menyukainya tapi, nggak segitunya kali’

Lana memperhatikan tulisannya lagi, dia tertawa.

’Eh tadi, gue pake ’GUE’ sekarang kok pake ’AKU’? aaa, sudahlah, sama saja, maklum yaa diary, gue lagi mengggggalau.’

Di perhatikan sekeliling kamarnya, tenang-hening-tentram. Kedua orang tuanya sedang pergi dan adiknya belum pulang sekolah sedangkan kakaknya sibuk di kampus. Lana kembali menulis.

’ketika sebuah lingkaran menjadi bentuk hati, itu sangat aneh. Gue juga ngerasa, eh merasa sangat aneh bin aneh double bin aneh tapi, nggak aneh buat orang yang jatuh cinta. Gimana nggak, siapa yang nggak luluh kalo di perhatiin seorang cowok yang rajin, ramah, baek, pinter pula, gayanya wow banget, sempurna dah, makannya banyak cewek yang suka tapi, sebelum ini, gue hanya berpikiran, dia itu temen lama gue, temen baeeekkk gue, temen yaa, hanya temen. Sampai akhirnya, gue putus sama pacar gue dan mantan gue itu bilang kalo gue mulai suka sama dia. Emang sih, gue sama si mantan gue itu pacaran cuma buat nama aja, biar nama kita makin di kenal gitu di sekolah. Haha gila kan? Pacaran yang sinting beginilah, hanya untuk kerjasama tapi, emang bener, nama gue sama si mantan jadi artis di sekolah’

’oke, nggak usah bahas mantan gue yang di sekolah satu ini yaa. Yang jelas, dia sama gue tetep bertemeeen dah. Semakin hari, di sekolah banyak yang bilang kalo gue sama cowok yang bernama Ken alias si cowok sempurna itu, yaa, cocoklah. Cocok banget kalo jadian. Berita mulai nyebar kesana-kemari sampe ke mading kelas, mading sekolah, bahkan mading online. Gila kan? Sinting bener yang buat itu berita tapi, gue seneng juga sih. Wo-wo-wo, dan Aku, eh gue maksudnya, gue tinggal nunggu dah kapan Ken nembak.’


Diingatnya kejadian beberapa bulan lalu tepatnya 3 bulan lalu, Ken menyatakan cinta sebanyak 2 kali pada Lana tapi, tiada jawaban yang keluar dari pita suara Lana. Lana hanya membisu lalu mengeluarkan suara lain, yaitu bahasan tentang pelajaran.

’Gue bingung, mulai nggak yakin, apa iya sih gue jatuh cinta. Terus blab la bla setelah gue deket sama Ken selama 4 bulan, eh ternyata mantannya Ken itu masih sayang sama dia, gue nggak sengaja baca sms-nya di hp Ken. Iseng-bin-iseng, gue penasaran, siapa sih mantannya Ken dan WOW! Mantannya itu temen lama gue, tetangga gue waktu rumah gue masih di Bandung. Gila kan? Shock dah, dan shocknya lagi, itu cewek masih cintee mati sama Ken. Aduh, kan gue jadi nggak enak. Waktu Ken nembak, gue tolak dengan pengalihan. Gila bro, entar dikira gue ngerbut pacar orang pula padahal, Ken sama si itu cewek udah putus 7 bulan lalu. Kan gila namanya kalo gue merasa ngerebut padahal mah kagak, kagak banget eys. Haram hukumnya bagi gue ngerebut pacar orang. Lama-lama-lama sekitar 1 bulan, gue agak jauh dari Ken, gue sibuk dengan kegiatan ekskul gue di sekolah. Tapi seling 1 bulan, Ken nembak lagi, eh waktu dia nembak, ada yang nelfon dan itu mantannya. Gue jadi nggak enak, yaa, gue pergi dari hadapan Ken. Sumpah, nyesek eys tapi dan tapi, sudahlah, toh cewek itu juga baek, cewek baek-baek.’

Lana tahu, kejadian itu tahun lalu dan sekarang dia mengingat kejadian tahun ini. Saat kenaikan kelas, Lana masih satu kelas dengan Ken, tetap satu kelas.

’udah naek kelas, gue sama Ken renggang banget sampe seisi kelas heran terus mading juga sepi sama berita gue sama Ken. Gue pikir, sudahlah, bukan jodoh gue kali dan gue berharap dia balikan lagi sama mantannya. Mantannya kan baek, ramah, cantik, dan yang jelas, setia. Tapi, waktu gue liat di TL-nya mantannya si Ken, eh itu cewek menggalau. Dia ngetarain bener-bener sakit hati dan ketika itu cewek nyari pelampiasan, dia tambah sakit hati, sakit-hati-sakit-hati. Gue jadi kasian sama itu cewek padahal kalo itu cewek mau, dia bisa dapetin yang lebih baik dari Ken. Nah ada update-an itu cewek yang bilang kalo Ken lagi deket sama cewek gaje’

Kali ini Lana tertawa mengingat hal itu. Dia ingat ketika di jalan, dia melihat mantannya Ken dan dia menyapa tapi agak canggung.

’karena gue masih suka sama Ken, gue penasaran, siapa sih yang deket sama Ken. OMG, gila dan sinting! Ken lagi deket sama seorang cewek sinting. Maksud gue, cewek itu satu sekolah dengan gue tapi beda kelas. Emang cewek itu cantik tapi, ampun dah kelakuannya. Udah cerewet, bawel, seenaknya sendiri sama orang, hampir nggak punya hati, dan banyak yang nggak suka lagi. Apa Ken cuma liat itu cewek dari tampangnya aja? Tapi, Ken tau gimana itu cewek, seisi sekolah juga tau.’

’Dan dengan keherananku, aku bertanya-tanya tapi akhirnya sedih, sesedih-sedihnya melihat Ken dekat denga seorang siswi di sekolahku. Terlebih, kedekatan mereka sangat terlihat. Apa dia sudah lelah menyatakan cinta yang selalu kugantung? Tapi, harusnya dia tahu kalau Aku juga menyukainya.’

Handphone Lana berdering, dari Vino. Vino adalah pacar pertama Lana di masa SMP, SMP kelas 2 tepatnya. Vino memang pacar pertama tapi bukan cinta pertama.

”Kak Vino...” sapa Lana karena sewaktu SMP, Vino adalah kakak kelasnya yang duduk di bangku kelas 3. Mereka berpacaran namun, lebih terlihat ke sebuah status karena Vino sibuk menghadapi UN serta mempersiapkan tes masuk SMA. Dan ketika SMA, Vino sekolah di Semarang sehingga Lana putus dengannya, ”Ada apa kak?”

”Dapetin nomor lo itu susah banget, gua tanya sana-sini sama temen-temen SMP itu rasanya kayak ngemis-ngemis buat makan.” ucap Vino terlihat kesal, ”udah 2 tahun lebih kita nggak ketemu dek, apa kabar?”

”Baik,”

”Kamu tau ini nomor Aku dari siapa? Apa jangan-jangan kamu ganti nomor tapi masih nyimpen nomor Aku?”

”Masih lah Kak, kan Kak Vino tau sendiri, dari jaman SMP, Aku itu males ngapusin kontak. Kalaupun ganti HP, yaa Aku salin.”

”O, yaudah, kamu belajar gih, Aku cuma mau mastiin kalo ini benaran nomor kamu.”

Lana mematikan handphonenya agar tidak ada yang mengganggunya menulis lagi. Dia kembali memandangi buku hariannya.

’nyesek banget ngeliat Ken deket sama cewek lain di sekolah. Walaupun dia deket dengan banyak cewek tapi, sama cewek ini deket dalam arti suka bukan dekat dalam arti temeeennn! Sumpah, gue sempet netesin air mata tapi, gue nggak mau malu dan gue ngambil minyak kayu putih, gue tetesin di idung gue. Gue bilang deh ke temen-temen sekolah gue kalo air mata itu bukan nangis tapi pedes karena kena minyak kayu putih. Alhasil, mereka percaya’

’eh, hari apa yang itu, lupa gue, gue ketemu mantannya Ken. Memang, kita sering ketemu tapi, kali ini mantannya Ken ngajak gue makan siang bareng. Katanya sih mau ngilangin rasa kangen sebagai tetangga lama. Eh sampe di tempat dimana kita makan, bla bla bla panjang lebar si mantannya Ken cerita banyak tentang Ken. Terus nanya sekarang Ken lagi deket sama siapa, gue jawab aja sama cewek aneh di sekolah.
Mantannya Ken : ”pantes, Ken berubah banget. Gue tau sebelum Ken deket sama cewek aneh ini, dia deket sama temen sekelasnya tapi, gue nggak tau siapa” kata mantannya Ken waktu itu, ”gue lebih seneng Ken jadian sama temen sekelasnya karena, gue liat Ken nggak berubah. Cewek itu pasti baek.”
Gue : ”ya, gue nggak terlalu banyak tau”
Bla-blabla-bla.
Gue nggak enak banget sama ini cewek. Cewek ini baek banget dah. Kalo boleh usul sama Ken sih, gue lebih suka dia balikan sama mantannya, jangan pdkt sama cewek reseh itu. Rela dah gue kehilangan cinta pertama gue tapi, asal sama mantannya aja, jangan cewek lain.’


Lana mengingat beberapa bulan lalu, cewek yang lagi pdkt sama Ken ngedatengin dia terus marah-marah. Otomatis Lana bingung padahal, Lana sendiri udah menjauh dari Ken, hampir kayak temen biasa hubungannya dengan Ken. Ketika itu, cewek itu terus melontarkan ucapan-ucapan yang tidak mengenakkan dan hati Lana benar-benar tersinggung tapi, Lana tidak mau ambil ribut. Kalau dia ribut, apa haknya dan untuk apa, itu adalah hal yang lucu sedangkan Ken, pacar saja bukan.

’sehabis gue makan siang sama mantannya Ken, gue jadi tau banyak hal. Ternyata Ken putus sama mantannya bukan karena suatu masalah besar. Ternyata dan ternyata, Ken yang mutusin hanya karena sudah bosan. Gila! Ken sinting! Cewek sebaik dia kok di gituin!’

’hari berganti hari, Ken makin deket sama itu cewek. Hati gue sih nyesek banget tapi, kok gue jadi mikir ya, kalau Ken cepet bosen sama pacarnya, berarti dia bukan cowok yang sempurna walaupun penampilan, otaknya juga sempurta, yaa yang  jelas hatinya nggak sempurna. TAPI+TAPI, gue tetep ada rasa suka, cinta malahan, sayang malahan. Waktu dia sakit aja, gue khawatirnya setengan idup, gila kan? Sampe gue pusing sendiri padahal, itu ngetarain kalo gue bego banget bisa stres gara-gara seorang cowok yang belum jadi pacar gue bahkan ’mungkin’ nggak akan jadi pacar gue’


Lana bingung, dia harus sedih atau justru bersyukur tidak menerima cinta Ken saat itu. Akan tetapi, hatinya benar-benar masih menulis nama Ken. Mantannya Ken yang jelas-jelas sudah di sakiti Ken saja masih sayang pada Ken jadi, apa yang ada dalam diri Ken sehingga ada beberapa wanita yang benar-benar menyayanginya? Apa dia punya jimat atau memang takdirnya seperti itu?

’inget Ken, gue jadi inget Kak Vino, kakak kelas gue waktu di SMP. Kakak kelas gue yang galaknya tingkat nirwana, nakalnya tingkat dewa, dan nggak peduliannya tingkat, tingkat apa lagi ya? Yang jelas, waktu itu kak Vino kesel banget sama gue karena gue orangnya terlalu baek sama temen-temen gue sampe gue nggak peduliin diri gue sendiri. Kata Kak Vino sih gitu walaupun, gue nggak ngerasa begitu tuh. Tapi, dia terus aja marah-marahin gue kalo gue bantuin temen-temen gue buat tugas atau apalah padahal, dia juga kadang di begoin sama temen-temennya. Setiap ada apa-apa, pasti Kak Vino yang nanggung beban, entah beban mental, beban fisik, atau beban harus kehilangan duit jajannya. Katanya sih solidaritas teman tapi, kak Vino oon banget. Waktu SMP banyak yang takut sama dia termasuk gue karena, buuh galaknya bro tapi, dia baek sama 4 orang temennya yang satu band sama dia. Huh, oon banget’

’kak Vino nyeramahin gue tapi, gue nggak mau di ceramahin. Gue juga heran, itu kakak kelas entah kenapa jadi jin di hidup gue, sering sms-in gue ini dan itu pake tanda seru seolah ngebentak gue. Bilang gue oon lah, bilang gue mudah di tipu lah, dan blab la bla buat gue naek darah. Tapi, gue tetep takut sama kak Vino jadi, gue mending milih diem dan bilang iya-iya aja. Huh, padahal gue berharap dia sms baik-baik, nanya gue lagi apa atau apa kek biar gue bisa pamer gitu. Gue pengen pamer kalo akhirnya kak Vino yang galak itu nggak galak sama gue tapi, eh gagal pamer dah.’

Lana beristirahat sebentar untuk menulis. Dia mengambil segelas air putih di dapur dan sedikit cemilan lalu ke kamar kembali. Sebelum menulis, Lana melihat isi lacinya, ada foto-foto Vino sewaktu SMP dahulu, saat mereka masih bersama.

‘kak Vino itu di sekolah kayak nindas gue, sering jitakin kepala gue, hampir dah tiap hari di jitak seolah gue sasaran kayak di film Boys Before Flower yang jadi Geun Jan Di nya, huh tapi, dia bukan Lee Min Hoo nya alis Jun Pyo nya. Semakin hari, itu orang makin bilangin gue oon dalam memilih temen dan lagi-lagi jitakin kepala gue setiap ketemu. Bahkan, gue jadi males ke kantin karena pasti ketemu dia. Ehh, entah kenapa, suatu hari yang sinting, dia ngajak gue ke ruang musik sekolah. Disana ada temen-temen satu bandnya, kata kak Vino, bandnya akan nyanyiin sebuah lagu. Haduh, kak Vino bukan vokalisnya di band itu, dia itu gitarisnya tapi, dia yang nyiptain lagu. Akhirnya, gue dengerin dah itu lagu, itung-itung hiburan gratis dan wow! Setelah selesai itu lagu, temen-temen kak Vino ketawa-ketawa. Kata mereka, lagu itu ada maknanya. Ya gue tau lagu, semua lagu ada maknanya dan gue nanggepin itu lagu sebagai pernyataan cinta yang mendalam. Daaannn WOW, kak Vino nembak gue. Entah karena gue tersentuh atau apa tapi, gue nerima kak Vino.’

Lana tertawa mengingat pacar pertamanya, pacar pertamanya yang tidak lain kakak kelasnya sendiri, kakak kelas yang beda satu tingkatan.

’herannya gue pacaran sama nggak pacaran itu sama aja. Dia tetep galak sama gue tapi, gue jadi lebih berani ngomelin dia. Dan satu lagi, walaupun dia galak, ada waktunya dia baik ke gue, layaknya manusia waras yang ngomong, bukan orang sinting. Dia ngasih motivasi gue buat belajar padahal, dia sendiri jarang belajar.’

’yang buat gue heran, kak Vino itu kelewat jujur, kelewatan jujurnya. Malah lebih ke jujur yang menurut gue itu oon banget. Masa dia selingkuh izin ke gue dan oon nya gue, gua ngizinin terus oon nya kak Vino dia ngenalin selingkuhannya ke gue. Tapi, saat perkenalan, kak Vino bilang kalau gue ini sahabat baiknya. Hal itu terjadi sampe 4 kali dan sama aja, izin, terus di kenalin. Sinting ya? Gue nggak marah padahal kak Vino pacaran sama cewek lain. Kata kak Vino sih, walaupun ada sejuta cewek yang dia pacarin tapi, yang dia sayang cuma gue. Gombal gambul banget kan? Eh, tapi, gue santai karena waktu itu pacaran anak SMP, pacaran yang cuma iseng-iseng aja. Ya nggak sih diary?’

’soal putus, simpel banget, cuma bilang putus yok terus yaa putus dah. Wow banget kan? Eh terus gue ganti nomor, bukan karena gue mau lupain kak Vino tapi, gue bete sama operator yang lama. Dan, gue nggak ngasih tau nomor baru gue ke siapa-siapa kecuali ada yang nanya, males eys ngasih tau kalo gue ganti nomor, ribet.’

’sekarang, kak Vino dateng tapi, OMG, kalo boleh gue minta sama Tuhan, gue pengen jatuh cinta sama kak Vino yang jujur tapi, kenapa hati gue masih nulis nama Ken dan Ken dan Ken? Oon banget kan gue! Apa ini yang namanya cinta?! Tapi, Ken itu jahat! Dia nyakitin mantannya dan mungkin dia bisa nyakitin pacarnya yang berikutnya!’

Lana menutup buku hariannya lalu tertidur. Dia ingin beristirahat, rasa kantuknya benar-benar tidak tertahan.

**

Matahari cerah menyinari kamar Lana, Lana terbangun lalu mandi, ganti baju dan ke halaman tanpa sarapan. Ini hari minggu jadi Lana ingin berjalan-jalan mencari udara pagi yang segar.

”Hei!” seseorang datang dengan berlari lalu menjitak kepala Lana, ”cewek itu nggak boleh jalan sendirian! Oon! Bahaya!”

”Kak Vino?!” Lana terkejut, ”lagi-lagi kak Vino, ish!”

Lana kesal karena jitakan lagi, jitakan lagi, baginya, itu menyebalkan walaupun, agak lucu juga.

”Kita pacaran waktu kamu kelas 2 SMP, udah 3 tahun kita pacaran.”

”Hah! Sejak kapan?!”

”Memang, emangnya kita pernah putus, kamu tetep pacar aku geh.”

”Sinting!”

”Oon-oon, waktu Aku selingkuh itu bukan selingkuh tapi karena mau tau, kamu cemburu nggak sih. Eh sampe 4 kali aku selingkuh, kamu nggak cemburu. Heran,”

Lana terdiam, ucapan Vino benar dan tidak mungkin Vino berbohong karena Vino buka orang yang suka berbohong walaupun terdesak.

”Aku sayang sama kamu.” Vino memeluk Lana dan Lana bingung, ”aku bertobat, aku belajar dengan baik, nggak galak lagi, nggak buat masalah di sekolah, nilaiku baik-baik semua, aku juga nggak pacaran dengan siapa-siapa kecuali kamu.”

”O,” jawab Lana singkat.

Lana kembali berjalan dengan diikuti Vino dan Vino, dia terus mengikuti Lana sampai Lana terhenti ketika melihat Ken bersama seorang wanita. Wanita itu tidak lain cewek sinting di sekolah, ternyata Ken sudah pacaran dengan cewek itu diam-diam tapi, kali ini mereke bertengkar. Terdengar suara kalau Ken selingkuh lalu Ken memutuskan hubungan dengan cewek itu. Tega sekali Ken.

”Aku nggak akan kayak gitu, Aku sayang sama kamu. Tanpa pembuktian cinta, dari dulu, hati aku milik kamu.” ucap Vino sambil memeluk Lana erat, ”dua orang yang ribut itu berisik, ckck.”  lalu dia melepaskan pelukannya.

Kebetulan sekali, Lana bertemu dengan mantannya Ken di jalan. Mantannya yang baik hati, ternyata sudah menggandeng cewok baru.

”Hei, lo liat Ken ribut di sana itu nggak?” tanya Lana.

”Iya, ada-ada aja ya. Untung gue disadarin sama dia,” ucap mantannya Ken sambil melirik ke cowok yang di gandengnya, ”gue nggak sadar ada cowok yang bener-bener sayang sama gue dan gue malah dulu nangis-nangis demi balikan sama Ken. Untung-untung gue sadar.”

”Iya, untung-untung gue nggak kayak lo.” jelas Lana.

”Iya Lan, gue tau sebenernya cewek yang dulu deket di kelas sama Ken itu elo kan?” Lana menggangguk, ”udah, kita kan sudah sadar sesadar-sadarnya. Oh iya, kenalin, Oza, sahabat gue sekaligus pacar gue.”

”Lana,” Lana memperkenalkan diri, ”kenalin, Vino, pacar gue sejak.... sejak 2 tahun lalu, eh hampir 3 tahun ini malahan kita pacaran.” ucap Lana dan wajah Vino langsung senang lalu menjitak kepala Lana, ”sakit tau!”

”2 tahun, 8 bulan, harus di rayain.” ucap Vino, gimana kalo siang nanti kita makan siang bareng?” tawari Vino ke Oza dan ke mantannya Ken, ”udah, setuju aja.” Vino memaksa lalu kami tertawa bersama.

’dear diary, cinta itu nggak selalu bener tapi, cinta itu menunjukkan ke jalan yang benar. Walaupun orang yang disisi kita bukan karena cinta, setidakny..., ada rasa saling percaya dan itu lebih dari cinta karena, cinta akan tumbuh dengan sendirinya lalu, aku dapat memastikan, itu akan menjadi cinta sejati yang abadi. Selamat tinggal diary ku, gue capek nulis diary padahal cuma 2 hari dan 2 kali gue nulis gini. Ckck,’
                                                                TAMAT

Oh iya, judulnya nggak nge-pas banget alias nggak sinkron sama isinya yak? wah, entahlah, waktu buat judul, gue lagi dengerin lagunya T-ARA jadi ikutin judul lagunya T-ARA sajalah ^_^
Komentari lebih ke maknanya yaa, wkwkwk (maksud banget sih gue)
note : cerpen ini gue buat sebagai selingan waktu gue ngedit novel tentang yang ada tokoh Awannya ituloh, yang blm gue kasih judul tp ada tokoh Awannya. Udh pernah gue post, haha (gaje banget sih gue padahal, nggak-nggak-n-gg-a-aakkk ada yang nanya)

*buat Nisa : coba endingnya gini aja ya jangan kayak kata gue kmrn, wkwkwk #maksud

K-Cau

Dan, ketika orang-orang bilang bahwa apa pun pilihan kita itu ada saja konsekuensinya. Ya, bagi gue bener tapi, ada saatnya pilihan apapun yang kita pilih dalam hidup itu malah menjadi tanda tanya besar, sangat besar. Maksud gue bukan tanda tanya karena bingung tapi karena nggak ada jawabannya.

Wow, aneh banget kan?

coba geh, pernah nggak sih kalian di hadapkan di dua pilihan dan HARUS memilih. Ketika kalian telah memilih, banyak pertanyaan yang muncul tapi, nggak-ada-jawaban atas itu semua. Nah, kacau kan jadinya?

01 Agustus 2012 #Diary-Diary-Diary

Uwow banget hari ini. Maksud gue bukan harinya yang 'wow' tapi, kejadiannya 'wow'. Eh nggak terlalu 'wow' juga sih tapi lumayan 'wow' dikit.

tadi pagi, gue jengkel soalnya, tugas penjas yang buat power point itu, gue sendirian yang ngerjain. Tugasnya sih sebenernya kelompokan tapi, gue ngerjain sendiri. Ya gue nggak tau dia-org pada mau ngerjain apa nggak tapi deetline kurang sehari, pada nggak ada yang peduli. Alhasil, dari pada gue nggak dapet nilai, gue kerjain sendiri dan semaleman gue nggak tidur sampe pagi. Gila nggak? orang pada saur, gue masih ngerjain tugas. Ampun dah,

Eh waktu di sekolah, itu blm selesai tugasnya. Masih ada yang kurang. Entah ada jin apa, si Akbar yang biasanya cuek banget tiba-tiba bilang kalo dia udah buat separo. Yaa langsung dia masukin datanya ke notebook gue, terus, wow banget ternyata itu yang kurang. Jadi, yaa lengkap tugasnya. Dan entah kesambet jin apa lagi, Akbar mau ngedit tugasnya. Rajin gitu tuh anak tapi, haha baguslah, masa iya gue yang ngedit?

endingnya, tugas kelompok gue selesai, di kumpul dan lengkap

---

selesai








Earning Per Share

a.      Definisi Earning Per Share Earning Per Share (EPS) atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberik...